Senin, 11 Mei 2020

98% Bukan Pasien Murni Corona


Berapa orang Surabaya yang meninggal karena corona? Buanyaak. Maklum, Surabaya kota besar nomor 6 di Indonesia setelah Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta. Tiap hari ribuan orang luar negara dan luar daerah datang dan pergi.

Karena itu, pasien positif Covid-19 melejit terus. Minggu lalu 600-an, minggu ini tambah banyak. Apalagi setelah ada klaster besar di pabrik Sampoerna. Kemudian klaster pasar-pasar.

Sejatinya yang murni meninggal karena virus corona itu berapa orang?

Wali Kota Tri Rismaharini kemarin menyebut 4 orang. Empat pasien itu meninggal tanpa riwayat penyakit lain. Sementara 76 almarhum yang lain punya penyakit-penyakit bawaan.

"Orangnya sudah lama sakit campur-campur. Kencing manis, darah tinggi, jantungan... buanyaak," kata seorang tetangga korban corona yang meninggal dunia.

Hanya saja, setelah musim corona tiba, pasien itu positif uji swab. Sang mendiang pun tercatat sebagai pasien Covid-19 yang meninggal dunia.

"Hampir semua pasien yang meninggal punya riwayat," kata teman lama di Trawas yang juga pengobat tradisional. "Makanya jangan takut sama corona."

Angka-angka pasien corona di Surabaya Raya dan Jawa Timur memang bikin cemas. Naiknya terlalu cepat. Entah kapan mencapai puncak kurva lalu turun.

Karena itu, sangat wajar PSBB di Surabaya diperpanjang hingga dua minggu ke depan. Hingga lebaran. Dus, tradisi mudik tahun ini terpaksa ditiadakan. Termasuk sekadar berlibur dekat-dekat di Jawa Timur seperti ke Malang, Batu, Trawas, Puhsarang, Jember, Lumajang.

2 komentar:

  1. Wan ini namanya ilmu ngeles tingkat tinggi.

    BalasHapus
  2. Liburan nyang Jember, Bondowoso atau Rogojampi, yo podo senenge, tergantung karo kancane sing diajak tamasya. Ning Bondowoso ojo lali tuku tape pohong.
    Setidak-nya berlibur ke Rogojampi, dimasa Covid-19 sekarang, bagi orang-orang tampang Asia, terutama cina, jauh lebih aman daripada berlibur ke London atau ke New York. Bukan karena takut tertular Corona-Virus atau China-Virus, tetapi takutnya pulang dari luar-negeri, tampang si wisatawan tidak mirip lagi dengan tampang foto di pasport, malah mirip ibu Sarumpaet.

    BalasHapus