Koran-koran pagi ini memberitakan tentang kemenangan Joe Biden. Headline Kompas: Biden Menangi Pemilu Presiden.
Jawa Pos memuat di halaman 2: Joe Biden Menangi Pilpres AS.
Isi berita-berita di Indonesia juga mirip. Bahwa Biden unggul dalam electoral vote di beberapa negara bagian tersisa tapi sangat menentukan. Donald Trump sudah dipastikan kalah.
Saya pun mengecek Twitter resmi Donald J. Trump. Sebab saya yakin presiden ke-45 itu tidak merasa kalah. Tidak ada kata kalah dalam kamus Trump.
Bahkan, sebelum penghitungan suara selesai pun Trump sudah mengumumkan kemenangan di hadapan pendukung fanatiknya. Kalah kalah berarti pemilu curang. Suaranya dicuri kubu lawan.
Betul memang. Trump masih seperti yang dulu. Kata-katanya di Twitter masih galak. Pakai huruf besar semua.
Donald J. Trump:
"THE OBSERVERS WERE NOT ALLOWED INTO THE COUNTING ROOMS. I WON THE ELECTION, GOT 71,000,000 LEGAL VOTES. BAD THINGS HAPPENED WHICH OUR OBSERVERS WERE NOT ALLOWED TO SEE. NEVER HAPPENED BEFORE. MILLIONS OF MAIL-IN BALLOTS WERE SENT TO PEOPLE WHO NEVER ASKED FOR THEM!"
Sudah bisa ditebak. Proses pilpres di USA tidak akan semulus pilpres-pilpres sebelumnya. Gara-gara Trump wajah USA jadi sangat berubah. Bukan USA yang kita kenal selama puluhan atau ratusan tahun.
Biasanya capres yang kalah langsung menelepon pemenang untuk mengucapkan selamat, basa-basi siap bekerja sama blablabla. Bahkan, ucapan selamat itu sering disampaikan sebelum penghitungan suara selesai 100 persen.
Sistem pilpres USA yang pakai jumlah kursi negara bagian atau electoral college (EC) sebenarnya jauh lebih simpel dan cepat ketimbang pilpres kita yang pakai popular vote. Ketika suara salah satu kandidat sudah di atas 50 persen, maka otomatis dia dapat semua kursi EC.
Penghitungan jutaan suara sisa sebetulnya tidak penting lagi. Sebab popular vote tidak ada gunanya di USA. Empat tahun lalu Hillary Clinton menang telak EC tapi gagal jadi presiden. Trump yang bikin kejutan.
Kali ini Trump juga bikin kejutan. Sebab dia tetap merasa menang meskipun komisi pemilu di sana mengumumkan hasil pilpres versi resmi.
Presiden Trump membuat USA menjadi sangat berbeda selama empat tahun. Kebijakan dan pernyataannya penuh kejutan. Termasuk menganggap remeh pandemi covid. Menganggap pakai masker tidak berguna. Menganggap virus korona hasil rekayasa Partai Komunis Tiongkok.
Saya perhatikan Trump sangat doyan memuntahkan ajektif atau kata sifat untuk mengejek lawan-lawannya di Twitter dan Facebook. Sleepy Joe. Crooked Hillary. Fake news. Nasty reporter. Nasty question.. etc etc.
Kelihatannya jari-jari Pak Trump akan semakin gatal melihat hasil pilpres yang berbeda dengan bayangannya. Kata-kata kasar, ejekan, risakan, bakal berhamburan di akunnya hingga ia benar-benar out dari Gedung Putih.
Seru! Panas! Tegang.
Kita nikmati saja sambil ngopi dan mendengarkan alunan dangdut koplo! Toh, apa pun hasil pilpres di USA, nasib rakyat Indonesia sama saja.
"aku merasa
orang termiskin di dunia
yang penuh derita
bermandikan air mata
......."