Rabu, 01 Februari 2023

MK kembali tolak gugatan nikah beda agama

<< Ramos Petege, a Catholic man, was aggrieved at the Marriage Law's ambiguous stance on interfaith marriage after he and his Muslim partner of three years' marriage wish was annulled.

Ramos questioned Article 2 paragraphs 1 and 2 of the Marriage Law, which he believed contained legal uncertainty. Paragraph 1 states that marriage is legal if it is carried out according to the laws of one's religion and belief, while paragraph 2 states that every marriage is recorded according to the prevailing laws and regulations. >>

Itu berita lama di The Jakarta Post. Tak banyak media utama yang muat berita gugatan Ramos tentang pernikahan beda agama di Mahkamah Konstitusi. Nikah beda agama memang dilarang di Indonesia. Alias ilegal.

Ramos dari Papua mengalaminya. Juga ratusan, mungkin ribuan pasangan lainnya. Tapi selalu ada pintu darurat untuk menyiasati kasus kawin campur yang pelik itu. Yang ilegal bisa dibuat legal.

Semua bisa diatur.. kalau mau.

Ramos Petege bukan tipe pelaku nikah beda agama yang main siasat atau akal-akalan. Maunya lurus. UU Perkawinan tahun 1974 dianggap bermasalah. Tak ada ruang untuk Ramos yang Katolik dan pasangannya yang Islam untuk diakui pernikahannya oleh negara Indonesia.

Ramos bukan orang pertama. Sudah ada beberapa orang yang gugat pasal-pasal di UU Perkawinan itu. Hasilnya ditolak semua oleh MK.

Maka, sudah bisa diduga, gugatan Ramos ditolak MK kemarin. Namun, 2 hakim konstitusi punya pendapat berbeda. Tujuh hakim konstitusi copas aja pertimbangan hukum lama untuk menolak gugatan Ramos. Intinya, nikah beda agama ilegal di Indonesia. Haram hukumnya. 

Ramos malah disalahkan. Sudah tahu pacar beragama Islam kok nekat menikah beda agama? Mengapa tidak jadi mualaf? Atau mengapa pasangannya ikut agama suami saja?

Mengapa tidak nikah di Singapura saja? Atau di negara-negara lain yang hukum sipil pernikahannya sama sekali tidak dikaitkan dengan agama apa pun.

Bagaimana kalau orang Indonesia yang tidak beragama hendak menikah? Penganut agnostisme misalnya? Pelakon agama-agama asli Nusantara?

Masih banyak pertanyaan lain soal nikah beda agama yang tak akan ada habisnya. Dan, nikah beda agama ini selalu akan terjadi di negara majemuk macam Indonesia. Dan, bisa jadi akan ada gugatan lagi di masa depan.

Nikah beda agama ini juga termasuk pasangan Katolik dengan Kristen Protestan, Pentakosta, Baptis, Karismatik, Advent Hari Ketujuh, Reformed dan ratusan denominasi lainnya.

Gereja Katolik sendiri menganggap pernikahan umat Katolik dengan Protestan, Pentakosta dsb bukan beda agama, tapi beda gereja. Disparitas cultus, istilah resminya. Kalau dengan Hindu, Buddha, Islam dsb disebut mixta religio.

Di era media sosial ini kita jadi semakin tahu sikap dan pandangan gereja-gereja (bukan Katolik) soal kawin campur. Betapa kerasnya penolakan gereja-gereja protestan terhadap nikah umat Protestan dan Katolik. Keras, tajam, kasar.. seakan Katolik itu begitu buruk dan sesat.

Pendeta Stephen Tong termasuk paling keras menghantam Katolik di YouTube. Begitu juga pendeta-pendeta Protestan asal NTT di YouTube.

 "Kalau ada anak muda Protestan yang pacaran dengan orang Katolik saya minta segera putussss!" kata pendeta Atock dari Kupang disambut tepuk tangan jemaat.

"Kalau Saudara kawin dengan orang Katolik nanti Saudara basuh muka saban hari dengan air mata," kata Pendeta Stephen Tong disiarkan luas di YouTube dan media sosial.

Bagaimana kalau pemuda Protestan aliran Tong GRII mau nikah dengan gadis Bethany aliran karismatik, bahasa roh, haleluyaaaa? Apakah cuci muka dengan air mata juga? Tong pasti punya penjelasan dan eksposisi panjang lebar.

Ayas jadi ingat sistem perkawinan nenek moyang Lamaholot tempo doeloe. Belum ada agama Katolik, Protestan, Islam, Buddha, Hindu, dan sebagainya. Hukum adatnya tidak rumit. Siapa saja boleh menikah asalkan sama-sama manusia, pria dan wanita.

Yang berat pasti belis atau maskawin gading gajah itu. Saking beratnya seorang laki-laki almost impossible punya lebih dari satu istri. Dan tak ada perceraian.

Ayas jadi ingat lagu lama John Lennon: Imagine that no countries... and no religion too! 

17 komentar:

  1. Lagu John Lennon yang sangat bagus, dan cocok utk ideologi saya yang agnostik, dan suara saya di nada dasar C.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau agnostik malah tambah angel ngurus pernikahan. Bisa dianggap atheis, komunis dsb.
      Tapi di sisi lain agnostik lebih aman karena tidak perlu sulit² ngurus izin pembangunan rumah ibadah.

      Hapus
    2. Saya punya seorang teman di Jakarta. Dia pernah tanya kepada saya, agama mu apa ? Saya bilang, gua tidak punya agama. Di surat akta kawin dan surat akta kelahiran anak2, agama saya ditulis " orB ", agama baru ( ohne religiöses Bekenntnis ).
      Teman itu bilang, dia penganutnya pendeta Stephen Tong. Dia juga bilang, si Tong kalau kothbah enak didengar dan meresap di kalbu, orangnya ciamik pokok e .
      Bagi ku, persoalan agama tidak ada artinya, bak flatus.
      Gara-gara membaca tulisan Bung Hurek, barulah aku sadar, bahwa ternyata si-Tong memang sangat pandai sekali.
      22 tahun aku duduk di bangku sekolah, puluhan ribu halaman dari berbagai buku2 telah ku baca, baru aku sadar : " Kawin sama orang katholik, berakibat tiap hari berbasuh air mata ".
      Jancuk, mengapa aku tidak kenalan sama si-Tong 60 tahun yang lalu. Aku kenal istri-ku yang katolik tahun 1963, hubungan itu dikukuhkan tahun 1976 dengan perkawinan diberkati Pastor Katholik di depan Goa Maria Lourdes, dengan ijin surat dispensasi dari kantor Keuskupan Agung.
      Setelah kawin sedemikian lama, setelah tuwuk berbasuh air-mata, sekarang air-mata ku habislah sudah, bagai daun daun kering. Nasib-ku kok seperti Mbak Maya.
      Begini salah, begitu salah, aku jadi bingung sendiri, buat apa aku menerima Sakrament Pernikahan ?

      Hapus
    3. Kalau untuk ngurus surat pernikahan saja, seorang agnostik seperti saya akan ikut suami atau ikut istri, tanpa peduli.

      Hapus
    4. Gara2 Kang Hurek, saya seumur hidup baru pertama kali, satu menit yang lalu menonton si-Tong di Youtube, selama 2 menit.
      Tahukah Kakang, teman-ku di Jakarta yang bilang si-Tong adalah orang ciamik, adalah salah satu konglomerat terkaya di Indonesia. Masya Allah, apakah teman-ku itu sudah jadi sinting kesambet, kok orang mata duiten kayak si-Tong dibilang orang ciamik. Dengar ocehannya isun mau muntah.
      Tong bilang uang-perpuluhan adalah milik Tuhan-nya si-Tong, jadi harus diserahkan kepada Tong, tidak boleh diberikan kepada orang miskin yang kelaparan. Kalau mau kasih extra kepada orang miskin atau yang tertimpa bencana, itu urusan kalian sendiri, tidak ada hubungan dengan uangnya Tuhan. Jancuk, sejak kapan Tuhan minta uang ? Pokoknya kalau wong cino sudah sebut-sebut Tuhan dari lubang mulutnya, pastilah orang itu sangat suspekt.

      Hapus
    5. hehehe... begitulah Rev Tong dan para gembala 10% ngoceh sejak dulu. Kutipan ayat-ayatnya juga mudah ditebak.

      Rev Tong ini memposisikan diri sebagai Calvin yg berkutat dengan apologetika. Yang diserang bukan hanya katolik tapi gereja² aliran lain macam bethany dsb. Yang benar ya dia orang sendiri. Kita orang ya salah kabeh. Apalagi soal ikah dengan orang katolik ☕

      Hapus
    6. Bung Hurek, Rev Tong iki wis tuwo. Wis menurun kemampuan kognitifnya. Jadi ya dimaklumi saja. Saya punya teman dari SMP, yang merupakan pendeta di GRII. Dia termasuk anak buah kesayangan Pak Tong. Seorang pianis kelas dunia juga. Tetapi cara bicaranya tidak spt Pak Tong. Dia menghormati Gereja Katolik, karena dulu SMP, SMAnya di sekolah katolik juga.

      Hapus
    7. Waktu SMP saya indekost di rumah seorang bibi, mbokde=kowpo=saudara sepupu perempuan kakek, di Surabaya. Setiap hari mulai pukul 10 pagi berdatanganlah para cimpo2 saya ke rumah kowpo tempat saya indekost. Cimpo2 datang untuk menghabiskan waktu dengan berjudi main kartu ceki cina. Para cek-kong pergi kerja ke kantor di Pecinan, Pasar Pabean, sedangkan para Cimpo nganggur, tidak tahu mau ngapain. Minimum 3 orang, (satu meja judi), tetapi kebanyakan 7 samapai 10 orang,(judi 2 meja).
      Jadi Bibi harus selalu menyiapkan makan-siang untuk para famili itu. Sekali tidak jadi soal, tetapi tiap hari, ber-tahun2, bisa modar uang belanjanya. Para perempuan itu main mulai pukul 10 sampai pukul 16, pukul 12 makan siang.
      Setiap babak permainan judi (puak-kiau), yang menang diwajibkan membayar sedikit dari uang kemenangan untuk biaya konsumsi. Uang iuran wajib itu disebut Uang " TONG ".
      Stephen Tong orang hokkien, seperti saya, pasti dia tahu apa itu Uang-Tong.
      Si-Tong mengutip Ayat Matthäus 22:21 yang kira2 berbunyi demikian: Berilah uang pajak kepada Sri Mulyani, dan Uang-Tong kepada ku.

      Hapus
  2. Itu kelebihan orang agnostik. Rileks, luwes, ikut arus aja kalau sekadar ngurus sertifikat nikah. Beda dengan para pemeluk teguh di Indonesia yg sangat keras soal agama ini.

    Jangankan nikah beda agama, sama² kristen aja bisa batal kalau satunya baptis percik vs baptis selam. Apalagi sama orang katolik seperti ceramah² di Youtube itu.

    Kayaknya cuma katolik dan buddha saja yg membolehkan nikah beda agama (syarat & ketentuan berlaku).

    BalasHapus
  3. Bedanya:
    * Agnostik. Tidak ada bukti bahwa Tuhan itu ada. Ttp juga tidak ada bukti bahwa Tuhan itu tidak ada. Orang yang berpegang kepada sains kan menganggap itu posisi yang paling masuk akal.
    * Atheist. Tidak percaya akan adanya Tuhan.
    * Anti-theist. Tidak suka akan orang beragama yang percaya Tuhan.
    * Komunis. Sebenarnya ini tidak cocok dimasukkan di dalam pembicaraan di sini. Krn ada orang beragama yang komunis, sebagaimana juga ada orang agnostik atau atheis yang komunis. Komunis itu paham politik yang demi mencapai cita-cita ekonomi sosialis mereka harus menguasai pemerintahan dan seluruh alat2 produksi suatu negara. Itu tidak sama dengan Sosialis Demokrat yang sangat populer dan berkuasa di Eropa Barat, semisal di Jerman atau negara2 Skandinavia. Mereka mau mencapai cita2 ekonomis sosialis di mana rakyat banyak terjamin sandang, pangan, papan, dan kesehatan, tetapi mereka mau berkuasa lewat cara2 demokratis, bukan revolusi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cuma di Indonesia yg komunis sinonim dengan ateis. Khususnya propaganda Orde Baru sejak 66. Makanya RRT dan Sovyet dulu dianggap ateis & anti agama.

      Komunis sebagai konsep ekonomi jarang dipahami rakyat kebanyakan di NKRI. Semuanya dilihat soal agamanya aja.

      Agnostik juga tidak banyak dikenal kecuali mereka yg senang baca dan diskusi dengan orang asing. Makanya agnostik ini pun disamakan dengan ateis juga.

      Makanya, dulu di blog lama saya pernah cerita tentang gadis Tiongkok di Konjen RRT. Kalau ditanya agamanya apa, dia jawab jujur: saya tidak punya agama.

      Lalu saya bisiki dia jawaban itu sangat bahaya di Indonesia. Anda bilang saja agamamu Khonghucu atau Buddha kalau ditanya orang meskipun sejatinya Anda tidak punya agama. Sebab Tiongkok ada kaitan dengan Buddha dan KHC.

      Hapus
    2. Sebenarnya di Tiongkok tidak ada agama Konghucu. Itu ciptaannya orang Tionghoa Indonesia. Orang Tiongkok walaupun mengaku tidak beragama tetapi sebenarnya mereka beragama yaitu menghormati leluhur dan mereka2 yg sudah dating sebelum kita. Sistem kepercayaan ini bukan Konghucu yg menciptakan. Konghucu itu lebih tepat disebut seorang filsuf, yg membabarkan bgmn tatanan masyarakat yg baik agar bisa teratur. Pd level individu bgmn seseorang harus selalu memperbaiki diri sendiri agar menjadi orang yg baik dan terhormat (junzi).

      Hapus
  4. Intinya, semua agama & gereja (denominasi) itu merasa diri paling benar, sementara kelompok lain kurang benar. Makanya umatnya diharapkan menikah dengan sesama anggota sektenya. Itu poin utama Rev Tong dan pendeta2 protestan yg tegas mengharamkan nikah protestan dan katolik. Bagus dan ideal sekali.

    Tapi dunia ini tidak seideal yg dibayangkan Tong dan pendeta2 itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak boleh kawin sama kelompok lain, ujug-ujugnya takut Uang-Tong berkurang, diambil bandar lain.
      Mengapa orang Indonesia tidak bisa bicara terus terang, selalu njelimet ngalor ngidul.

      Hapus
    2. Aha, itu perlu kita teliti lagi soal derma 10% untuk hamba Tuhan. Njelimet, ngalor ngidul, ya ujung-ujungnya bisa dibereskan. Semua bisa diatur, kata mendagri orde baru.

      Hapus
  5. Ironis jk dipikir. Apakah peristiwa yg mengakibatkan Yesus dihukum mati? Menurut Injil2 synoptik, Yesus memporakporandakan meja2 penukaran uang, yg sebenarnya merupakan “pajak” thd rakyat Yahudi yg ingin sembahyang di Bait Allah. Cuan dr pertukaran itu digunakan utk pemeliharaan gedung dan petinggi2 dan tukang2 tulis agama Yahudi. Yesus marah melihat rakyat yg sudah dijajah kekaisaran Romawi, mau pigi sembahyang pun masih ditumpuki pajak agama.

    Eh sekarang gereja2 yg mengaku pengikut Yesus berlomba mendulang uang dari umat mereka. Kelakuan yang sangat bertentangan dengan apa yang dilakukan Yesus dgn berani mati.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu ada betulnya memang. Pengikut Isa di zaman modern sering kali melakukan hal2 yg bertentangan dengan sabda beliau. Cinta uang = akar segala kejahatan.
      Pigi sembahyang bayar derma sukarela tidak apa2. Kalau pajak2 lain yg memberatkan tentu tidak baik. Haleluyaaaaa!

      Hapus