Kamis, 05 Juni 2025

Mampir ke Gereja Ortodoks Rusia di Surabaya malah Dikejar Satpam Perumahan




Ayas ketinggalan informasi. Ternyata di Surabaya sudah lama berdiri Gereja Ortodoks Rusia. Tempat ibadah di Perumahan Araya dekat MERR. Tidak jauh dari GKI dan GKT.

Tidak banyak yang paham gereja ortodoks. Orang Indonesia hanya paham Katolik dan Protestan serta denom-denomnya yang banyak seperti Pentakosta, Karismatik, Advent, Baptis, Bala Keselamatan, hingga aliran pendatang baru macam Saksi Yehuwa dan Mormon.

Jangankan satpam-satpam yang muslim, orang Katolik di Gereja Stasi Yosafat pun tidak tahu ada Gereja Ortodoks Rusia. Padahal jaraknya dengan gereja katolik sangat dekat. Satu kelurahan.

"Anda mau ke mana? Tujuan apa?"

"Mau ke Gereja Ortodoks Rusia. Ini alamatnya!" Ayas menunjuk alamat gereja kuno tersebut di ponsel.

"Itu di pojok," kata satpam logat Madura.

Ternyata gereja megah di pojok itu GKT. Gereja Kristen Tionghoa atawa Gereja Kristus Tuhan. 

Satpam gereja menunjuk gereja lain di sebelah. Sekitar 100 meter. Ternyata GKI Araya. Satpam GKI pun tak tahu ada Gereja Ortodoks Rusia.

Ayas gowes pelan. Tiba-tiba dikejar satpam perumahan. Curiga. Ada keperluan apa? Mau cari siapa?

Gereja Ortodoks Rusia, Pak! Ayas tunjukkan alamat lengkap di ponsel. Rupanya satpam pun tidak paham ada gereja yang tidak lazim di perumahan yang dijaganya.

Syukur kepada Allah!

 Akhirnya ketemu rumah biasa di Blok F5 Nomor 2. Ada tulisan kecil "St. Iona Manchuria". Tidak salah lagi. Itulah nama pelindung Gereja Ortodoks Rusia di Surabaya. 

Seperti Gereja Katolik, gereja-gereja ortodoks punya santo atau orang kudus sebagai pelindung. Ada juga ikon-ikon Bunda Maria, Yesus Kristus, dan santo santa yang khas ortodoks.

Pagi tadi Ayas sempat ngobrol dengan Romo Kirill Juna Siswaja secara daring. Beliau Rektor Paroki St. Iona Surabaya. Ayas ingin wawancara langsung sekaligus melihat dan mengalami liturgi khas Ortodoks Siria. Liturgi yang detail dan mistis. Pasti lebih panjang durasinya ketimbang misa atau ekaristi di Katolik Roma.

 "Tiap hari selasa rabu jumat ada ibadah pagi semacam misa harian," kata Romo Kirill.

Pater yang namanya sama dengan Patriark Kirill di Rusia ini juga menyebut rencana Liturgi Ilahi (semacam misa) Hari Raya Pentakosta, Minggu 8 Juni. Misa hari raya penting ini berlangsung sangat lama dibandingkan ibadah protestan atau katolik.

"Jadi, saya pikir Mas Lambertus tidak harus datang awal, bisa datang mulai jam 10 atau lebih kalau kuatir kecapekan karena ibadah kami memang ibadah2 kuno yg cukup lama, apalagi pada pesta2 besar seperti Pesta Pentakosta ini," tulis Romo Kirill.

Matur nuwun, Romo Ortodoks Rusia! Baru kenalan secara daring tapi langsung akrab. Malah Ayas diundang untuk mengikuti Liturgi Ilahi Hari Pentakosta. Jarang ada Romo-Romo Roma (Katolik) yang mau bagi waktu dan mengajak orang biasa seperti Ayas dengan respek.

Kembali ke satpam perumahan. Dia terus mengawal Ayas di depan rumah yang jadi Gereja Ortodoks Rusia. Tertutup rapat. Tak ada pengurus, penjaga, atau satpam layaknya di gereja-gereja lain yang sudah mapan.

Ayas tadinya mengira Romo Kirill tinggal di rumah alias gereja itu. Setidaknya ada pengurus atau jemaat biasa yang bertugas atau berjaga di situ. Ternyata tidak ada.

Ayas pun memotret sejenak lalu balik kanan. "Lain kali tidak boleh masuk lewat belakang ya? Saya cuma melaksanakan aturan dari komandan saya!" nasihat satpam.

"Siaaap! Mohon maaf, Pak!"

1 komentar: