Tiga imam baru ditahbiskan di Gereja Roh Kudus, Purimas, Rungkut, Surabaya. Ketiganya ordo Societas Verbi Divina (SVD) atau Serikat Sabda Allah.
Inilah kali pertama tahbisan imam diadakan di gereja paroki. Biasanya dipusatkan di Gereja Katedral Surabaya. Imam-imam praja ditahbiskan bareng dengan imam-imam kongregasi macam SVD.
Tuaian banyak tapi pekerjanya sedikit. Kebun anggur Tuhan begitu luas. Di seluruh dunia. Karena itu, pater-pater baru tidak akan pernah kesulitan cari job. Beda dengan sarjana-sarjana yang harus melamar di sana-sini.
Pater Siprianus Jegaut SVD asal Rejeng, Manggarai, Flores, ditugaskan di SVD Provinsi Jawa. Pater Joan Nami Pangondian Siagian SVD asal Bandar Purba, Aceh Tenggara, Keuskupan Agung Medan, bermisi di Polandia. Kemudian Pater Kondradus Tampani SVD asal Oekam Keuskupan Agung Kupang, NTT, penempatan di Bolivia.
Luar biasa!
Pater-pater SVD asal Indonesia langsung bertugas jauh di negara lain. Ada yang di Amerika Latin, Eropa, Afrika, hingga Tiongkok (tepatnya Taiwan). Negara Tiongkok masih belum ramah dengan misionaris Katolik.
Pater Siagian yang ditugaskan di Polandia sangat menarik. Meski berdarah Batak, sejak kecil dia lahir dan besar di Aceh Tenggara. Provinsi yang dikenal sangat fanatik beragama. Toh, ada saja yang mampu mendengar suara Tuhan memanggil.
Kalau pastor-pastor asal Flores, atau NTT umumnya, sih sudah lazim. Bahkan saat ini pimpinan tertinggi alias superior general SVD di Vatikan adalah orang Flores Timur. Pater Leo Budi Kleden SVD asal Waibalun, kampung di dekat Larantuka.
Misi Pater Siagian di Polandia sangat menarik. Inilah arus balik misionaris SVD dari Indonesia, negara mayoritas muslim, ke Polandia. Kita tahu rombongan misionaris asal Polandia dikirim ke Indonesia tahun 1964. Mereka kemudian jadi pastor-pastor yang sangat hebat.
Ayas jadi ingat Pater Josef Glinka SVD. Mendiang pater asal Polandia itu cukup lama bermisi di Flores sebelum ditarik ke Surabaya. Pater Glinka jadi profesor antropologi Universitas Airlangga.
Ada lagi Pater Stanislauw Pikor SVD, kawan Pater Glinka di Surabaya. Pater Pikor ini juga hebat. Khususnya menangani manajemen dan aset-aset SVD di tanah air. Pater Pikor juga sudah pulang ke rumah Bapa.
Kedatangan rombongan misionaris SVD (dan kongregasi lain) ke Nusantara tampaknya tak akan lagi terjadi. Alih-alih jadi misionaris, orang Eropa dan USA makin lama makin jauh dari gereja. Sulit mengharapkan panggilan subur untuk kebun anggur Tuhan.
Pater Siagian SVD tentu tak akan kesulitan bertugas di Polandia. Sebab bahasa Inggris dikuasai dengan baik rakyat Polandia. Beda dengan Pater Glinka dkk dulu yang awalnya sangat kesulitan karena orang-orang kampung di NTT tidak bisa berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Bahasa Indonesia pun tidak lancar.
Pater Tampani SVD yang bertugas di Bolivia pun tak akan sesulit pater-pater misionaris awal di Nusantara tempo doeloe. Apalagi Pater Siagian dkk ini bermisi di negara-negara yang sudah Katolik. Atau paling tidak Katoliknya pernah sangat dominan.
Selamat untuk tiga pater baru!