Sabtu pagi, 29 Juni 2024.
Libur akhir pekan. Tidak ke mana-mana. Maka saya gowes ke dalam kota. Biasanya cuma gowes di pinggir kota kawasan Tambak Oso, Cemandi, Banjar Kemuning, Gunung Anyar, hutan bakau.
Saat melintas di Gubeng tiba-tiba ada bisikan untuk mampir ke Taman Simpang Pahlawan. Margasiswa PMKRI Sanctus Lukas Surabaya. Gedung tua persis di samping Hotel Garden Palace.
Adik-adik aktivis PMKRI Surabaya rupanya masih tidur pukul 07.00. Ada lagu rohani karismatik haleluya terdengar lamat-lamat dari dalam.
Saya tak ingin mengganggu tidur adik-adik yang hampir semuanya asal Flores NTT. Toh, ada perpustakaan di bagian depan. Saya dulu menyumbang cukup banyak buku ke PMKRI.
Saya pun tertarik membaca buku Tionghoa Indonesia dalam Krisis karya Charles A. Coppel. Sedikit banyak saya ingat bahasan di buku tersebut.
Oh.. ternyata buku itu sumbangan saya melalui Bung Stenly Jemparut Ketua PMKRI Surabaya saat itu. Rupanya masih tersimpan rapi di dalam rak. Bisa jadi kurang diminati adik-adik mahasiswa di era digital sekarang.
Saya pun membaca kembali beberapa halaman buku itu. Khususnya bab tentang gerakan anti Tionghoa. Meski sudah pernah baca, dulu, buku lama itu masih punya pesona.
Semoga adik-adik anggota PMKRI masih mau membaca buku. Sayang kalau buku-buku bagus itu hanya jadi pajangan di lemari.
Pro ecclesia et patria!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar