Selasa, 26 November 2019

Generasi Milenial vs Generasi Kolonial

Istilah milenial sangat populer sejak 5 tahun lalu. Acara-acara dilabeli milenial milenial milenial. Jalan sehat milenial. Parade musik milenial. Belakangan pejabat milenial macam Menteri Pendidikan Nadiem Makarim.

Minggu lalu Presiden Jokowi mengangkat staf khusus yang milenial karena usia mereka relatif muda. Rata-rata masih kepala tiga.

Menurut saya, yang benar-benar generasi milenial ya mereka yang lahir mulai tahun 2000. Milenium baru. Generasi yang tidak kenal mesin ketik. Tidak menikmati musik lewat kaset dan tape recorder. Jarang baca koran atau media cetak.

Selasa pagi, 26 November 2019, seperti biasa, saya nggowes sepada lawas. Khas generasi lawas. Entah mengapa saya lebih suka sepeda keluaran di bawah 1980an ketimbang sepeda-sepeda milenial produksi Sidoarjo yang sangat terkenal itu. Sepeda milenialku malah saya pinjamkan dan (kayaknya) tidak akan kembali.

Setelah mengayuh 30an menit, kecepatan rendah, mampirlah di warkop. Baca koran pagi. Sebagian besar warkop di Surabaya dan Sidoarjo memang berlanggan Jawa Pos. Peminat surat kabar cetak masih banyak. Ada juga beberapa anak milenial yang suka baca koran.

Ada judul menarik. Tidak Ada Milenial, Hanya Kolonial.

Ini karena 8 staf khusus Wapres KH Maruf Amin bukan generasi milenial. Tidak ada yang di bawah 40 tahun. "Karena Kiai dari generasi kolonial, ya banyak yang kolonial lah," kata Masduki staf khusus Wapres Maruf Amin.

Generasi kolonial.

Istilah yang sangat menarik. Generasi yang lahir pada masa kolonial. Alias sebelum tahun 1945. Di masa Orde Baru generasi kolonial ini biasa disebut angkatan 1945. Angkatan (generasi) yang terlibat langsung atau tidak langsung dalam perjuangan fisik untuk kemerdekaan.

Generasi kolonial itu sebenarnya mereka yang lahir sebelum 1950. Sebab faktanya kolonial Belanda masih bercokol di Indonesia sampai 27 Desember 1949. Indonesia baru benar-benar bebas merdeka dari Kerajaan Belanda pada 1 Januari 1950.

Suka tidak suka, generasi kolonial ini sangat tangguh. Wapres Maruf Amin 76 tahun, jelas generasi kolonial. Orang-orang yang berusia di atas 70 tahun pun masih banyak yang mengurus partai politik, ormas, dan sebagainya.

Di luar negeri generasi kolonial juga banyak. PM Malaysia Mahathir 94 tahun. Tun M ini hebat banget. Di usia yang mendekati satu abad omongannya tetap kritis, tajam, dan jernih. Saya sering mengikuti pidatonya yang berisi otokritik terhadap etnis Melayu kaumnya sendiri.

Usia Prabowo 68 tahun. Bisa dibilang generasi kolonial juga. Ia masih punya kesempatan untuk nyapres lima tahun lagi. Apalagi sekarang ia dapat kesempatan "magang" sebagai menteri pertahanan.

3 komentar:

  1. Sepeda Jepang yang unik dan robus.
    Tahun 50'an dirumah saya di Denpasar ada 5 unit sepeda onthel.
    Sepeda laki Fongers ukuran ban 28 Zoll.
    Sepeda wanita Hercules ukuran ban 28 Zoll.
    2 Sepeda wanita, lupa merek nya, ukuran ban 26 dan 24 Zoll.
    Yang ke-5, sepeda laki, kami sebut Sepeda Jepang.
    Sepeda Jepang itu tunggangan engkoh nomor 7, warna cat-nya abu-abu orisinil, seperti warna cat mobil angkatan laut.
    Bentuk stang-nya seperti stang sepeda balap, tidak ada rem-tangan, hanya ada rem-kaki, tidak ada merek, tidak ada lampu.
    Sepeda itu adalah tunggangan dinas tentara Dai Nippon. Dengan sepeda2 itu lah, tentara Jepang menyerbu Singapore melalui jalan darat, via Malaya, dan seterusnya ke Hindia Belanda.
    Sepeda Jepang kami itu adalah sepeda-nya Kempetai yang bertugas di Denpasar, setelah Jepang kalah, sepeda itu dirampas oleh pejuang kemerdekaan, dan dijual kepada ayah-saya.

    BalasHapus
  2. Haiya... sepeda fongers itu yg paling disukai tuan2 komunitas sepeda tua. Kebetulan markasnya Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti) di daerah Waru Sidoarjo.

    Saban tahun ada jambore nasional sepeda tua di Sidoarjo. Ada macam2 sepeda onthel tempo doeloe yg bagus2 dan masih kuat.

    BalasHapus
  3. Bedanya generasi kolonial dengan generasi milenial mengertikan kalimat bahasa Indonesia.

    Yang suka konde, Ahok atau Ir. Soekarno .
    Yang lebih suka konde, Ahok atau Ir. Soekarno.

    Apakah di kalimat pertama ada maksud MEMBANDINGKAN kedua tokoh ?

    Orang bertanya boleh2 saja, tetapi pertanyaannya agak nyeleneh.

    BalasHapus