Kata "passion" selalu ada di media cetak dan digital hampir tiap hari. Padanan katanya dalam bahasa Indonesia seperti belum ada.
Sebagai penyunting, saya pernah mengganti passion dengan gairah atau hasrat. Tapi rasanya kurang pas. Sang penulis keberatan passion diganti gairah. Maka, kata passion tetap dipakai dengan tulisan miring alias kursif alias italic.
Kamis pagi, 2 Maret 2023, saya baca koran Kompas di warkop dekat perbatasan Surabaya-Sidoarjo. Melepas lelah setelah nggowes sepeda lawas.
Wow, ada kata renjana di berita panjang tentang produktivitas dosen. Wartawan Kompas, eh wartawati Ester Napitupulu menulis:
".. sudah saatnya memberikan dosen ruang untuk berkarya optimal sesuai dengan passion (renjana) dan kapasitasnya."
Akhirnya.. akhirnya... ketemu juga padanan passion = renjana. Bukan hasrat atau gairah seperti terjemahanku dulu.
Kompas rupanya sadar bahwa kata "renjana" tak banyak dimengerti orang Indonesia. Pembaca lebih akrab dan terbiasa dengan "passion". Karena itu, "renjana" justru diletakkan di dalam kurung. Ini terbalik karena aturannya kata bahasa asing atau bahasa daerah yang ditaruh di dalam kurung.
Saya jadi ingat lagu lawas berjudul Renjana. Ciptaan Guruh Soekarnoputra. Dulu temanku, Bambang yang memang pemusik, sering main gitar sambil menyanyikannya. Tidak ada kata "renjana" dalam syair lagu tersebut. Cuma judulnya saja yang ada Renjana.
"Di malam hening
Tertegun kumerenung
Menanti fajar
Tak kunjung datang
Sukmaku bergetar
Digenggam halimun dingin
Terkungkung langit nan kelam
Pagi pun datang
Meremang cahya rawan
Seakan enggan
Menyongsong siang
Hatiku merintih
Ditindih derita beku
Merana berkawan sunyi"
Gara-gara membaca kata "renjana" dan passion di Kompas itu, saya seperti biasa langsung masuk ke Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kamus rujukan para editor itu menulis:
ren.ja.na /rĂȘnjana/
n rasa hati yang kuat (rindu, cinta kasih, berahi, dan sebagainya)
Kemudian buka Wikipedia:
"Renjana atau passion adalah antusiasme, rasa semangat atau kegembiraan yang kuat terhadap sesuatu atau aktivitas tertentu. Renjana atau passion lazim diartikan sebagai suatu pekerjaan yang dilakukan namun tidak berharap imbalan karna mereka melakukannya atas dasar cinta dan suka."
Saking besarnya renjana, orang rela melakukan pekerjaan tanpa pamrih. Tanpa mengharapkan imbalan. Masih adakah orang-orang yang punya renjana di masa modern ini?
Tanyakan pada pegawai pajak, polisi, tentara, rohaniwan, pendeta, pastor, dan sebagainya. Sekarang ini minta rohaniwan sembahyang untuk keluarga kita yang meninggal pun harus pakai angpao atau istilah katoliknya: stipendium.
Berbahagialah mereka yang punya renjana!