Kamis, 22 Juni 2023

Bacang Legendaris Tante Oei di Peneleh. Selamat Pesta Pecun πŸ™πŸΌπŸ™πŸΌ

Dr Dede Oetomo menulis ucapan Sembahyang Bakcang (η«―εˆθŠ‚) pagi tadi. Dosen senior Universitas Airlangga dan Universitas Katolik Widya Mandala saban hari memuat hari raya, pesta, perayaan apa saja di laman media sosialnya.

Aha, beta jadi ingat itu bacang alias bakcang di Jalan Peneleh 92 Surabaya.

Dulu beta biasa mampir minta informasi tentang jajanan khas Tionghoa untuk hari Pecun. Resepnya, bahan-bahan, cara memasak, isinya dsb. 

Apakah dalemannya harus babi? Ini pertanyaan penting di Indonesia yang mayoritas muslim. Sebab banyak orang Indonesia, apa pun agamanya, ingin mencicipi semua kuliner Tionghoa sejak Gus Dur jadi presiden. Tapi banyak yang ragu-ragu. Khawatir makanan Tionghoa ada unsur babi dan alkohol alias tidak halal.

Oei Kong Giok, sekarang 72 tahun, bilang bacang tidak mesti diisi babi di dalamnya. Bisa juga ayam. Ada pula bacang khusus untuk vegetarian. Karena itu, di pasar dan di rumah Oei selalu ada tulisan dan tanda yang jelas mana bacang yang pakai babi, mana yang ayam, mana yang vegetarian.

Bacang di Peneleh ini sudah termasuk legendaris. Oei Kong Giok mulai merintis tahun 1978. Awalnya coba-coba dagang jajanan untuk membantu suaminya bekerja di selepan padi di Mojokerto. Ketimbang tidak bikin apa-apa di rumah.

Usaha rintisan Tante Oei lama-lama disukai sehingga usaha ini makin besar dan stabil. Di masa Orde Baru pun makanan bacang tetap laris meskipun rezim Soeharto melarang adat istiadat dan budaya Tionghoa. Kuliner Tionghoa rupanya tidak dilarang.

Tante Oei saat muda menjual bacang bikinan sendiri untuk dijual di kawasan Kembang Jepun, Undaan, Tambak Bayan, dan Pasar Atom. Itu kawasan pecinan yang masyarakatnya masih kuat adat Tionghoanya. Kalau mau Pecun bacang-bacang Peneleh laku keras.

Tuhan Allah kasih berkat, kata Tante Oei yang masih tahes di usia senja itu.

Selamat pesta bacang!
Semoga semua orang bahagia!

Rabu, 21 Juni 2023

Makan belalang dan madu hutan dari Probolinggo

Seorang wanita berjalan keliling menawarkan madu. Madu asli! Asli dari hutan! Murah, murah...

Beta yang asyik baca koran pun didatangi wanita itu. Dari Probolinggo. Ngomong bahasa Madura. Bagus buat latihan berbahasa Madura sederhana. Beta ini paham bahasa Madura tapi tidak bisa bicara lancar.

Pedagang keliling itu awalnya menawarkan Rp 200 untuk madu kuning. Madu hitam Rp 150. Kelihatannya wajar.. kalau madunya memang asli dari hutan. Tapi di Surabaya ini sulit dapat madu asli. Apalagi dari pedagang telo-lema macam wanita Probolinggo itu.

Omong punya omong, nyang-nyangan, akhirnya beta beli madu hitam. Di bawah 100.  "Kalau gak asli nanti urusannya panjang," beta gertak sambal aja.

Beta coba satu sendok. Lumayan. Dicoba pemilik warkop di perbatasan Surabaya-Sidoarjo. "Nggak bener-bener asli. Biasanya ada campuran air tape," kata mas itu.

Ono rego ono rupo! Beli murah kok minta barang bagus? "Bayar murah kok njaluk slamet?" kata tukang becak asal Madura di Surabaya dulu.

Omong-omong soal madu, beta jadi ingat kitab suci. Yohanes Pembaptis makan belalang dan madu hutan.

Apakah madu hutan macam ini? Atau madu hutan khas Palestina yang lain? Belalang semacam serangga di kebun itu? Atau belalang jenis lain?

Soal madu sudah jamak. Klir. Belalang ini yang selalu ditanyakan anak-anak sekolah minggu atau murid-murid saat pelajaran agama Katolik di sekolah.

Ada dua versi soal belalang. Versi pertama belalang hewan serangga itu. Versi kedua, belalang sejenis tumbuhan yang banyak dijumpai di Palestina atau Timur Tengah. Tanaman belalang ini mirip kacang kapri. Para peziarah ke tanah suci biasanya diantar untuk melihat tanaman belalang yang jadi makanan John The Baptist itu.

Luar biasa Yohanes Pemandi dulu. Makanannya belalang dan madu hutan. Memakai jubah bulu unta. Ikat pinggangnya kulit.

Para gembala, hamba-hamba Tuhan, ada baiknya meneladani Yohanes Pemandi. Kerajaan Allah sudah dekat. Haleluya!

Berat badan beta tidak pernah ideal - over weight

Beta mampir di apotek pagi ini. Beli obat Lameson. Sudah seminggu selesma pilek. Semoga bukan covid. Beta tidak pernah swab dsb sehingga tidak pernah tahu kena corona atawa tidak.

Pekan lalu pemerintah bilang segera masuk endemi. Pandemi covid berlalu. Tapi tetap waspada. Pakai masker, jaga jarak, cuci tangan dsb.

Lameson yang paling ampuh, kata Iwan kawan yang paling ngerti obat-obatan. Dua tiga kali minum aka wis beres, pesannya.

Sambil antre beta lihat ada timbangan nganggur. Kebetulan sudah lama sekali tidak timbang badan. Kali terakhir sebelum covid. Berapa kira-kira beta punya berat badan saat ini? 21 Juni 2023.

Masih lumayan berat. 73 kilogram. Tahun 2019 sekitar 75 atau 76 kg. Pernah tembus 80 kg tahun 2015-an.

Syukurlah, beta punya berat badan masih rada stabil meskipun tidak ideal. Kalau mau ideal ya harus di bawah 67 kg. Dan.. itu tidak pernah tercapai. Kecuali saat mahasiswa dan SMA. 

Beta sudah lama tidak olahraga lari pagi. Cuma bersepeda jarak sedang saja. Itu pun tidak ngoyo. Karena itu, pembakaran kalori tidak banyak.

"Anda sebaiknya tidak makan di atas jam 7 malam," pesan Fu Longswie (almarhum), suhu senam Ling Tien Kung di Surabaya. Makan malam hari, apalagi di atas jam 9 malam itu tidak baik, katanya.

Ini rupanya beta punya kelemahan. Sebagai pekerja malam, beta selalu merasa lapar pada malam hari. Setelah selesai sunting naskah hingga memastikan pressklaar alias fit to print. 

Maka makan sega sambal atau nasi goreng pun jadi semacam ritual malam hari. Beta pernah ganti dengan pepaya, buah naga, atau semangka tapi tidak bisa kenyang. Ganti dengan bubur londo yang dijual di minimarket pun tidak mempan.

Jadi, wajarlah kalau beta tidak pernah berhasil menurunkan berat badan di bawah 70 kg. 

Kamis, 15 Juni 2023

Pater Abdon Ferianto CSS pastor pertama ordo Stigmatines asal Indonesia

Tahbisan imam baru atau pastor Katolik itu sudah biasa. Apalagi di NTT, khususnya Flores, Lembata, Adonara, Solor, Belu. Sekali tahbisan untuk banyak diakon. 

Tapi tahbisan di Maumere pada 12 Juni 2023 boleh dikata istimewa. Uskup Maumere Mgsr Ewaldus Martinus Sedu menahbisakan Diakon Abdon Ferianto CSS sebagai pastor. Istimewanya, Pater Abdon Ferianto, CSS merupakan imam pertama CSS dari Indonesia.

Apa pula kongregasi CSS itu? 

Orang Flores yang mantan seminari pun tidak kenal ordo CSS ini. Untung kita orang bisa tanya Mbah Google yang "mahatahu". "Kemungkinan ordo lama tapi baru buka karya pelayanan di Indonesia," kata orang Flores yang tinggal di Jawa Timur.

Ada benarnya. Congregatio a Sacris Stigmatibus (CSS) atawa Kongregasi Stigmata Kudus baru buka cabang di Indonesia. Belum sampai 20 tahun. 

Beda dengan SVD, Jesuit, Karmelit, CM, CDD, OFM, dsb yang sudah bermisi di Indonesia sejak zaman Belanda. Imam-imam ordo Dominikan alias OP bahkan sudah membuka misi di Larantuka, Flores Timur, sejak zaman Portugis.

"Kami punya rumah (biara) di Nita, Kabupaten Sikka, dekat Maumere," kata Abdon Ferianto CSS tahun lalu. Waktu itu Abdon masih frater, belum romo alias pater alias pastor.

Di Maumere itu hanya ada sekitar 20 biarawan. Pastornya hanya 3 orang (ditambah Romo Abdon yang ditahbiskan kemarin). Tahun lalu juga ada tahbisan di Maumere. Tapi romo baru CSS itu asal Filipina.

Setelah tahbisan Romo Abdon, insya Allah, pada tahun-tahun mendatang akan menyusul imam-imam baru asal Flores dan NTT umumnya. Romo Abdon jadi semacam lokomotifnya. Sekaligus membuat orang Katolik di NTT, Indonesia umumnya, semakin mengenal ordo CSS atau Stigmata ini.

Di tengah kehidupan yang semakin sekuler, kita bersyukur kepada Tuhan karena panggilan imamat masih subur di NTT. Deo gratias! Alleluiaaaaa!!! 

 Proficiat untuk Pater Abdon Ferianto CSS!

Rabu, 14 Juni 2023

Romo Benny Susetyo: Umat Katolik pilih pemimpin yang laksanakan nilai-nilai Pancasila

Romo Benny Susetyo, mantan pembina mahasiswa Keuskupan Malang, konco lawas, sekarang jadi orang penting di pusat. Sering nongol di televisi, mediia sosial, koran dsb. Romo asli Malang ini tidak bahas kitab suci, katekese, liturgi dan sejenisnya tapi Pancasila, Pancasila, Pancasila!

Jangan bosan-bosan membicarakan Pancasila, pesan Romo Benny. Khususnya untuk generasi milenial. Merekalah yang bakal menentukan wajah Indonesia ke depan.

Saat ini Pastor Antonius Benny Susetyo menjadi staf khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Ia baru saja diundang bicara oleh Keuskupan Surabaya. Judul seminar: Gereja Berpolitik: Sudut Pandang Ajaran Gereja dan Nilai-Nilai Pancasila.

Romo Benny makin fasih dan berapi-api bicara masalah kebangsaan, tata negara, politik, ideologi Pancasila dsb. Beta baru tahu kalau sekarang gelarnya sudah doktor alias S3. Pakar komunikasi politik, biasa ditulis media massa.

Benny sendiri membawakan paparan mengenai bagaimana nilai-nilai Pancasila harus dijadikan pondasi oleh masyarakat dalam berpolitik. 

Begini antara lain uraian Romo Benny dalam seminar yang diikuti ratusan aktivis Katolik di Surabaya itu.

"Riset dari Setara Institute menunjukkan bahwa anak muda, 83 persen, menganggap Pancasila bisa diturunkan dan diganti ideologi lain. Ini sudah terlihat bahwa anak-anak kita butuh diajarkan kembali pendidikan Pancasila. 

BPIP sudah membuat dan akan segera diberlakukan di sekolah-sekolah, buku ajar, yang meliputi 70 persen praktek nilai Pancasila di masyarakat, dan 30 persen ilmu dan teorinya. Buku itu akan diajarkan Juli tahun ini."

Bagaimana dengan pemilihan umum tahun 2024 yang akan datang?

"Kita harus tahu sejarahnya, intinya, Pancasila itu apa. Sila Ketuhanan itu apa, bahwa harusnya tidak ada egoisme antar keagamaan, tidak ada mayoritas dan minoritas.

 Negara ini negara kesepakatan, bukan negara agama, bukan negara sekuler. Jangan termakan manipulasi agama sekedar untuk mendapatkan dukungan.

"Anda harus memiliki kejernihan, kecerdikan dalam berpikir; yang waras harus melawan. Politik menggunakan nalar sehat. Politik di Indonesia menggunakan nilai-nilai Pancasila. 

Cari pemimpin, anggota dewan, cari tempat di mana suara anda digunakan oleh orang-orang yang tepat, yang melaksanakan nilai-nilai Pancasila; bukan yang sudah memiliki track record yang buruk. Bukan juga yang menjadikan Pancasila sebagai alat politik, tetapi menjadikannya sebagai working dan living ideology," imbuhnya. 

Benny pun menutup paparannya dengan sebuah ajakan. 

"Gunakan juga ruang digital untuk pendidikan agar Pancasila benar menjadi acuan berpolitik. Literasi digital juga harus dijalankan terus menerus. Jangan jadi elitis, turun ke bawah dan melaksanakan politik moral, berdasarkan nilai Pancasila," tutupnya.

Senin, 12 Juni 2023

David Foster bakal konser lagi di Indonesia minus Peter Cetera

Hebat betul David Foster. Sudah tua tapi belum pensiun. Komposer, musisi, produser 73 tahun ini bakal kembali lagi ke Indonesia. Bukan untuk pesiar cari angin, berenang, hiking tapi bikin konser komersial. 

Barangkali Foster ini artis top US-Kanada yang paling banyak manggung di Indonesia. Sejak era 80-an hingga 2023 ini. Ayas sebagai penggemar David Foster tentu ikut senang. Lelaki yang nikah 5 kali itu mau datang ke Indonesia berkali-kali.

Senin pagi, 12 Juni 2023, Ayas lihat iklan konser Hitman David Foster satu halaman di koran terbitan Surabaya. Wow, luar biasa. David Foster masih sehat dan produktif. Masih pinter cari cuan!

David Foster selepas covid ini bakal membawa Katharine McPhee, Michael Bolton, Loren Allred, dan Peabo Bryson. Mengapa tak ada Peter Cetera? Mungkin sedang sibuk vokalis romantis melankolis itu.

Ayas memang lebih suka lagu-lagu David Foster yang dibawakan Peter Cetera. Glory of Love, Hard to Say I'm Sorry, You're The Inspiration, etc. Foster dan Cetera kombinasi yang sempurna. Enak banget. "Rasanya kita ikut melayang ke awan," kata Diaz di kawasan Klojen, Malang, tempo doeloe.

Orang Alor itu dulu sangat sering putar kaset lagu-lagu Cetera-Foster. Ayas pun jadi ketularan melodi, aransemen, olah vokal khas yang sangat enak itu. Beda dengan lagu-lagu Amerika lain berbasis blues dan jazz yang tidak merdu macam BB King, Armstrong, Salena Jones dan sejenisnya.

Ayas masih sering tengok konser-konser Hitman & Friends di YouTube. Masih sangat meriah di mana-mana kota di dunia. Tapi tidak seenak saat Foster masih muda pada era 80-an dan 90-an. Salah satu konser David Foster yang enak saat kolaborasi di Jakarta dengan Twilite Orchestra dan saksofonis Embong Rahardjo.

Faktor U memang sulit dilawan David Foster, Bolton, Bryson, Jagger, Bon Jovi, etc. Karena itu, Ayas kurang suka menonton konser artis-artis veteran sekaliber The Hitman, Jagger, Bon Jovi, Maddona, Britney dan artis-artis lawas lainnya.

"Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda," kata Soe Hok Gie.

Sabtu, 10 Juni 2023

Sketsmasa majalah terbesar dari Surabaya era 1960-an manajemen gotong royong

Ayas sudah lama tidak bahas majalah dan surat kabar tempo doeloe di Surabaya. Kebetulan kemarin dapat kirim 3 eks majalah Sketsmasa tempo doeloe dari Bung Ali di Jogjakarta. Tuan keturunan Arab ini memang punya banyak koleksi buku-buku, majalah, koran lawas.

Sketsmasa ini majalah tua yang sudah lama almarhum. Terbit mulai 1 Oktober 1958, Sketsmasa yang beralamat di Jalan Kawung Nomor 2 Surabaya ini pernah jadi salah satu majalah laris di Indonesia. "Oplahnya 70 ribu eksemplar," tulis Soeripto Poetra Djaja pada Sketsmasa edisi 1 Februari 1962.

Pemimpin redaksi Sketsmasa itu bilang permintaan langganan dan eceran masih banyak di seluruh Indonesia. Namun persediaan kertas terbatas sehingga sulit mencetak di atas 70 ribu. 

Ayas baru tahu kalau dulu ada pembatasan kertas untuk koran dan majalah. Sketsmasa dijatah 62.500 eks. Tambahan kertas harus dicari sendiri. "Maka harap jang belum bisa diterima sebagai langganan atau agen memaafkan adanja," tulis Soeripto wartawan kawakan Surabaya tempo doeloe.

Suasana politik revolusi belum selesai ala Bung Karno sangat kental dalam tulisan-tulisan di Sketsmasa serta berbagai penerbitan pada masa Orde Lama itu. Ada jargon di sampul majalah: ADIL MAKMUR LEWAT MANIPOL/USDEK.

"Sketsmasa dan penerbitnya serta segenap pengasuhnya adalah berjiwa Nasakom. Artinya tidak terikat, tidak tergabung, tidak berafiliasi, tidak menyuarakan, sesuatu partai, tapi semua golongan. Sebab sejak terbit pada 1 Oktober 1958, Sketsmasa adalah berjiwa dan berhaluan Pancasila. Dan sejak lahirnya Manifesto politik pada tanggal 17 Agustus 1959, Sketsmasa juga berjiwa dan berhaluan Manipol-Usdek disamping Pancasila. 

Selanjutnya setelah Pemimpin Besar Revolusi mengomandokan supaya setiap orang ber-Panca Azimat Revolusi, Sketsmasa dengan iklas dan taat mengikuti dan melaksanakannya.
Dalam Komando Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno yang lainnya yang menekankan keharusan kita untuk berjiwa Nasakom, Sketsmasa mentaatinya dengan sepenuhnya," tulis redaksi Sketsmasa tentang haluan politik serta loyalitasnya pada Bung Karno sebagai pemimpin besar revolusi.

Dalam tajuknya ada edisi 10 Januari 1962, Pemred Soeripto Poetra Djaja menceritakan visi dan misi perusahaan. Perusahaan yang menerbitkan Sketsmasa di Jalan Kawung 2 Surabaya adalah Firma GRIP. "GRIP adalah singkatan dari kata² Gotong Rojong Inti Pantjasila," tulisnya.

Majalah Sketsmasa pada era 1960-an rupanya maju pesat. Oplahnya yang mencapai 70 ribu eks itu luar biasa. Koran-koran atau majalah di masa kejayaan 1990-an dan awal 2000-an sebelum "negara api" internet dan media sosial menyerang pun jarang yang bisa mencetak sebanyak itu. 

Soeripto mengaku menggunakan hasil usaha penerbitannya sesuai dengan asas gotong royong dan kekeluargaan. Fa GRIP menyediakan mes untuk pegawai bujangan. "Mereka jang sudah kawin diusahakan dapat tempat tinggal sendiri². Beaja perumahan segala-galanja atas tanggungan perusahaan," katanya.

Luar biasa!

Masih kata Soeripto, setiap tahun perusahaan mengadakan piknik karyawan sedikitnya tiga kali. "Dan pesta makan bersama sedikitnja tiga kali pula. Masih ditambah pula dengan melihat bioskop gratis sebulan sekali."

"Tiap tahun menerima hadiah berupa uang dan pakaian tiga kali. Jaitu pada hari tahun baru, hari Lebaran, dan perajaan 17 Agustus. Hadiah uang sedikitnja sebesar gadji dan hadiah pakaian satu setel. Djuga pakaian untuk anak dan istri pada hari Lebaran," tulis Soeripto.

Luar biasa!

Sulit dipercaya ada perusahaan pers di masa Orde Lama yang makmur dan bagi-bagi rezeki untuk semua karyawan seperti Sketsmasa di Surabaya. Manajemen gotong royong sebagai inti Pancasila!

Roda terus berputar. Sang PBR Presiden Soekarno tumbang. Selepas Gerakan 30 September 1965, semua yang berbau ajaran, pendapat, pidato, jargon Bung Karno dihapus. Manipol Usdek diharamkan. Majalah Sketsmasa yang menyajikan "batjaan jang progresif dan berani" ikut goyang. 

Sketsmasa kemudian ikut arus politik baru. Berusaha menjadi pendukung setia rezim Orde Baru. Foto-foto Jenderal Soeharto dimuat banyaaaak dan besar-besar. Majalah yang dulu getol propaganda Manipol Usdek kini berubah jadi corong Orde Baru. 

Namun secara bisnis oplahnya terus menurun. Akhirnya gulung tikar. Tak banyak orang Surabaya yang ingat majalah Sketsmasa. Kecuali wartawan-wartawan sepuh macam Oei Hiem Hwie, mantan wartawan koran Trompet Masjarakat, yang pernah dibuang ke Pulau Buru.

"Sketsmasa dulu memang majalah terkenal di Indonesia," kata Om Oei yang punya Perpustakaan Medayu Agung.