Indonesia memang sulit maju dengan lekas seperti Tiongkok atau Vietnam. Itu karena terlalu ribetnya aturan, undang-undang, perda, dan sebagai. Investor atau penanam modal selalu wait and see. Tak ada kepastian.
Sudah lama pengusaha-pengusaha di tanah air mengeluh. Khususnya pengusaha-pengusaha besar yang punya jaringan dan pengalaman internasional.
"Di Tiongkok kita diperlakukan seperti raja," kata seorang pengusaha top dalam sebuah seminar di Sidoarjo tahun 2004 - kalau tidak salah.
Di sini bagaimana? "Kalian sudah tahu semua lah. Ada uang debu, kebisingan, unjuk rasa buruh dsb," katanya.
Investor asing sangat dimanjakan di Tiongkok. Pemerintahnya yang komuni menyediakan apa saja yang dibutuhkan investor. Sangat efisien. Maka pengusaha marga Go ini sudah lama buka pabrik di Tiongkok. Dan maju pesat, katanya.
Jokowi selaku presiden berlatar belakang pengusaha niscaya sangat paham masalah-masalah seputar investasi, penciptaan lapangan kerja, perizinan dari pusat hingga daerah. Termasuk praktik-praktik suap, pelicin, komisi dsb yang membuat ekonomi biaya tinggi.
Karena itu, dalam pidato pelantikan sebagai Presiden RI periode kedua, Jokowi sangat fokus akan memangkas puluhan atau ratusan atau ribuan aturan yang menghambat investasi. Omnibus Law. Undang-undang yang menghilangkan tumpang tindih berbagai persoalan investasi.
Obsesi besar Jokowi ini pun mulus di parlemen. UU Cipta Kerja bisa selesai dengan sangat cepat. Inilah UU paling rumit dalam sejarah Indonesia. Tapi pembuatannya jauh lebih kilat ketimbang UU yang sederhana.
Sayang, ambisi besar Jokowi membuat loncatan jauh ke depan tidak mudah dipahami banyak orang. Khususnya kalangan pekerja alias buruh. Informasi yang diterima sepotong-sepotong di media sosial. Itu pun tidak akurat. Provokatif dan penuh gorengan khas tukang obong-obong.
Maka terjadilah unjuk rasa yang TSM: terstruktur, sistematis, masif di seluruh Indonesia. Massa telanjur panas karena sudah diobong-obong secara sistematis di media sosial. Saya pun tidak yakin korlap demo sudah baca semua pasal dalam UU Cipta Karya yang sangat panjang itu.
Yang pasti, UU Cipta Karya, Omnibus Law, Sapu Jagat, atau apa pun namanya sangat diperlukan di Indonesia. Kita sudah tertinggal jauuuh dari Tiongkok. Vietnam yang dulu sibuk perang saudara, sangat miskin ketimbang Indonesia, kini sudah meninggalkan Indonesia.
Timnas sepak bola Vietnam pun lebih bagus ketimbang timnas Indonesia. Vietnam yang dapat medali emas di SEA Games.