Pameran lukisan digelar hampir saban hari di Surabaya. Mulai pelukis junior, setengah tua, senior (tua). Karya pelukis-pelukis yang sudah meninggal pun sering dipamerkan dan dijual.
Kali ini sedikit berbeda. Sepuluh pelukis menggelar pameran bersama karya-karya tiga dimensi di Galeri Prabangkara, Gentengkali, Surabaya, 11 September 2024. Patung, boneka, instalasi. Judul pameran: Ada & Tiada.
Sepuluh seniman itu Abdun JA, Alvin AA, Bayu S, Mg Kirman, Widodo Basuki, Jenny Lee, Rano IK, Rachmad Priyandoko, Sukron S, Rifqi M.
Semuanya asal Jawa Timur. Saya kenal beberapa nama dan karyanya. Widodo Basuki wartawan senior, pemimpin redaksi majalah berbahasa Jawa Jaya Baya, ternyata seniman serbabisa. Jenny Lee sudah tak asing lagi di Surabaya.
Widodo Basuki jelas orang sibuk. Selalu ditekan tenggat waktu alias deadline dan membuat tulisan-tulisan berbahasa Jawa untuk majalahnya. Tapi selalu ada waktu baginya untuk berkarya.
Kesenian ibarat makan minum atau ibadah bagi Cak Widodo. Karena itu, ia berkarya kapan saja. Ada atau tiada pameran bersama, atau pameran tunggal, ia selalu kerja kerja kerja... kerja kesenian.
Patung karya Widodo cukup menarik. Ada tiga pengunjung cewek terpana melihat objek yang dibuat Widodo. "Ini patung apa, Pak?"
Widodo menjawab, "Wakil rakyat yang tertidur". Tiga cewek tersenyum.
Entah apa yang dia fikirken. Semoga para wakil rakyat tidak tidur saat sidang soal rakyat!
Agus Koecink, dosen, seniman, wartawan, aktivis, jadi kurator plus provokator pameran 3D ini. Agus sengaja mengajak seniman-seniman untuk pamer karya tiga dimensi karena sudah terlalu banyak pameran lukisan 2D. Biar ada variasi.
Apalagi di Jawa Timur ada banyak seniman yang aktif bikin patung, keramik, boneka, toys dan karya-karya 3D. Mereka jarang dapat tempat untuk unjuk karya ke publik. Malah lebih banyak pameran di luar Jawa Timur. Khususnya Jogjakarta.
Tak kenal maka tak sayang. Masyarakat jadi asing dengan seniman-seniman patung. "Bakal ada pameran lebih besar lagi," kata Agus Koetjing.