Kamis, 19 Desember 2024

Surabaya Symphony Orchestra (SSO) Vakum Lima Tahun, Konser Natal Megah Tinggal Kenangan

Surabaya Symphony Orchestra (SSO), orkes simfoni kebanggaan Surabaya, telah vakum sejak pandemi COVID-19 melanda. Konser terakhir mereka, "Glory to God," digelar pada 10 Desember 2019 di Swiss-Belinn Hotel, Surabaya. 

Konser ke-93 ini menjadi persembahan terakhir sebelum pandemi menghentikan berbagai kegiatan seni dan budaya di seluruh dunia.

Didirikan oleh maestro Solomon Tong pada tahun 1996, SSO dikenal rutin menggelar tiga konser besar setiap tahunnya: Konser Natal, Konser Paskah, dan Konser Kemerdekaan. Namun, pandemi membawa dampak besar bagi orkes ini, mulai dari pembatasan sosial hingga kendala finansial, yang akhirnya memaksa SSO untuk menghentikan seluruh aktivitasnya.

Pauline Poegoeh, soprano utama dan guru musik di SSO, menyampaikan kerinduannya untuk kembali tampil di panggung. "Doakan semoga ke depan kita bisa konser lagi seperti dulu," ucapnya penuh harap.

 Namun, Pauline juga mengakui bahwa banyak tantangan yang harus dihadapi, termasuk kondisi sang pendiri dan konduktor, Solomon Tong, yang kini berusia 85 tahun.

Meski demikian, Pauline mengungkapkan bahwa SSO tetap berupaya menjaga semangat musik melalui program pendidikan mereka. "Meski tidak ada Konser Natal dari SSO, kami tetap mengadakan konser bertajuk 'Sound of Peace: Christmas Performance 2024' yang menampilkan para siswa SSO School of Orchestral Music. Hanya saja, skalanya berbeda dengan konser SSO yang biasa digelar di ballroom hotel berbintang," jelas Pauline.

 Konser siswa tersebut diadakan di ruang kelas untuk audiens terbatas, khususnya para orang tua dan teman-teman para siswa.

Lahir di Xiamen, Tiongkok, pada tahun 1939, Solomon Tong telah mendedikasikan hidupnya untuk dunia musik Surabaya. Di usia senja, meskipun energinya tak lagi seperti dulu, semangatnya tetap menginspirasi para musisi muda yang pernah bergabung dalam SSO.

Kerinduan terhadap SSO tidak hanya dirasakan oleh para musisi, tetapi juga oleh pecinta musik klasik di Surabaya. Konser Natal yang selalu megah dan penuh kemeriahan kini tinggal kenangan. Para penggemar berharap, suatu hari nanti, harmoni SSO akan kembali terdengar, membawa keindahan simfoni yang telah lama dirindukan.

4 komentar:

  1. Luar biasa pengabdian Tong bersaudara. Semoga Pak Solomon Tong ada penerusnya.

    Mama saya sekarang berusia 86 tahun. Dia cerita, ketika masih kecil (berarti lebih dari 70 tahun lalu) di Sumbawa Besar, pernah diajar oleh saudara perempuan Pak Solomon, yang mengabdi mengajar di kota kecil di pulau yang terpencil.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Top markotop memang Mr. Tong punya dedikasi untuk musik klasik. Belum ada orang yang mendekati. Maka dari itu, maestro macam Solomon Tong, Bubi Chen, Gombloh, Slamet Abdul Sjukur sulit dicari gantinya.

      Hapus
  2. SSO itu cita2 Pak Tong sejak muda ketika aktif di musik klasik yg akhirnya bisa direalisasikan. Luar biasa!

    BalasHapus
  3. Pembiayaan musik klasik memang tidak murah dan gak gampang cari sponsor. Beda dengan musik pop atau rock yg penggemarnya jutaan orang.

    BalasHapus