Kamis, 05 Desember 2024

Nostalgia Restoran Kiet Wan Kie di Kembang Jepun: Ikon Kuliner Legendaris di Surabaya

Surabaya, kota dengan sejarah panjang sebagai pusat perdagangan, menyimpan kenangan manis tentang restoran legendaris Kiet Wan Kie (KWK). Restoran Tionghoa ini pernah menjadi primadona pada era Hindia Belanda, menyajikan masakan khas Hong Kong di Jalan Kembang Jepun.

Gedung eks restoran KWK hingga kini masih berdiri dan digunakan sebagai kantor serta gudang ekspedisi KWK. Meski lokasi utamanya telah berubah fungsi, Resto KWK tetap eksis di beberapa tempat di Surabaya. Restoran ini masih terkenal di kalangan warga Tionghoa di Surabaya dan sekitarnya.

Di masa lalu, Restoran KWK berlokasi sangat strategis di tengah keramaian kawasan pecinan. Restoran ini sering menjadi jujukan warga Tionghoa untuk mengadakan pesta atau mentraktir tamu dan rekan bisnis mereka. "Masakannya memang khas," ujar Baba Liem di Jalan Kembang Jepun.

Pada masa Hindia Belanda, KWK menawarkan menu spesial seperti babi opor muda (spenvarken) yang hanya tersedia di akhir pekan dan hari besar. Pelanggan juga dapat memesan makanan khusus untuk pesta kecil maupun besar, mencerminkan fleksibilitas dan keunggulan pelayanannya.

 Sistem "kartjis" untuk pembelian makanan yang diperkenalkan KWK menjadi salah satu inovasi modern pada zamannya.

Meski masakan KWK kini sudah beradaptasi dengan selera modern, reputasi restoran ini sebagai bagian dari sejarah kuliner Surabaya tetap hidup. Bagi warga Tionghoa yang mengenang masa lalu, KWK bukan sekadar restoran, tetapi simbol kebersamaan dan tempat berbagi momen istimewa.

Tidak banyak yang tahu bahwa Ekspedisi KWK di Kembang Jepun yang tembus ke belakang di Jalan Kopi itu dulunya restoran mewah di Soerabaia. Saat ini gedungnya kelihatan kusam dan kurang terawat. Sama dengan gedung-gedung tua lain di kawasan Kembang Jepun, Sambongan, Kopi, Bongkaran, Slompretan, Gula, Kalimati, Songoyudan, hingga Jalan Husin.

3 komentar:

  1. Ada satu lagi restoran di Kembang Jepun yg cukup terkenal, namanya Tay Sie Hie.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul. Kalau tidak salah dekat barbershop Sinhua pojokan Jalan Husin. Saya sudah dapat reklamenya tempo doeloe tapi bahannya belum cukup digoreng jadi berita.

      Hapus
    2. Saya hanya kenal dua restoran chinese surabaya yang terkenal, yaitu Nan Yuan dan Kiet Wan Kie. Hanya kenal namanya, tapi belum pernah makan disana, sebab kelas saya kelas ekonomi, paling mewah makan di depot diatas jembatan Ngemplak (perempatan: jalan Ambengan, Ngemplak, Undaan Wetan/Kulon, Genteng Kali dan Ahmad Jais).
      Biasanya doeloe cuma mampu beli Tape pohong goreng, jemblem dan lemet di pinggir jalan.
      Kalau Kiet Wan Kie itu, doeloe tempat langganan makannya Taoke Liem Koe Nio, orang kaya di jalan Kapasan. Sehingga ada guyonan diantara engkoh2 yang rumahnya didaerah sekitar Pecinan Suroboyo, lulusan sekolah tionghoa Xin-Chung jalan Ngaglik tahun 1955 -1960 sbb.: " Liem Koe Nio 吃 小 碗 " LKN chi xiao wan.
      Untuk mengerti makna guyonan tersebut, silahkan Bung Hurek bertanya kepada kakek2-cino disekitar Pabean yang sekarang usianya 80 tahun keatas.
      Biar tambah meyakinkan, betapa jahil-nya engkoh2-laoban suroboyo tempo doeloe, guyonannya seronok.

      Hapus