Kamis, 03 Agustus 2023

96% orang Indonesia percaya Tuhan, kata Pew Research

Riset Pew terbaru: 96% orang Indonesia percaya pada Tuhan. Angka ini tertinggi sedunia. Bahkan lebih tinggi ketimbang di Timur Tengah.

Orang Indonesia yang 4% itu pun sebetulnya bukan tidak percaya Tuhan. Percaya sih percaya.. tapi kadarnya agak kurang. Orang Indonesia yang atheis ada juga. Tapi mungkin tidak sampai 1%.

Di era keterbukaan, banjir informasi, ada kecenderungan makin banyak orang Indonesia yang percaya Tuhan, tapi tidak ikut agama apa pun. Agnostik. Tapi di KTP tetap ditulis beragama Islam, Kristen, Hindu, dsb. Warga negara Indonesia wajib punya agama.

Presiden Jokowi kelihatannya senang dengan hasil penelitian Pew itu. Bahwa hampir semua orang Indonesia percaya Tuhan. Ini jadi modal sosial untuk pembangunan. Setidaknya menjauhkan perilaku yang melawan perintah dan larangan Tuhan.

Semakin percaya Tuhan, semakin takut mencuri, korupsi, salah guna kuasa, melanggar HAM, dan sebagainya. Mestinya begitu. Tapi kenyataannya tidak seperti itu. Indonesia yang rakyatnya 96% percaya Tuhan masih banyak korupsi. Bahkan, departemen urusan ketuhanan dan agama pun masih ada korupsinya.

Di dunia ini indeks korupsi rupanya tidak ada kaitan dengan percaya Tuhan, punya agama atau tidak, rajin sembahyang dan sejenisnya. Negara-negara yang banyak rakyatnya (pemerintahnya juga) tidak percaya Tuhan malah angka korupsinya kecil. 

Tiongkok yang komunis dan atheis malah sering dijadikan contoh bagaimana harus tegas menghadapi koruptor. Eksekusi saja. Jangan kasih hidup koruptor-koruptor itu. Tiongkok memang belum bebas korupsi. Tapi pemerintahnya sejak dulu sangat tegas berantas korupsi.

Karena itu, jangan terlalu bangga dengan hasil penelitian Pew. Biasa-biasa sajalah. 

11 komentar:

  1. Mudah2-an artikel ini dibaca oleh Bapak Presiden dan 96% rakyat yang sangat religius. Camkan apa kata Sinyo van Lomblen ! Korupsi tidak ada kaitan dengan percaya Tuhan, punya religion atau tidak, rajin jengking sembahyang atau tidak.
    Religion adalah semacam Ideologie. Ideologie, apa pun itu, biasanya dipakai oleh kaun elite untuk ngotoki manusia2 yang latah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kamsia, Siansen punya perhatian. Kita orang cuma komentar sedikit saja tentang hasil penelitian yg menarik ini. Semoga rakyat Indonesia makin takut korupsi.

      Hapus
    2. Isun juga punya hasil penelitian dari youtube, ternyata memang 96% penduduk sangat religius.
      Contohnya : Rumah-mu hanyut diterjang banjir, engkau malah teriak-teriak; allahu akbar.. allahu akbar...
      Kalau rumah-ku hanyut, pasti aku maki2; jancuk jaran, simpekne, asu, dobol, omahku hanyut.
      Memang, mau maki-maki atau puja puji Tuhan, sama2 tidak ada gunanya, begitulah kareb e nasib atau karma.
      Cuma bisa dinilai bedanya, siapa kelentengan dan siapa masjidan. Gloria in excelsis Deo.

      Hapus
    3. Konon Paus Hadrian tahun 869 pernah bilang: Percaya Tuhan tanpa disertai perbuatan-kebajikan, adalah sia-sia belaka, adalah puncak dari kemunafikan.

      Hapus
  2. Saya pernah mengurus perpanjangan paspor waktu pulang ke Surabaya. Perlu ekspres karena harus mengejar keberangkatan. Kalau di US, ada jalur ekspres resmi , uangnya masuk pundi pundi Deplu. Kalau di Indonesia, ada juga jalur ekspres , dgn cara jemput paspor di rumah petugasnya. Tapi uangnya masuk kantong sang pejabat. Lucunya waktu menjemput ke alamat yang diberikan, disuruh menunggu. Sang pejabat sedang sholat, katanya. Setelah 10 menit, dia keluar dan memberikan paspor yang baru distempel. Kami memberikan amplop. Ironis! Lucu. Memajaki rakyat krn kinerja yang lambat, dan menerima pungli setelah sembahyang.

    BalasHapus
  3. Saya termasuk yang agnostik. Saya bukan atheis, tapi juga tidak percaya adanya Tuhan seperti yg diberitakan kitab2 suci. Menurut saya Tuhan itu ciptaan manusia, bukan manusia ciptaan Tuhan.

    Lantas dari mana datangnya gaya yang mendorong terbentuknya alam semesta dan bumi dan manusia yang sangat indah (tapi kita hancurkan pelan2)?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aha, Bung termasuk salah satu dari sedikit orang Indonesia yg berani omong apa adanya sebagai agnostik. Nanti kalau kumpul2 sama orang Indonesia (yg belum kenal baik) sebaiknya tidak omong terbuka macam ini. Bisa panjang ceritanya.

      Apalagi orang Indonesia masih anggap agnostik itu teman dekat atheisme dan komunisme.

      Hapus
    2. Kebanyakan orang Indonesia tidak bisa memilah dengan baik mana konsep religius vs sekuler (theis, agnostik, atheis, anti-theis), mana yang politik - ekonomi (communism = socialism + authoritarianism; sosialis demokrat; dll.) karena terlalu banyak ditakut2i bahwa komunisme itu atheis dan melawan agama.

      Hapus
    3. Memang betul. Dan konsep komunisme dan sosialisme = atheisme diajarkan dan ditulis di buku² zaman orba. Sampai sekarang pun masih lestari.
      Karena itu, kalau ada acara pertemuan atau diskusi komunitas agnostik atau sosialis (apalagi komunisme) pasti akan diganggu atau dibubarkan aparat. Bahkan buku² Prof Magnis yang membahas kelemahan² paham komunisme, marxisme, leninisme pun dirazia di toko buku.

      Hapus
    4. Mengapa Indonesia takut sosialisme? Sila ke-5 itu pada dasarnya sosialisme. Pahlawan nasional Sutan Sjahrir itu seorang sosialis. Bung Hatta itu seorang sosialis: ide2nya seperti koperasi /ekonomi gotong royong, penguasaan negara atas aset2 yang menyangkut hajat hidup orang banyak, itu faham sosialisme.

      Yang harus ditakuti itu rejim otoriter, spt Orba, Demokrasi Terpimpin. Yg harus diperangi itu oligarki yang seakan2 demokrasi tapi mengontrol parlemen dengan electoral threshold yang melanggengkan kekuasaan mereka.

      Hapus
    5. Negara2 Eropa yang paling makmur dan paling kecil ketimpangan ekonomi (diukur dgn GINNI index) semuanya menganut paham sosialisme yang digabung dengan kapitalisme. Kapitalisme digunakan untuk memberi kebebasan berusaha, shg bisa timbul perusahaan2 besar spt IKEA, Nokia, ABB, H&M yang membawa kemakmuran. Dari segi sosialisme, pendapatan dipajaki 50%, dan digunakan untuk memberikan pelayanan kesehatan, pendidikan, dan tunjangan kesejahteraan. Bukankah itu yang dimaui Yesus? Kerajaan Allah yang datang di muka bumi?

      Hapus