Kata ini tak pernah saya dengar selama 10 atau 20 tahun. Juga tidak pernah baca di koran atau majalah baik cetak maupun digital. Kadaver atau cadaver.
Tapi saya ingat kadaver ada kaitan dengan mayat atau jenazah manusia. Minggu ini kata kadaver sering muncul di koran. Saya juga sempat sunting naskah mentahan tentang kadaver ini.
Maka saya cek lagi kamus bahasa Indonesia. Cadaver tak ada. Kadaver ada. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menulis:
ka.da.ver /kadavêr/
jenazah, biasanya digunakan mahasiswa kedokteran untuk praktikum anatomi
Kata kadaver (banyak media pakai "cadaver") jadi hidup gara-gara Hermawan Kartajaya. Begawan marketing ini berulang tahun ke-75. Begitu banyak acara digelar untuk memaknai perjalanan arek Kapasari Gang V Surabaya itu.
Salah satunya nostalgia ke rumah masa kecil di gang sempit yang sudah dijual. Kemudian dijual lagi oleh yang membeli dulu. Hermawan yang kondang banget itu ternyata anak kampung.
Hermawan juga pesan sembahyang misa di SMAK St Louis I Surabaya. Dulu ia sempat mengajar matematika di situ. "Setahun cuma misa satu kali! Rupanya Hermawan masih Katolik," canda kenalannya.
Acara paling spesial ya kadaver itu. Pada 18 November 2022, tepat hari jadi ke-75, Hermawan Kartajaya datang ke kampus FK Universitas Airlangga. Menandatangani wasiat penyerahan jenazahnya saat berpulang kelak. Kadaver Hermawan untuk praktik atau riset mahasiswa kedokteran.
Banyak orang yang tercengang. Pihak keluarga pun awalnya keberatan. Tapi bukan Hermawan kalau tidak mampu me-marketing-kan idenya. Akhirnya sepakat.
Hidup kadaver!
Hidup Hermawan!
Dirgahayu!
Hermawan itu dulu terkenal dgn nama Tionghoanya Tjoe Hak. Angkatan kakak saya biasa memanggilnya Koh Tjoe Hak kalau di jam luar sekolah, krn dia akrab dan suka membina acara2 anak muda, seperti pesta Valentine tahunan. Jaman saya masuk SMA thn 1988, beliau sudah keluar krn ada syarat guru harus S1, padahal dia tidak tamat dari ITS. Maka dia keluar dan mulanya buka les2an di Aurora, sampai akhirnya dia masuk Sampoerna dan memulai perjalanannya menjadi pakar marketing.
BalasHapusHebaaat sekali. Ada berkatnya ia "dikeluarkan" dari Sinlui karena syarat formal. HK malah jadi besaaar di dunia marketing seperti sekarang. Lain ceritanya kalau tetap jadi guru sampai pensiun.
HapusBerkah tersembunyi.
Kamsia.
Berarti nama Tionghoa HK adalah Tan Tjoe Hak. Marga Tan atawa Chen ini sangat besar. Bahkan Gus Dur dulu pun sering ngaku marganya Tan. Mungkin kelakar khas Gus Dur.
BalasHapusHK ini ngomong dan nulis enak sekali. Selalu menyederhanakan masalah yg ruwet sehingga gampang dipahami. Itulah ciri guru yang hebat.
Tjoe Hak bisa bertahan di Sinlui krn ada Rm Michael Utama, yg kemudian meninggalkan ordo dan Sinlui, krn jatuh cinta. Rm Utama (Utomo) kemudian digantikan oleh alm. Ibu Hari, yg suaminya anggota MPR. Sbg pentolan Golkar yg taat, beliau harus menegakkan aturan, manajemen top down. Tidak mungkin luwes spt Michael Utama. Maka itu Tjoe Hak harus keluar krn hanya berijazah SMA. Walaupun dia guru favorit.
BalasHapusMichael Utama kemudian membina SMA Kristen Petra Manyar menjadi SMA favorit dan bersaing keras dgn Sinlui. Walaupun beliau tetap Katolik dan menjadi tokoh pendidikan dan tokoh INTI.
Saya baru baca di media cetak. HK bilang nama tionghoanya Tan Tjioe Hak artinya seorang pembelajar sepanjang hayat.
BalasHapusNama itu yang membuat HK mantap jadi kadaver.
Hak yg berarti belajar dalam bahasa Mandarin xue (学 hsyueh, susah ya bacanya).
HapusHak bunyinya mirip dgn kata serapan Jepang “gaku”. Dai-gaku = sekolah besar = universitas.
Dalam bahasa Korea juga “ha”. Ha-gwon, bimbingan belajar.
Ini krn Korea dan Jepang meminjam kata2 bahasa Cina ketika pusat kerajaan Tang masih di Cina selatan, dan bahasa yg diserap ya pendahulunya (proto) bahasa2 Hokkian dan Kanton, bukan Mandarin. Krn itu bunyinya bertahan sampai skrg di Jepang, Korea, dan Vietnam
Namanya 陈就学 dalam tulisan Cina singkat. Tjioe (Mandarin: jiu) sebenarnya bukan yang berarti “lama” atau “waktu yg panjang”. Ttp malah “bergegas” atau “segera”.
Hapus