Jumat, 03 Maret 2023

Konco Lawas Ruth Laiskodat Jadi Kepala Dinas Kesehatan NTT


Nama Viktor Bungtilu Laiskodat, gubernur NTT, sedang viral di media sosial. Dikomentari, dikritik, tapi juga didukung warganet soal gebrakan masuk sekolah pukul 05.00.


Ayas pun kembali membuka rekaman VBL di YouTube. Suaranya khas, keras, tanpa basa-basi, nada tinggi, galak. Tapi, kalau dicermati baik-baik, VBL punya niat untuk memajukan NTT. Terutama memberantas kemiskinan ekstrem.

Bicara tentang Viktor Laiskodat, Ayas jadi ingat Ruth Diana Laiskodat, konco lawas atau teman lama di Malang tempo doeloe. Ruth sekolah di SMAN 4, Ayas di SMAN 1. Satu kompleks sekolah di depan Alun-Alun Bunder. Biasa disebut kompleks SMA Tugu.

Ada 6 siswa asal NTT dulu yang nyambung pelajaran di Ngalam.  Yohanes (Sumba Barat), Ruth Laiskodat (Kupang), Paulina Pandango (Sumba Timur), Yoke (Sumba Timur), Ivon Lussy (Kupang), Ayas (Flores Timur).

Ayas satu kamar dengan Yohanes di Suropati II dempet Lapangan Ajendam. Ruth dan tiga cewek kos di rumah Pak RT, Pak Boenthalib, di Belakang RSSA. Jalan Suropati Gang II dan Belakang RSSA ini dempet. Paulina kos di Kaliurang bersama kakaknya waktu itu mahasiswa FK Brawijaya.

Kami dapat jatah makan dua kali sehari. Siang dan malam. Selalu makan bersama. Diawali doa makan. Kawan-kawan yang Protestan semua itu sembahyangnya lama sekali. Ayas yang Katolik sudah selesai sembahyang, Ruth dkk belum apa-apa. Ayas menunggu mereka buka mata.. tanpa tanda salib.

Begitulah. Selama hampir dua tahun kami berpisah. Terpencar di berbagai kota. Sama sekali tak ada komunikasi. Setelah ada media sosial barulah Ayas bisa memantau beberapa nawak (kawan) lama. Hanya Paulina yang pernah di Sidoarjo bersama ayahnya seorang anggota majelis GPIB.

Dari medsos Ayas jadi tahu Ivon ternyata berada di Australia. Yohanes kelihatannya jadi rohaniwan karena dulu rajin banget baca Alkitab. Ruth Laiskodat jadi birokrat penting di Kupang, NTT.

Setelah Victor Laiskodat terpilih sebagai gubernur NTT pada September 2018, Ayas sangat yakin karir Ruth Laiskodat akan melejit. Selain punya kecerdasan, itu terlihat saat di SMAN 4 Malang, ada marga Laiskodat di belakang namanya. Itu jadi keunggulan komparatif di NTT... dan di mana-mana di republik ini.

Ayas perhatikan Ruth jadi kepala BPOM. Tak lama kemudian jadi kepala inspektorat. Lalu Ruth Diana Laiskodat, S.Si, Apt M dilantik menjadi Kepala Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi NTT. Ayas lihat foto-foto dan video Ruth Laiskodat mendampingi Bapak Gubernur Victor Laiskodat di acara-acara kedinasan.

Gaya bicara, senyum, cara berjalan Ruth masih sama seperti di Malang dulu. Orangnya ramah, pendengar yang baik, tidak lekas interupsi atau menyela kata-kata orang lain. Karena itu, dulu Ayas lebih senang ngobrol dan diskusi dengan Ruth tentang pelajaran serta sistem persekolahan di Malang yang berbeda dengan NTT.

Ruth Laiskodat sudah jadi orang penting di NTT. Jadi kepala dinas kesehatan. Dinas yang benar-benar penting dan strategis karena menyangkut urusan gizi, sanitasi, penyakit-penyakit, rumah sakit, puskesmas, BKIA, hingga pustu. 

Belum lagi masalah kekerdilan alias stunting di NTT yang selalu jadi sorotan hingga tingkat nasional. Dalam sebuah survei BPS tahun lalu, NTT menjadi provinsi nomor 1 di Indonesia yang masyarakatnya tidak mampu mengakses makanan bergizi seimbang.

Ayas yakin Ruth sudah tahu hasil-hasil survei macam itu. Dinkes NTT tentu sudah punya program, strategi, kiat, atau apa pun namanya untuk mengatasi itu semua. Ada baiknya program Operasi Nusa Sehat dari Gubernur Ben Mboi tempo doeloe bisa dilanjutkan dan dikembangkan lagi. 

Ruth, selamat melayani rakyat NTT! Semoga Anda selalu diberkati dan dilindungi Tuhan! 

2 komentar:

  1. Apakah di Kupang ada aliran Kristen gaya-baru, kok sembahyang tanpa tanda salib ? Sekarang ada smartphone, sudah sembahyangnya lama, setelah itu, tidak langsung nyantap makanan, masih teriak-teriak lebih dulu, tunggu, tunggu, harus difoto lauk-nya, lantas dikirim ke-teman2 WA nya. Amen !

    BalasHapus
    Balasan
    1. Orang Kristen Protestan memang tidak pakai tanda salib. Kawan2 itu sering mempertanyakan kenapa orang Katolik pakai tanda salib sebelum dan sesudah berdoa. Kadang disertai debat teologis yang panjang karena sama2 belum dewasa.

      Sembahyang pakai HP juga makin jadi tren di mana2. Doa2 dalam bahasa Arab, Inggris, Jawa dsb sudah tersedia beripa teks, gambar, grafis, video. Jadi, tinggal kirim saja. Begitu di grup ada kabar orang meninggal maka doa2 copy oaste langsung keluncur ramai2. Haleluyaaaa!

      Hapus