Sabtu, 01 Juni 2024

Bakso Pak Sobar yang Legendaris di Kantin SMAN 1 Malang Sejak 1977

Pak Sobar

Penjual bakso ini sangat terkenal di SMAN 1 Malang alias Mitreka Satata. Pak Sobar. Mulai Ikamisa (alumni Mitreka Satata) zaman lawas hingga era milenial pasti tahu Pak Sobar. 

Bakso Pak Sobar. Hampir semua siswa SMAN 1 Malang pernah mencicipi baksonya yang khas di kantin sekolah. Siswa sekolah tetangga, SMAN 3 dan SMAN 4, pun sering membeli bakso Pak Sobar karena rasanya yang khas.

Setiap kali ada acara Uklam Tahes biasanya para alumni Mitreka Satata Malang mencari Pak Sobar untuk foto bareng. Melepas kangen dengan pria bernama asli Sabar itu. 

"Sobar itu artinya Bakso Pak Sabar. Lama-lama nama saya jadi Pak Sobar. Sobar dan Sabar ya sama aja," kata pria berusia 71 tahun asli Ngalam alias Malang itu.

Sabar muda mulai mencoba jualan bakso di kantin SMAN 1 Malang sejak 1977. Awalnya tidak banyak karena masih coba-coba. Perlahan-lahan bakso racikannya disukai para siswa. Maka porsi yang disiapkan pun terus bertambah dari tahun ke tahun.

Sobar alias Sabar meski bukan pakar marketing ternyata sangat paham selera konsumen. Selera pelajar pada tahun 70-an agak beda dengan 80-an, 90-an, kemudian di atas tahun 2000. 

Makin ke sini anak-anak sekolah tidak hanya membeli bakso. Tapi juga menu lain macam siomay, pangsit mie, cilok, sempol, es mocha. Pak Sobar pun melayani permintaan dan selera generasi Z.

"Sekarang makin banyak variasi. Anak-anak dulu pesannya cuma bakso, bakso, bakso. Sekarang macam-macam permintaan mereka. Ya, kita usahakan melayani dengan baik," kata kakek empat cucu itu.

Selain selera anak sekarang yang agak bergeser, menurut Sobar, teknologi juga membuat kebiasaan para siswa Mitreka Satata sekarang beda dengan generasi orang tuanya.

 Dulu belum ada HP, media sosial, internet, gawai. Siswa jadul angkatan 80-an dan 90-an cenderung suka iseng dan agak nakal. Khas remaja belasan tahun. Anak sekarang lebih pendiam, sibuk dengan gawai dan HP masing-masing.

"Tapi secara umum sama saja," kata Pak Sobar. 

Di usianya yang sudah 71 tahun, wis kewut, Pak Sobar masih tampak kuat dan semangat. Hanya rambutnya yang memutih. Setiap pukul 03.00 sudah bangun untuk persiapan bakso dan menu-menu lain yang akan dibawa ke kantin SMAN 1 Malang.

Pukul 08.00 Pak Sobar mulai jualan bakso hingga pukul 16.00. Rutinitas itu dilakukan Pak Sobar sejak 1977 sampai sekarang. Sudah 44 tahun Pak Sobar istikamah alias konsisten berjualan bakso untuk para peserta didik SMAN 1 Malang.

Apa rahasianya tetap sehat dan kuat jualan bakso selama puluhan tahun?

"Selalu gembira, banyak tertawa, tidak suka marah," kata Pak Sobar.

Rutam nuwus, Pak Sobar!
Salam tahes! Komes!

3 komentar:

  1. Bakso memang disukai orang Jawa mulai anak2 sampai dewasa.

    BalasHapus
  2. Nek wis berumur aja kakehan mangan sing kaya bakso, ngono. Mendingan mangan sing akeh sayur mayur, kaya pecel, lalapan, ngono2 lho Bernie. Ben sampeyan gak jantungen kaya aku.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haleluyaaaa! nasihat yg bagus dari Meiguo. Kita orang jarang madhang bakso cak. Sesekali aja kalo lagi pengen.

      Bakso makanan sehat sumber protein jarene wong pinter. Babyak makan daging biar kuat kayak pemain bola Eropa.

      Hapus