Sang penguasa lengser kurang empat bulan lagi. Tapi kebijakannya masih seperti biasa. Aneh, ugal-ugalan. Out of the box, kata orang pinter.
IKN sudah dekat deadline. Upacara bendera 17 Agustus 2024 harus di sana. Apa mungkin? Dua petinggi IKN kompak mundur. Kelihatannya tak kuasa menanggung beban dan target yang sangat ambisius.
Belakangan ada lagi gebrakan di luar kotak. Ormas keagamaan diberi jatah untuk mengelola tambang. Ormas yang biasa ngurus masalah keagamaan bisa ngurus tambang batu bara, nikel, emas, dsb?
Sang penguasa biasanya tak peduli dengan masukan atau kritik. Jalan terus. Apa pun yang dilakukannya akan ada pembenaran oleh pakar-pakar dan intelektual tukang. Legislatif, yudikatif, eksekutif tak akan berani bilang tidak.
Semalam Goenawan Mohamad menulis cuitan di X: "Menarik utk melihat, apakah organisasi Budhis juga akan bergabung."
Itu keterangan gambar atau caption berjudul Forum Kerukunan Umat Tambang.
Pagi ini saya dibagi berita CNN oleh mantan pastor. Isinya: KWI menolak kebijakan ormas diberi kewenangan untuk mengelola tambang. KWI bukan ormas.
KWI berdiri pada 1927 sebagai lembaga keagamaan Katolik. Urusan KWI hanya berkaitan dengan tugas-tugas kerasulan diakonia (pelayanan), kerygma (pewartaan), liturgi (ibadat), martyria (semangat kenabian).
Haleluya!
KWI masih berani bersikap beda dengan penguasa yang super power. Tapi KWI hanyalah umat minoritas. Cuma 3%. Mungkin kurang. Jauh di bawah Protestan.
Apalah arti suara KWI yang cuma segelintir itu. Ibarat orang berteriak di padang pasir.
Djokovic makin ngaco .
BalasHapus