Jumat, 08 Maret 2024

Lagu Indonesia Raya Aslinya Gaya Waltz, Birama 6/8 - Nyekar di Makam WR Soepratman

Ayas sering mampir di warkop samping Makam WR Soepratman di Jalan Kenjeran, Surabaya. Nunut baca koran Jawa Pos. Sejak dulu warkop pojokan itu melanggan Jawa Pos. Sebelum ponsel pintar dan media sosial marak boleh dikata semua warkop langganan koran.

Setelah baca koran dan nyeruput kopi, Ayas kadang mampir ke makam sang pahlawan. Komponis besar yang juga wartawan kawakan. Pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Di makam WR Soepratman diukir partitur Indonesia Raya. Lagu kebangsaan kita. Irama mars, birama 4/4, nada dasar G, dan seterusnya.

Hari lahir WR Soepratman, 9 Maret 1903, dijadikan Hari Musik Nasional. Belakangan hari lahir sang komponis dikoreksi ahli warisnya - lewat pengadilan - jadi 19 Maret. Tapi hari musik tetap 9 Maret. Sesuai dengan Keputusan Presiden SBY.

Nah, jelang Hari Musik Nasional 2024, Ayas nyekar ke Makam WR Soepratman. Nyekar tapi tidak bawa kembang. Cuma bawa tasbih saja. Sembahyang pendek dalam hati.

Ayas kembali perhatikan notasi lagu Indonesia Raya. Jadi ingat artikel pendek yang ditulis Musafir Isfanhari sekian tahun lalu. Isfanhari dosen musik di Unesa, pelatih paduan suara, arranger, dirigen, pengamat musik. Dulu Bung Isfan selalu jadi juri bintang radio dan televisi jenis seriosa.

Musafir Isfanhari mengatakan, Indonesia Raya aslinya ditulis oleh WR Soepratman  dalam tanda birama 6/8. Keterangan ini dimuat di buku LAGU KEBANGSAAN INDONESIA RAYA, terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1982.

Tahun 1944 dibentuk Panitia Lagu Kebangsaan untuk penyempurnaan lagu Indonesia Raya. Panitya tersebut terdiri atas Ir Soekarno, Ki Hadjar Dewantoro, Achiar, Bintang Soedibyo (Ibu Sud) Darmajaya, Koesbini,  KH Mansyoer, Mr Mohammad Yamin, Mr Sastromoelyono, Sanusi Pane, Cornel Simanjuntak, Mr A Soebardjo, dan Mr Oetojo.

"Panitya inilah yang akhirnya mengubah Indonesia Raya menjadi berbirama 4/4 seperti sekarang yang kita nyanyikan," kata Bung Isfanhari.

Ayas perhatikan notasi asli Indonesia Raya yang asli itu. Menarik. Iramanya seperti orang menari waltz. Bukan mars, tegas, macam orang berbaris. 

Bung Isfanhari menulis:

"Lagu ciptaan WR Soepratman yang saya tahu banyak yang berbirama 6/8.
Contohnya: Di Timur Matahari. Dulu ketika masih kecil (di SR) saya menyanyi Ibu Kita Kartini  juga dalam birama 6/8."

Lagu Indonesia Raya birama 6/8, menurut Isfanhari, kesan gagahnya kurang. "Setelah diubah menjadi 4/4 terasa gagah dan wibawanya," kata pemusik yang baru saja menerbitkan buku kumpulan partitur paduan suara itu.

Lagu Indonesia Raya (versi sekarang) memang gagah. Apalagi orkestrasinya digarap Addie MS dan dimainkan Twillite Orchestra. Artistiknya lebih terasa ketimbang orkestrasi lama pada masa Orde Baru.

 Namun, dulu Ayas pernah kritik bahwa Indonesia Raya ini lagu kebangsaan yang sulit. Nada rendahnya terlalu rendah dan nada tingginya terlalu tinggi. Kalau dinyanyikan dengan nada dasar G, bisa dipastikan rakyat biasa kesulitan menjangkau nada tinggi di refrein. Kalau diturunkan ke F atau E, nada rendahnya gak nyampe.

Selamat Hari Musik Nasional!
Salam Indonesia Raya!

7 komentar:

  1. Lagu kebangsaan Amerika juga terlalu tinggi untuk orang biasa yang tidak pernah ikut paduan suara hehehe.

    BalasHapus
  2. yang masih jadi misteri juga, Wage Rudolf Soepratman itu katanya juga salah satu Pahlawan Nasional yang beragama Katolik Menurut Buku baptis di gereja Katedral jakarta.... betul atau tidaknya? Semoga ada yang bisa menyelidikinya secara menyeluruh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Supratman adalah seorang pengikut Ahmadiyah, yang dianggap sesat oleh Islam garis keras.

      Hapus
    2. Asli Islam. Sudah dipastikan oleh ahli warisnya dan buku², foto² di Surabaya dsb. Gosip aja kalo WRS katolik hanya karena namanya ada Rudolf kayak Londo.

      Hapus
    3. Rudolf nama tambahan ketika Supratman ikut kakaknya yang dinikahi pria Belanda, agar bisa masuk sekolah Belanda di Makassar harus mengaku ada darah Belanda.

      Hapus
    4. Mungkin bapa Belanda itu doeloe seneng lagu ini:

      Rudolph the Red-Nosed Reindeer
      Had a very shiny nose

      Hapus
    5. Itu Christmas carol dari Hollywood.

      Hapus