Turnamen Piala Eltari, kemudian ganti nama jadi Piala Memorial Eltari (ETMC) sudah digelar 31 kali. Dirintis Gubernur NTT El Tari pada 1968. Kejuaraan sepak bola antarkabupaten ini sangat heboh di NTT. Jauh melebihi Divisi Utama Perserikatan, Galatama, Liga 1, bahkan Piala AFF sekalipun.
Dulu pesertanya 12 perserikatan karena pada masa Orde Baru hanya ada 12 kabupaten di NTT. Setelah reformasi jadi 22 kabupaten. Hampir dua kali lipat.
Dulu, sebelum 1999, Pulau Lembata ikut Kabupaten Flores Timur. Sejak zaman Hindia Belanda pun Lembata jadi bagian dari Larantuka, kota utama di ujung timur Pulau Flores. Bahkan, sejak zaman Portugis pun Lomblen Island (nama lama Lembata) ikut Larantuka juga.
Maka, saya pun tercatat di KTP dan dokumen lainnya lahir di Flores Timur - meski sebenarnya di Pulau Lembata.
Betapa fanatiknya orang-orang Lembata dulu dengan Perseftim: Persatuan Sepak Bola Flores Timur. Setiap kali Perseftim main pasti kumpul mendengarkan siaran pandangan mata di radio. Seru banget! Apalagi Flores Timur dulu memang jagoan sepak bola.di NTT.
Singkat cerita, saya dan anak-anak kampung angkatan lama tidak pernah menonton pertandingan Piala Eltari. Tapi hafal nama-nama pemain top macam Cor Monteiro, Valens Fernandes, Isak, dsb. Om Cor dulu memang idolanya orang Flores Timur saking hebatnya di lapangan hijau.
Saya baru satu kali nonton Piala Eltari alias ETMC ya bulan ini. Ketika turnamen Liga 3 NTT itu diselenggarakan di Lewoleba, Kabupaten Lembata. Berkat teknologi live streaming yang sudah menjangkau pelosok Nusantara.
Saya ikut terharu, bangga, terkejut.. ternyata Lembata bisa jadi tuan rumah kejuaraan sepak bola terbesar di Provinsi NTT.
Bukan itu saja. Kualitas tim Persebata Lembata juga di atas rata-rata. Bukan karena tuan rumah, jago kandang, didukung ribuan suporter, tapi memang punya kualitas. Tak heran Lembata lolos ke partai final jumpa Perse Ende, tim kawakan dan unggulan.
Kamis sore, 29 September 2022. Saya menyaksikan live streaming partai final Lembata vs Ende. Benar-benar haru rasanya. Anak-anak Lembata yang sering diejek di media sosial bisa melangkah sejauh ini.
Skor 2-2 bertahan hingga 90 menit + tambahan waktu 2x15 menit.
Gol kedua Lembata dari umpan panjang, long ball, sangat menarik. Laskar Kelimutu tidak menyangka Lembata mampu menyamakan kedudukan jadi 2-2.
Apa boleh buat. Harus adu penalti. Kali ini nasib baik berpihak ke Ende. Perse Ende yang jadi juara ETMC 2022. Sekaligus menepis anggapan bahwa Piala Eltari ini cuma piala arisan untuk host. Siapa pun yang jadi tuan rumah akan juara.
Anak-anak Lembata kalah terhormat. Ribuan penonton memberikan respek, penghargaan luar biasa, atas perjuangan tim Sembur Paus ini. Juga respek untuk pemain-pemain Ende yang jadi juara. Pendukung tuan rumah malah ikut mengelu-elukan Perse Ende sebagai sang juara.
Selamat untuk Perse Ende!
Selamat untuk Persebata Lembata!