Sabtu, 31 Agustus 2019

Benang Kusut Mahasiswa Papua


Hampir setiap hari saya lewat di Pacarkeling. Sudah pasti juga lewat di Asrama Mahasiswa Papua, Jalan Kalasan 10 Surabaya. Sebab Jalan Kalasan itu semacam gang dari Jalan Pacarkeling. Kadang-kadang mampir di warkop dekat asrama mahasiswa itu kalau hendak misa di Gereja Kristus Raja di Jalan Residen Sudirman. Asrama Papua memang dekat dengan Gereja KR dan Gereja Kristen Indonesia (GKI) Resud.

Dari dulu tidak pernah ada masalah. Biasa-biasa aja. Makanya tidak banyak orang yang tahu di mana Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya itu. Bahkan masih banyak orang Surabaya yang tidak tahu di mana Jalan Kalasan.

Hingga terjadilah unjuk rasa 700an aktivis ormas, warga, dan aparat itu. Gara-gara isu di media sosial yang viral soal bendera merah putih itu. Di saat tensi nasionalisme sedang tinggi pada 15-17 Agustus 2019. Mbak Susi dan kawan-kawan tidak terima bendera merah putih dihinakan. Pelakunya diduga mahasiswa yang tinggal di asrama itu.

Namanya orasi unjuk rasa, kata-kata yang dilontarkan pun panas. Nama-nama penghuni bonbin keluar semua. Anak-anak Papua terkepung berjam-jam di dalam asrama. Sambil mendengar orasi dan teriakan yang tidak enak.

Malamnya 43 penghuni asrama dibawa ke kantor polisi. Diamankan istilahnya. Diinterogasi siapa gerangan yang mematahkan dan membuang bendera NKRI itu. Ternyata tidak ada yang tahu. Lalu 43 orang itu dikembalikan.

Lalu muncullah reaksi yang luar biasa di Papua dan Papua Barat. Mulai Senin 19 Agustus 2019 sampai... entah kapan. Kelihatannya makin panas saja Bumi Cenderawasih itu.

Kemarin sore saya lewat di Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan. Ada spanduk baru. Isinya sangat mengerikan: referendum is solution.

Wow... referendum?
Minta merdeka?
Separatisme?

Kita tidak bisa minta konfirmasi dari mahasiswa Papua penghuni asrama. Sebab mereka bertekad menolak siapa pun yang datang ke asramanya. Untuk urusan apa pun.

Jangankan wartawan di Surabaya, tokoh-tokoh masyarakat dan pejabat pun ditolak mentah-mentah. Gubernur Papua Lukas Enembe ditolak. Gubernur Jatim Khofifah ditolak. Wali Kota Risma pun tidak diterima.

Pendeta-pendeta dan pengurus Bamag dari Papua dan Papua Barat juga ditolak. Bagaimana dengan pendeta-pendeta di Surabaya? Pendeta GKI di dekat asrama mahasiswa? Atau pastor-pastor dari Gereja Kristus Raja? Apalagi.

"Situasinya masih belum kondusif. Cooling down dulu," kata RD Benny Susetyo, rohaniwan Katolik.

"Tapi isunya sudah melebar, Romo? Semula soal ujaran kebencian, rasialisme, diskriminasi, sekarang kok pasang spanduk referendum? Ini kan bahaya," kata saya.

"Mungkin itu cuma emosi anak-anak muda saja. Masalah Papua ini perlu diselesaikan dengan kepala dingin," kata romo asli Malang itu.

Yang saya baca di internet, mahasiswa Papua di Jakarta dan beberapa kota mengusung isu referndum saat unjuk rasa. Bahkan membawa bendera Papua Merdeka segala. Isunya persis sama dengan bunyi spanduk di pagar Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya itu.

Salam damai untuk Papua!

13 komentar:

  1. Melting Pot, Campur-aduk menjadi Satu, Logam yang kuat hanya bisa didapat dari peleburan campuran beberapa jenis logam. Angan-angan ?
    700-an aktivis ormas, warga dan aparat unjuk rasa di depan asrama mahasiswa Papua, kata2 yang dilontarkan, nama2 penghuni bonbin.
    Bonbin = Kebon Binatang. Apakah para pengunjuk rasa itu orang2 kulit putih, alias orang2 Eropa ?

    Tahun 1875 sampai tahun 1930 orang2 Jerman pergi ke Kebon Binatang Berlin, selain melihat binatang, mereka juga ingin menonton orang2 China, Negro, Papua, Samoa, Eskimo, Manusia2 dari daerah jajahan bangsa bule, yang dipamerkan ber-sama2 binatang2 di Bonbin itu. Supaya lebih sensasi, tentu saja manusia2 liar (menurut pandangan orang bule) itu, laki2 dan perempuan2 harus telanjang. Iklan-nya ditulis pemakan daging manusia, menschenfresser, sex-maniak., dll.
    Karena orang2 Eropa lebih senang menonton sensasi tetek2 perempuan2 Afrika dan Samoa, daripada melihat hewan, maka orang2 liar tersebut dipamerkan keseluruh kota2 besar dan negara2 Eropa, seperti cirkus.

    Di kepala mayoritas orang2 kulit putih sampai sekarang, kita2 ini hanya sederajad dengan binatang, padahal banyak bule yang goblok-nya minta ampun.

    Mbak Susi itu wanita bule kah ? Jebloskan saja dia ke Bon-Bin Wanokwari !

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ouw.. begitukah. Orang bule eropa dan amerika juga ternyata masih punya pandangan seperti itu. Makanya martin luther king di amerika harus berjuang keras agar orang2 hitam negro pun dihargai sebagai manusia

      Orang eropa yg ngajar dan khotbahi kita: cintailah sesamamu manusia...

      Tapi kenyataannya gereja2 yg dibangun di batavia, soerabaia enz hanya untuk manusia2 putih yg makan roti dan keju. Orang2 jawa yg terima kabar baik malah diusir ke hutan. Babat alas. Pendeta2 putih tidak mau melayani mereka.

      Jadilah gereja2 pribumi kayak GKJW itu.

      Kesimpulannya: manusia2 kulit gelap dari dulu memang dianggap setengah manusia.

      Hapus
    2. Tanpa perjuangan Dr. Martin Luther King Jr., sampai detik ini di Amerika Serikat orang kulit berwarna dilarang duduk sebangku dengan orang berkulit putih.
      Orang kulit berwarna dilarang sekolah, di sekolah yang khusus untuk orang kulit putih. Padahal mereka sama2 warganegara US. Ketidak-adilan tsb. baru dicabut tahun 1964 Undang2 Civil Rights Act.
      Sampai tahun 1965 orang kulit berwarna tidak memiliki hak pilih dan dipilih sejajar dengan orang kulit putih di Amerika, walaupun orang hitam de facto dan de jure adalah warganegara US. Kebrengsekan itu dihapus setelah Undang2 Voting Rights Act 1965.
      Betapa terbelakangnya cara berpikir orang bule Amerika !
      Kedua Undang2 tersebut diatas tak-kan mungkin terwujudkan tanpa pengorbanan jiwa seorang Katholik yang bernama John F. Kennedy.
      Cassius Clay pemenang medali emas tinju Olympiade tahun 1960, juga harus menderita gara2 Politik Apartheid.
      Salut kepada Clay yang menolak ikut berperang ke Vietnam, walaupun konsekwensinya dia harus mendekam di penjara dan dilarang bertanding boxen. Orang hitam hanya cukup baik untuk dijadikan tumbal di medan perang, didalam negeri sendiri mereka didiskriminasi.
      Cassius Marcellus Clay adalah nama budak belian, makanya dia mengubah namanya menjadi Muhammad Ali.
      Ketika pertandingan tinju Muhammad Ali melawan Joe Frazier, masyarakat Amerika terbelah dua. Yang kulit putih memihak ke Frazier, yang dianggap sebagai negro baik, sedangkan Ali yang dianggap negro jahat ditunjang oleh orang kulit berwarna.
      Aksi2 protes Martin Luther King dan Joan Baez masih sempat saya alami sebagai mahasiswa di Eropa. Jadi Rassisme di Amerika baru saja selesai, sejak Obama menjadi presiden.

      Hapus
  2. Dulu kalau anak2 Indonesia nonton bioskop film cowboy made in Hollywood, terutama yang duduk di bangku kelas kambing paling depan layar, selalu sorak sorai, keplok-keplok, kalau Glenn Ford atau John Wayne beserta kavaleri-nya beraksi menembaki orang2 Indian. Mengapa kita tidak kasihan kepada orang2 Indian si empunya tanah dan negara yang dirampas oleh orang2 kulit putih. Mengapa kita justru membela para kolonialis.
    Padahal orang2 Indian berada di pihak yang benar, membela tanah air mereka. Kita nunduk sambil menciumi punggung tangan orang2 Arab. Hormat berlebihan kepada cukong aseng dan meneer kulit putih.
    Saudara sebangsa berkulit hitam dan berambut keriting malah di diskriminasi. Ada yang kosleting di syaraf otak kita. Lupa kepada pesan presiden Soekarno: Nation Building, Bhineka Tunggal Ika.
    Hobbynya, menyusui beruk di hutan.

    BalasHapus
  3. Aha.. pengamatan yg jeli betul. Peran antagonis dan orang jahat di film2 memang biasanya orang hitam atau orang asli macam Indian.

    Di film2 Indonesia pun penjahat2 biasanya yg hitam dan keriting pake logat maluku atau papua atau NTT. Kadang2 si penjahat atau tukang pukul debt collector itu juga pake kalung rosario hehe.

    BalasHapus
  4. Xiansheng: Kebrengsekan itu dihapus setelah Undang2 Voting Rights Act 1965.

    Belum terlalu lama hak2 manusia hitam diakui di USA. Padahal negara itu disebut-sebut juara demokrasi. Paling doyan ngomong demokrasi, human right, anti diskriminasi dsb.

    Orang2 hitam negro dijadikan budak belian di USA. Derajat budak sangat rendah. Dianggap bukan manusia 100%. Kayak politik apartheid di afrika selatan.

    Karena itu, tidak heran di negara2 lain pun manusia2 kulit gelap atau hitam dianggap derajatnya lebih rendah. Diejek sebagai penghuni bonbin itu. Bagaimanapun juga pola pikir dan ideologi rasis itu sulit hilang begitu saja. Meskipun Obama yang gelap sudah pernah jadi presiden.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih ada waktu 3 jam, nyerocos lagi sedikit.

      Iyo Mas, belum lama Civil Rights Act dan Voting Rights Act disahkan oleh parlement amerika. Menunggu selama 200 tahun,setelah negara itu terbentuk.
      Saya jadi ingat lagu wajib waktu sekolah:
      Cukup sudah masa janji
      Cukup sudah sabar menanti
      Cukup sudah derita dialami
      Kini tiba saat rakyat bertindak.....

      Amerika menunggu 200 tahun untuk berani memberi hak-hak, kepada warganegara-nya yang berkulit hitam, sebab pemerintah-nya takut kepada gerombolan extrem rassis kulit putih yang menamakan diri mereka Ku Klux Klan.

      Di Ibu Pertiwi juga ada gerombolan extrem kanan agamais, yang juga sangat di takuti oleh pemerintah kita.
      Apakah kita harus sabar menanti sampai ada John Kennedy jilid dua yang terbunuh ?
      Kapan saat-nya rakyat akan bertindak ? Apakah menunggu Martin Luther King jilid dua dilahirkan di bumi Ileape ?
      Ataukah ke-dua2-nya hal yang mustahil terjadi di negeri Jamrud Khatulistiwa ?

      Hapus
  5. Ideologi rasis itu juga sangat terasa di iklan2 di televisi kita. Khususnya produk2 kecantikan. Ada krim pemutih untuk memutihkan kulit yg gelap atau hitam. Sebab kulit gelap itu jelek.

    Orang mengelu-elukan artis cantik berkulit terang dan mengejek yg hitam. Wah.. panjang kalau ditarik ke mana2 masalah warna kulit ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siapa bilang kulit gelap itu jelek ? Mungkin mereka belum pernah kenal Nona Ambon hitam yang giginya putih, kalau tersenyum manis sekali.

      Hapus
  6. Orang Papua Maluku NTT dan wilayah timur lainnya punya bargaining position yg sangat kuat. Sebab orang2 kulit gelap ini punya pulau sendiri, nenek moyangnya asli nusantara, bukan pendatang dari utara atau selatan. Beda dengan orang2 hitam amerika yg nenek moyangnya di afrika dan tinggal di USA, tanah milik orang putih dan indian.

    Apalagi Papua sangat kaya bahan tambang, hutan, sungai dsb. Tanahnya juga masih luas dan kosong. Makanya sangat aneh kalau orang2 papua diejek dan dibedakan hanya karena warna kulit atau ras.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Orang Papua, Maluku, NTT, punya pulau sendiri, milik nenek-moyang mereka. Hal itu sangat penting bagi manusia ataupun hewan, mereka adalah mahluk-mahluk endemis, asli-tulen. Perasaan bathin, Geborgenheit, itu bisa saya rasakan, jika saya berada di kota Quanzhou, kampung-halaman nenek-moyang saya.
      Geborgenheit : Perasaan anak2 ayam ( piyek ) yang berlindung dibawah sayap induk-nya. Orang Jawa mendefinisikan; Mangan ora Mangan waton Kumpul.

      Wis aku tak noto koper, lima jam lagi harus ke bandara.

      Hapus
    2. Haiya... kamsia yg banyak.
      Slamet pigi cungkuo semoga xianshen slamet dan selalu sehat lahir batin.
      Salam untuk Bapa Xi Jinping presiden RRT.

      Hapus
  7. Semoga seluruh negri bekerja sama untuk membangun papua

    BalasHapus