Minggu, 15 Oktober 2023

Seberapa Luaskah Wilayah Gaza Itu?

Oleh DAHLAN ISKAN

(Artikel lama tahun 2009)

Tidak lebih dari 500 kilometer persegi. Lebarnya hanya sekitar 10 kilometer dan panjangnya 50 kilometer. Kalau di Jatim, kira-kira hanya sama dengan dari Bangil ke Probolinggo. Lebarnya hanya sama dengan Probolinggo-Leces dan Bangil-Beji. Atau sama dengan dari Tanjung Kodok ke Tuban.

Wilayah itu berbukit, tapi tidak bergunung. Dataran paling tinggi hanya 150 meter. Meski punya pesisir sepanjang 45 kilometer, seluruh akses ke Laut Tengah itu dikuasai Israel.

 Bandaranya juga dikuasai Israel. Satu-satunya batas yang bukan Israel adalah bagian selatannya sepanjang 12 kilometer: berbatasan dengan Mesir.

Meski Gaza ini bagian dari wilayah negara Palestina, kalau mau ke ibu kota harus melalui daratan Israel sejauh kira-kira 40 kilometer. Ini berarti orang Palestina di wilayah Gaza kalau mau ke wilayah Palestina yang lain di Tepi Barat harus mengantongi paspor dan harus mendapat izin Israel. 

Luas wilayah Palestina yang di timur (disebut Tepi Barat, karena letaknya di tepi barat Sungai Jordan) itu sekitar lima kali lebih besar dari Gaza. Di wilayah Tepi Barat ini penduduknya sekitar 2,5 juta orang. Dengan demikian, kalau Gaza dan Tepi Barat dijumlah, penduduk Palestina 4 juta orang (wilayah Gaza berpenduduk 1,5 juta).

Israel memang berjanji menyerahkan wilayah Palestina kepada orang Palestina secara bertahap. Mula-mula hanya Jericho, satu kota sebesar Kecamatan Tulangan (Sidoarjo, Jatim) di timur Jerusalem. Lalu sebagian lagi wilayah di utara Jerusalem. Lalu bagian lain Tepi Barat. 

Tiga tahun lalu barulah wilayah Gaza yang diserahkan. Masih banyak lagi yang mestinya diserahkan, tapi diragukan apakah Israel masih mau menyerahkan sisanya. Termasuk Dataran Tinggi Golan yang harus dikembalikan ke Syiria.

Sejak diserahkan ke Palestina tiga tahun lalu, status Gaza tidak jelas. Bukan provinsi, bukan juga negara bagian. Bahkan, antara Gaza dan Tepi Barat hampir tidak ada hubungan sama sekali. Baik hubungan transportasi maupun hubungan politik. Gaza seperti tidak ada hubungan apa-apa dengan pemerintah pusat di wilayah Tepi Barat.

Di wilayah Gaza hampir 100 persen penduduknya pengikut Hamas. Yakni, aliran yang tidak mau menggunakan jalan diplomasi dalam merebut semua wilayah Palestina. Hamas tidak percaya Israel mau secara suka rela mengembalikan wilayah Palestina, termasuk Jerusalem. 

Hamas pernah minta agar seluruh wilayah Palestina dan Israel itu jadi satu negara saja: Negara Palestina. Bahwa sebagian besar penduduk negara "baru" itu beragama Yahudi, tidak apa-apa. Demokrasi yang akan mengatasi hubungan mayoritas-minoritas itu (Yahudi 7 juta, Palestina 4 juta). Israel menolak, karena khawatir lama-lama penduduk Arab (Palestina) akan mayoritas.

Kalau di Gaza penduduknya adalah pengikut Hamas, di Palestina wilayah timur (Tepi Barat) penduduknya mayoritas pengikut kelompok Fatah. Yakni, kelompok yang juga berjuang mengembalikan seluruh wilayah Palestina, tapi melalui jalan perundingan.

Dua kelompok ini sering terlibat dalam perang bersenjata secara terbuka dan menelan banyak korban. Dengan demikian, meski Negara Palestina itu satu, pemerintahannya sebenarnya ada dua. Pemerintahan di Tepi Barat dipegang Fatah dan pemerintahan di Gaza dipegang Hamas.

Israel memang kelihatan tidak mau kehilangan kontrol. Wilayah timur (Tepi Barat) itu diserahkan ke Palestina tidak secara utuh. Wilayah Jericho, ibarat satu pulau kecil di tengah-tengah Israel.

 Wilayah utara juga seperti pulau besar di tengah-tengah Israel. Wilayah selatan juga berada di tengah-tengah wilayah Israel. Wilayah utara yang agak luas pun, bentuknya lucu karena banyak wilayah Israel yang menjorok ke wilayah Palestina di sana-sini.

Jadi, Palestina yang sekarang sebenarnya bukan terbagi dua wilayah (Gaza dan Tepi Barat), tapi terbagi empat atau lima wilayah yang tersebar di tengah-tengah negara Yahudi.

Sabtu, 14 Oktober 2023

Barakallah Fii Umrik Gusur HBD dan Selamat Ulang Tahun

Masih Oktober. Bulan Bahasa Indonesia. 

Lian Gouw di Amerika Serikat kembali mengingatkan saya tentang bahasa Indonesia yang murni. Tidak perlu kata serapan. Tidak perlu kata-kata asing khususnya bahasa Inggris.

Usahakan mencari padanan dalam bahasa Indonesia. Kita harus punya jati diri, kata Lian Gouw yang sudah puluhan tahun tinggal di USA. Tapi ngotot betul mendorong bahasa Indonesia tanpa serapan.

Bu Lian lalu meminta saya mengirim salah satu tulisan saya di media massa. Kebetulan ada satu berita ringan. Tentang sedekah bumi di Kampung Pecinan, Kapasan Dalam. 

"Wah, Hurek, ibu senang sekali dengan tulisan hurek !! 🙏🥰👍👏🥰 tidak ada kata serapan -- yang ada itu kutipan bicaraan orang tionghoa itu," kata Lian Gouw.

"Tapi Ibu pusing membaca berita-berita lain. Banyak sekali kata-kata bahasa Inggris," Lian Gouw menambahkan.

Lalu kami bercakap lagi lewat WA. Masih soal bahasa Indonesia. Lian Gouw kembali mengingatkan jati diri dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia.

Orang macam Lian Gouw ini terkesan agak nyinyir. Khas orang tua. Kadang terasa berlebihan. Tapi perlu juga kenyinyiran macam ini. Khususnya di bulan bahasa.

Siapa lagi yang mau menjunjung bahasa Indonesia kalau bukan orang Indonesia sendiri? Orang Indonesia di Indonesia. Bukan orang Indonesia di Amerika macam Lian Gouw.

Sambil menulis catatan kecil ini muncul pesan-pesan di kumpulan WA. Teman-teman lama masa persekolahan doeloe. Ucapan selamat ulang tahun untuk seorang kawan.

Paling banyak pakai ucapan "Barakallah fii umrik". Artinya mudah ditemukan di mesin-mesin pencari. Ucapan sekaligus doa untuk yang berhari jadi.

Ucapan berbahasa Inggris "Happy Birthday" (HBD) kelihatannya sudah tergusur oleh "Barakallah fii umrik". Orang Indonesia rupanya bukan sekadar doyan Nginggris tapi juga makin Ngarab.

Yang menarik, kawan yang sangat lama tinggal di negara berbahasa Inggris malah kasih ucapan:

 "Dirgahayu. Semoga makin sumringah, akeh rejekine, akeh berkahe, umur panjang dan bahagia."

Jumat, 13 Oktober 2023

Lingkaran setan perang tak sudah di tanah suci

Israel sedang sibuk menyerang Gaza. Entah kapan berakhir. Semoga perang di tanah suci (ironis) itu tidak berkepanjangan macam di Ukraina. 

Bisa dibayangkan berapa banyak korban yang mati, luka, cacat jika agresi ini berlangsung satu bulan. Apalagi satu tahun. Dulu ada perang 6 hari lalu selesai. 

Sekarang kelihatannya lebih lama. Sebab yang dihadapi Israel ini katanya bukan Palestina, tapi Hamas. Hamas disebut organisasi teroris. Pejuang Hamas itu yang membunuh 700 orang pada Hari Sabat pekan lalu di wilayah Israel.

"Kita harus menghabisi Hamas. Sampai ke akar-akarnya," begitu kira-kira pernyataan PM Israel Benjamin Netanyahu.

Orang Indonesia, Malaysia, dan negara-negara Arab lain tidak mau terjebak dalam isu soal Hamas sebagai teroris itu. Yang ada cuma perjuangan Palestina melawan penjajahan Israel. Palestina harus dibebaskan dari cengkeraman Zionis.

Panjang kalau isu Israel vs Palestina ini dibahas lagi. Sudah 75 tahun dibicarakan di Liga Arab, PBB, tidak juga selesai. Solusi 2 negara Israel dan Palestina hidup berdampingan pun belum berterima. Hamas hanya mau Israel dienyahkan dari bumi. Berapa pun harga yang harus dibayar.

Di mana-mana ada unjuk rasa mendukung perjuangan rakyat Palestina melawan Israel. Termasuk di Indonesia dan Malaysia. Sembahyang khusus digelar untuk mendoakan korban-korban perang dari pihak Palestina.

 Korban dari pihak Israel didoakan juga? Oh, Tuhan, tolong hentikanlah perang ini. Di tanah suci. Tanah yang melahirkan sekian banyak nabi-nabi agama langit. Tanah yang jadi medan perang tak sudah.

Gusti ora sare!
Tuhan tidak tidur!
Ah, seandainya dunia tak ada senjata, kata Iwan Fals.

Rabu, 11 Oktober 2023

Anak Polah Bapak Kepradah - Ronald Tannur Masuk Perangkap

Awalnya kenalan di tempat hiburan malam. Lama-lama akrab dengan purel cantik. Lalu jatuh cinta. Pramuria itu lalu diajak tinggal bersama di apartemen.

Cerita selanjutnya, Anda sudah tahu, gegeran di karaoke. Janda asal Sukabumi itu dianiaya. Meninggal dunia sebelum sampai ke rumah sakit.

Ronald Tannur yang asli Kefamenanu, NTT, itu tiba-tiba jadi sangat terkenal di Surabaya. Bukan karena prestasi hebat tapi kasus penganiayaan Dini itu. Memang sangat kejam kalau kita perhatikan rekaman peristiwa tersebut.

"Ronald ini anaknya anggota DPR RI asal NTT. Barangkali Anda kenal?" tanya seorang kawan.

Siapa ya anggota dewan asal NTT itu? Total ada 13 orang. Tapi yang muncul ke media selama ini cuma satu dua nama saja. Benny Kabur, Mekeng, Ansi Lema, Julie istri mantan Gubernur NTT Victor Laiskodat 

"Tannur dari Timor, Bung," kata teman lain komunitas Flobamora.

Edward Tannur anggota DPR RI dari Fraksi PKB. Kata teman, orangnya terkenal di dapilnya di kawasan TTU, TTS, Belu dan sekitarnya. Sering memberi bantuan untuk petani, peternak, orang kampung.

"Dia maju lagi. Anaknya juga maju," kata teman itu.

Anak polah bapak kepradah!

Ulah Ronald Tannur membuat Edward Tannur kehilangan jabatan di Fraksi PKB DPR RI. Tapi masih tetap anggota parlemen. Dan masih boleh nyaleg.

"Ronald sudah dewasa. Dia harus mempertangungjawabkan perbuatannya," kata Bapak Edward.

Palestina, Hamas, Penjajahan Israel

Sudah pasti Indonesia mendukung penuh Palestina. Sejalan dengan Pembukaan UUD 1945. Bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Israel menjajah Palestina sampai sekarang. Karena itu, Palestina wajib didukung agar bisa merdeka. Zionis Israel harus enyah dari tanah Palestina. 

Karena itu, apa pun alibi dan argumentasi Israel, posisi Indonesia sudah jelas. Bahwa akar persoalan konflik Arab vs Palestina adalah penjajahan itu tadi. Selama Palestina masih dijajah, diokupasi, maka konflik di tanah Palestina tidak akan pernah selesai.

PM Israel Benjamin Netanyahu serta pejabat-pejabat Israel selalu bilang perang ini untuk menghabisi Hamas. Israel tidak berperang melawan Palestina saat ini tapi melawan Hamas.

 Hamas yang menguasai Gaza disebut "human animal". Hamas juga disebut organisasi teroris semacam Alqaeda atau ISIS oleh Israel dan negara-negara Barat.

Namun, di mata orang Indonesia, Hamas itu pejuang-pejuang yang ingin membebaskan negaranya dari cengkeraman Israel. Dari dulu Hamas tidak kompromi soal kemerdekaan itu. Beda dengan faksi lain macam Fatah yang masih mau kompromi dan diplomasi demi tujuan kemerdekaan Palestina.

Pemerintah Indonesia pun tidak mengecam Hamas. Jokowi hanya meminta PBB agar menyelesaikan akar masalah konflik berkepanjangan di kawasan yang disebut Tanah Suci itu. Akar masalahnya ya penjajahan Israel itu.

Pasukan Israel terus membombardir Gaza. Balas dendan atas aksi pejuang Hamas pada hari Sabat akhir pekan lalu. Mata ganti mata. Gigi ganti gigi. Teror ganti teror.

Gaza bisa hancur berantakan bila perang ini berlangsung lama. Apalagi sampai berbulan-bulan, satu tahun, seperti Rusia vs Ukraina. Ribuan bahkan jutaan rakyat sipil jadi korban.

Israel, kalaupun menang perang, tidak banyak mendapat manfaat dari perang yang tidak simetris ini. Rakyat Palestina, baik Hamas atau bukan, semakin menyimpan dendam atas zionis itu. Rakyat Israel bakal sulit tidur nyenyak.

Senin, 09 Oktober 2023

Dalang Tionghoa Tee Boen Liong Meriahkan Sedekah Bumi di Kapasan Dalam

Datang ya, ada wayangan di Kapasan! Itu ajakan Tee Boen Liong. Dalang asli Suroboyo keturunan Tionghoa itu juga dikenal sebagai Ki Sabdho Sutedjo.

Boen Liong sengaja pakai nama Sabdho Sutedjo karena berguru pada sang empu dalang purwa Ki Narto Sabdho. Boen Liong kemudian tenggelam dalam seni pedalangan dan kesenian Jawa.

"Aku malah gak iso blas baca tulisan Tionghoa," kata Boen Liong saat saya menulis kamsia atau "terima kasih" dalam aksara Mandarin.

Selasa, 10 Oktober 2023, Ki Boen Liong kembali menghibur masyarakat di kawasan pecinan Kapasan Dalam, Surabaya. Tepat di belakang Kelenteng Boen Bio yang terkenal itu.

Warga Kampung Pecinan Kapasan memang punya tradisi tahunan sedekah bumi. Persis sedekah bumi atawa ruwat desa di kampung-kampung Jawa umumnya.

Bedanya, sedekah bumi di Kapasan diadakan sekaligus merayakan Hari Jadi Nabi Khonghucu. Rangkaian acara sedekah bumi akan berpuncak pada sembahyangan di Boen Bio bagi jemaat Konfusius. Yang beragama lain tentu sembahyang sesuai agama dan kepercayaannya.

Tidak jauh dari lapangan basket belakang Boen Bio ada punden tradisional khas Jawa. Nantinya ada modin yang bakar kemenyan dan adakan ritual Kejawen. Selama pertunjukan wayang kulit punden itu selalu dijaga. Tidak boleh kosong. Wangi kemenyan menebar ke mana-mana.

"Aku dari dulu sudah biasa main di Kapasan. Pokoke wis langganan kalau ada sedekah bumi. Mesti ramai banget," kata Boen Biong sang dalang.

Saya pun sudah sering nonton wayang kulit, campursari, hingga kesenian Tionghoa di Kapasan. Seni budaya Tionghoa dan Jawa menyatu dengan harmonis. Tak sedikit orang Madura di Kapasan Dalam dan sekitarnya ikut menyaksikan sedekah bumi, wayangan, dan sebagainya.

Semoga semua makhluk bahagia!

Kamis, 05 Oktober 2023

Lian Gouw tidak bosan mengomeli perkosaan bahasa Indonesia

Gara-gara menulis catatan ringan tentang Lian Gouw, saya akhirnya jadi akrab dengan novelis, penulis, dan penerbit buku-buku sastra itu. Lian Gouw tinggal di Amerika Serikat. Sudah puluhan tahun jadi orang Amerika. Tapi kecintaannya pada bahasa Indonesia luar biasa.

Kadar kecintaan Lian Gouw boleh dikata sudah di atas 24 karat. Karena itu, Lian tidak suka ada kata-kata asing dalam ujaran atau tulisan berbahasa Indonesia. Bahkan kata-kata serapan pun dia elakkan.

Sebagai penyunting (Lian tidak setuju "editor" atau "redaktur" karena serapan), saya pun berusaha menuruti saran dan nasihat Lian Gouw. Hindari kata-kata serapan sedapat mungkin! Tidak perlu kata-kata bahasa Inggris. 

"Tapi sulit menghindari kata-kata seperti flyover, frontage road, traffic light, dsb dalam berita surat kabar? Saya rasa bahasa Indonesia kekurangan kosa kata. Jadi, kita terpaksa pinjam istilah asing," saya menulis di WA.

Lian Gouw langsung menjawab:

 "Oh, TIDAK -- SAMA SEKALI  TIDAK. Yang miskin itu penggunanya karena kurang jati/harga diri," kata wanita peranakan Tionghoa yang pindah ke USA seusai perang itu.

Kata-kata Lian Gouw selalu saya ingat. Saya berusaha praktikkan, eh, laksanakan meski tidak mudah. Kata "praktik" atau "praktek" sudah sangat lazim. Tapi bagi Lian Gouw tetap kata serapan dari kata asing practice. 

Sambil membaca cuplikan novel karangan Lian Gouw, Rabu malam, tiba-tiba muncul pesan dari Amerika. 

Lian Gouw menulis:

"Barusan SELESAI naik cetak karya asli novel NTT berjudul "Pasola" karya penulis NTT Maria Matildis Banda. Dan terjemahannya juga sudah diserahkan kepada penyunting USA ... legaaaaa."

Saya ucapkan selamat. Lalu diskusi jarak jauh bergulir lagi. Masih soal bahasa Indonesia yang makin sarat muatan kata-kata asing. Padahal kosa kata bahasa Indonesia atau bahasa Melayu sebetulnya ada. Kosa kata bahasa daerah pun bisa dipinjam.

"Nah, Hurek seperti Ibu tidak ada berhentinya mengomeli perkosaan bahasa kita ini - tetapi apa yang dilakukan untuk memperbaiki keadaan parah itu??? 

Ketika ibu masih remaja ada yang mengingatkan: jangan mengeluh jika tidak ada yang dilakukan untuk memperbaiki keluhan itu!"

Lian Gouw melanjutkan:

"Ibu berterima kasih atas pandangan dan pujian Hurek -- tetapi yang diharapkan adalah sesuatu yang membangunkan bangsa tidak percaya diri dan dengan sukarelela menjajahkan diri sendiri."