Wabah virus setan corona selama dua tahun juga berimbas ke rumah retret, tempat rekoleksi, dan sebagainya. Graha Wacana SVD di Ledug, Prigen, Pasuruan, ikut sepi.
Sabtu, 23 April 2022
Pater John Urus Kebun di Graha Wacana SVD Ledug
Wabah virus setan corona selama dua tahun juga berimbas ke rumah retret, tempat rekoleksi, dan sebagainya. Graha Wacana SVD di Ledug, Prigen, Pasuruan, ikut sepi.
Mahasiswa kedokteran harus baca ribuan buku tebal
Jumat, 22 April 2022
Wartawan doyan copas dan kalimat panjang
Sabtu, 16 April 2022
Misa Malam Paskah 3 Jam di Katedral Malang
Nostalgia Broken English di Bumi Advent Sumberwekas
Selalu ada nostalgia di Sumberwekas, Kecamatan Prigen, Pasuruan. Ada gereja tua: Masehi Advent Hari Ketujuh. Gereja di atas bukit ini tercatat sebagai salah satu gereja advent tertua di Jawa dan Indonesia.
Di atasnya lagi ada bumi perkemahan Mahanaim. Luasnya dua hektare lebih. Pernah jadi tempat kampore muda-muda advent se-Asia Pasifik. Pesertanya sekitar 5.000 orang. Ramai sekali.
Saya saat itu ditugaskan untuk meliput perkemahan yang dibuka Menpora RI. Sejak itulah saya mulai kenal agak dalam seluk beluk adventis. Aliran asal Amerika Serikat yang sangat memuliakan hari ketujuh alias Sabat atau Sabtu.
Tidak ada kebaktian hari Minggu untuk kaum adventis. Kita orang yang pigi misa atawa kebaktian pada hari Minggu dianggap keliru oleh para adventis ini. Sudah sering saya dengar khotbah soal ini dari pendeta-pendeta GMAHK. Saya juga dikasih buku-buku khas Advent untuk dibaca. Isinya ya kurang lebih seperti itu.
Saat meliput kampore itu (Advent tidak pakai istilah jambore), saya sadar betapa lemahnya english speaking saya. Apalagi menghadapi orang India, Korea, Vietnam, Thailand, Singapura, dsb. Logat bahasa Inggris mereka sangat berbeda satu dengan lainnya.
Kita orang jadi bingung sendiri karena tidak paham. Itulah kali pertama saya terpaksa (dipaksa keadaan) untuk mewawancarai orang pakai bahasa Inggris. Berat nian. Lidah serasa kelu di depan tuan besar kompeni.
Bahasa Inggrisnya pendeta-pendeta asal USA yang memberikan ceramah saat kebaktian dan seminar malah lebih jelas dan mudah dimengerti. Tokoh-tokoh Advent Indonesia macam Pendeta Andreas Suranto dari Surabaya sangat fasih cas-cis-cus berbahasa Inggris.
Karena itu, Pak Suranto jadi salah satu penerjemah di konferensi internasional itu. Beliau juga saya mintai tolong untuk jadi penerjemah atau interpreter saat wawancara dengan beberapa narasumber bule. Saya kemudian sering nyambangi beliau di pusat Gereja Advent, Jalan Tanjung Anom, Surabaya.
Gereja Advent Hari Ketujuh, mulai hadir di Sumberwekas, Prigen, Jawa Timur, sekitar tahun 1912. Bangunan gerejanya sendiri yang permanen mulai 1926 - kalau tidak salah ingat.
Sayang, pada 1980-an bangunan gereja itu keropos. Tidak bisa digunakan lagi. Karena itu, bangunan lama peninggalan zaman Belanda itu dibongkar. Dibangun gedung baru tahun 1985. Itulah yang terlihat di pinggir jalan raya Sumberwekas ke arah Trawas.
Saya sempat cari informasi lain seputar Gereja Advent Sumberwekas di internet. Mbah Google mengantar ke sebuah laman yang ada foto bagus Gereja Advent di Sumberwekas. Cukup menarik.
Eh, setelah saya baca dua alinea kok mirip banget naskah yang sangat saya kenal. Tulisan saya sendiri di blog lama yang almarhum. Cuma ditambah informasi baru di dua alinea terakhir. Kredit untuk sumber kutipan tidak ditulis.
Yah, membaca tulisan sendiri belasan tahun lalu seperti nostalgia. Membayangkan keramaian di bumi perkemahan Mahanaim itu. Membayangkan wawancara dengan anak-anak muda dari berbagai negara dalam bahasa Inggris yang berantakan, broken English.