Jumat, 08 Maret 2024

Mau Dibawa ke Mana Hari Musik Nasional? Tak Ada Greget Sama Sekali

Hari Musik Nasional (HMN), 9 Maret 2024, kurang bergaung di Surabaya. Padahal, Makam WR Soepratman dan Museum WR Soepratman ada di Surabaya.

Biasanya ada komunitas atau anak sekolah mengisi HMN dengan berziarah ke Makam WR Soepratman. Ada juga yang mengunjungi Museum Mpu Tantular di Jalan Mangga. Dekat Stadion Tambaksari.

Tapi secara umum saya lihat HMN kurang greget. Bukan hanya di Surabaya. Tidak ada perayaan atau pesta musik yang skalanya kolosal. Di mana masyarakat merayakan musik. 

Saya bayangkan ada festival musik selama seminggu setiap HMN. Segala jenis musik ditampilkan. Anak jalanan, anak sekolah, anak kampus, anak band, siapa saja main musik dan menikmati musik. Musik apa saja.

Saya kirim unek-unek pagi ini ke Musafir Isfanhari, pemusik, dosen musik, dirigen, musisi, arranger kawakan di Surabaya. Satu jam kemudian datang jawaban. Bung Isfanhari sempat menulis artikel pendek.

Kutipannya:

HARI MUSIK NASIONAL, LALU .... ?

Oleh Musafir Isfanhari

Hari Musik Nasional memang selalu dikaitkan dgn WR Soepratman, karena tgl 09 Maret adalah hari kelahiran WR Soepratman.

Tapi Hari Musik Nasional belum terasa dampaknya  secara signifikan di masyarakat, karena tidak ada langkah yang konkrit untuk memeriahkannya.

Teman saya yang pernah ke Perancis disaat Hari Musik Nasional Perancis, maka warga memeriahkan dengan main musik dijalan tempat mereka tinggal. Ada suasana yang khas di Perancis saat Hari Musik.

Hal yang lain, di Olahraga ada KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) yang memikirkan kemajuan olahraga Indonesia.

 Di seni khususnya musik tidak ada lembaga semacam itu.

Berapa kali, PSSI mengirim satu team sepak bola ke Eropa dan negara berprestasi di Amerika Latin ( belajar di sana selama setahun). Berapa beaya mengirim team ke kesana untuk minimal 22 orang pemain selama setahun.

Itu bisa diberangkatkan karena ada KONI) yang menganggarkan Beaya itu semua.

Bandingkan dengan musik. Banyak grup paduan suara Indonesia berprestasi di Eropa (beberapa kali menjadi juara di sana) tapi beayanya ditanggung oleh grup itu sendiri (diambil dari kantong orang tuanya).

Sampai-sampai,  saya pernah dengar sendiri, seorang Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten (maaf, tidak saya sebut nama kabupatennya) melarang grup-grup paduan suara sekolahnya untuk berpartisipasi lomba  paduan suara keluar negeri, karena pak Kepala Dinas diprotes oleh orang tua murid, sebab para orang tua murid "kobol kobol" dompetnya.

Sedih.

Putri Ariani penyanyi tuna netra yang berprestasi di American Got Talent kan juga dompet orang tuanya yang "kobol-kobol". Putri Ariani berhasil mengharumkan nama Indonesia yang selama ini dipandang sebelah mata oleh masyarakat Amerika dengan beaya sendiri.

Di olahraga setiap cabang ilahraga  dipimpin oleh pejabat (menteri, jenderal, dan pejabat yang lain). Contoh : PSSI dipimpin oleh Erick Tohir Menteri BUMN.

Di seni kan gak ada. Apa ada menteri atau dirjen menjadi ketua Persatuan Keroncong Indonesia,  atau ketua Indonesia Dangdut Asociation..... ?

Usulan untuk Hari Musik.Nasional :

Agar Musik Indonesia makin maju, Pemerintah harus memberi perhatian yang lebih besar demi kemajuan musik tanah air.

Contoh : Walikota Alabama (AS) meliburkan satu hari kerja, untuk memberikan kesempatan kepada warganya menyambut Ruben Studard yang memenangkan Kontes American Idol.

Demikian besar perhatian pemerintah terhadap prestasi warganya.

Hidup Hati Musik Nasional,
Kita tunggu langkah Pemerintah mengawal musik kita.

Salam sehat,
Isfanhari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar