Selasa petang, 15 Agustus 2023, misa arwah 7 hari meninggalnya Uskup Surabaya Monsinyur Vincentius Sutikno Wisaksono di Gereja Katedral Hati Kudus Yesus (HKY), Jalan Polisi Istimewa Surabaya. Misa dipimpin Vikaris Jenderal Keuskupan Surabaya Romo Yosef Eko Budi Susilo.
Saya hanya bisa mengikuti misa lewat streaming di YouTube. Tanpa audio. Maklum, sedang bekerja di kantor. Paling tidak bisa dapat suasananya. Kita juga bisa membaca kata-kata pastor atau lektor dengan menyetel fitur di YouTube.
Yang ditunggu-tunggu umat Katolik di Keuskupan Surabaya adalah ini: pengumuman resmi siapa yang jadi pengganti sementara Bapa Uskup Sutikno. Istilahnya: Romo Administrator Diosesan Keuskupan Surabaya. Romo Administrator inilah yang menjadi pimpinan tertinggi keuskupan (sementara) hingga Paus Fransiskus menunjuk uskup yang baru.
Keuskupan Surabaya sudah punya preseden. Ketika Bapa Uskup Hadiwikarta meninggal tahun 2003 lalu, Vikjen Romo Julius Harjanto CM ditetapkan sebagai administrator diosesan. Sebab vikjen merupakan pastor yang paling dekat dengan uskup. Vikjen paling tahu tata kelola, manajemen, pembukuan dsb.
Karena itu, saat melayat jenazah Monsinyur Tikno dan ikut misa rekuiem pada Kamis malam dan misa pelepasan jenazah ke Puhsarang, Kediri, Sabtu pagi, kami sempat ngobrol ringan soal ini.
"Calon kuatnya Romo Vikjen (Eko Budi Susilo)," kata Karyadi, kawan lama yang menulis buku biografi Uskup Sutikno dari Tanjung Perak itu.
"Romo Eko Budi Susilo yang paling kuat dan mumpuni," ujar Bung Eddy, mantan seminari di Flores yang jadi aktivis gereja di Surabaya.
Saya juga berpikir begitu. Siapa lagi kalau bukan Romo Eko Budi Susilo yang asli Karanganyar, Solo, itu. Sejak Uskup Sutikno sakit dan sering masuk rumah sakit selama lima tahun, Romo Eko sangat dominan dalam menangani berbagai persoalan di keuskupan.
Akhirnya, jelang penutupan misa arwah di Katedral Surabaya dibacakan pengumuman resmi itu:
"Pada hari Senin, 14 Agustus 2023 sesuai dengan ketentuan Kitab Hukum Kanonik Gereja Katolik Roma, berkenaan dengan takhta Uskup yang lowong, Dewan Konsultores Keuskupan Surabaya telah memilih dan memutuskan bahwa RD. Yosef Eko Budi Susilo menjadi Administrator Diosesan Keuskupan Surabaya.
Proficiat dan selamat kepada RD. Yosef Eko Budi Susilo.
Umat Allah yang terkasih,
Mari berdoa bagi penggembalaan umat di wilayah Keuskupan Surabaya sehingga kita semua mewujudkan harapan dan arah penggembalaan Alm. Mgr. Vincentius Sutikno Wisaksono untuk menjadi murid-murid Kristus yang semakin dewasa dalam iman, guyub, penuh pelayanan dan misioner."
Sampai kapankah takhta lowong itu?
Tidak pernah ada kejelasan di Gereja Katolik. Bisa cepat, bisa lama, bisa sangat lamaaa. Ada keuskupan yang lowong kurang dari setahun. Tapi Keuskupan Surabaya dulu sempat takhta lowong alias sede vacante selama 4 tahun (sama dengan masa jabatan Presiden USA).
Semua tergantung kebijaksanaan Bapa Suci di Vatikan sana. Sebab uskup-uskup di seluruh dunia adalah tangan kanan Paus sebagai gembala gereja-gereja partikuler. Meski proses pengusulan, penjaringan nama-nama calon dilakukan (secara rahasia) oleh imam-imam senior di keuskupan itu bersama KWI hingga Duta Besar Vatikan.
Karyadi, mantan ketua PMKRI Surabaya, yang kini politisi, optimistis takhta lowong di Keuskupan Surabaya kali ini bakal lebih cepat terisi. Tidak sampai 4 tahun seperti dulu. "Saya yakin prosesnya sudah berjalan. Apalagi Monsinyur Tikno ini sakitnya cukup lama," katanya.
Selamat bertugas Romo Eko Budi Susilo sebagai Administrator Diosesan Keuskupan Surabaya!
Tuhan memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar