Keluarga berencana (KB) kini tinggal slogan di berbagai perkampungan. Kalau melintas di kawasan Krian, Prambon, Mojosari, Trawas dst masih banyak slogan-slogan warisan Orde Baru. Ada gambar ibu, bapa, dan dua anak.
Dua anak cukup!
Slogan KB era Pak Harto itu sudah banyak dilupakan. Termasuk pejabat-pejabat di daerah. Sebab para pejabat ini umumnya punya anak lebih dari dua. Bahkan bisa lebih dari lima. Istri pejabat pun sering lebih dari satu.
Karena itu, sulit bagi pejabat-pejabat era reformasi bicara tentang "dua anak cukup", NKKBS, dsb.
Di NTT, khususnya Flores dan Lembata, pun makin jarang orang bicara KB. Gereja pun tidak segencar era 80-an dan 90-an jadi motivator KB bersama BKKBN.
Dulu Gereja Katolik di NTT bahkan punya pastor khusus yang fokus mengurus KB. Salah satunya Pater Paul Klein SVD orang Jerman. Pater ini keliling Flores, Lembata, Adonara, Solor, Timor, dan pulau-pulau lain untuk kampanye KBA: KB alamiah.
Pater Klein bikin banyak buku tentang pentingnya KB di NTT: Nusa Tenggara Timur alias Nasib Tidak Tentu! Saking fokusnya ngurus KB, Pater Klein jadi mitra setia Gubernur Dr Ben Mboi dan istrinya Dr Nafsiah Mboy. Ibu Nafsiah sempat jadi menteri kesehatan kabinet Presiden SBY.
Selepas reformasi propaganda KB makin melemah di NTT. Juga di Indonesia umumnya. Pater Paul Klein kemudian pindah ke Jawa. Bikin Wisma Keluarga SVD di Ledug, Prigen, Pasuruan. Dekat kawasan wisata Tretes yang terkenal itu.
"Saya masih konsen soal keluarga sejak dulu. Tapi dalam aspek yang luas. Bukan hanya KBA," kata Pater Klein kepada saya.
Wisma warisan Pater Klein ini sekarang sangat terkenal di kalangan umat Katolik di Jawa Timur. Khususnya anggota Paguyuban Tulang Rusuk. Juga jemaat paroki-paroki yang digembala pater-pater kongregasi SVD macam Roh Kudus Rungkut, Yohanes Pemandi Wonokromo, Salib Suci Waru, atau Ksatrian Malang.
Pagi ini saya baca berita singkat dari NY Times. Tiongkok mengubah kebijakan satu anak yang dimulai sejak 1960-an.
Koran itu menulis:
"After decades of restricting the number of children its citizens can have, China is desperate for a baby boom.
Families all over the country are now allowed to have three children, up from just one a few years ago, and one province is allowing women to have as many children as they choose, even if they are unmarried.
Some cities are encouraging and subsidizing sperm donation, and some are giving cash payments to new parents. There are plans to expand national insurance coverage for fertility treatments like I.V.F."
Tentu pemerintahan Tuan Xi sudah melakukan analisis, evaluasi, dan kajian mendalam soal one-child policy ini. Selain mampu menekan ledakan penduduk, kebijakan satu anak juga mendatangkan mudarat.
Akankah anak-anak muda Tiongkok yang bakal menikah punya tiga atau empat anak? Belum tentu.
Hasil survei tahun lalu: dua pertiga atau 66 persen responden di Tiongkok malah tidak mau punya anak. Sebab, biaya pemeliharaan, sekolah, kuliah dsb dianggap kelewat mahal. Tidak lagi terjangkau orang biasa. Kecuali elite-elite politik atau pengusaha kaya.
Pola pikir atau mindset orang Tiongkok ini rupanya beda dengan orang-orang kampung di pelosok NTT. Pasutri muda belum apa-apa sudah punya tiga atau empat anak. Padahal suami (dan istri) tidak punya penghasilan tetap.
"Tuhan Allah nong Lewotanah pao ana titen," kata orang kampung.
("Tuhan Allah dan nenek moyang akan memelihara anak-anak kita.")
Bagaimana dengan biaya sekolah nanti? Sampai lulus SMA atau kuliah? Tuhan Allah pao juga?
"Tite pe dore ata Sina hala."
(Kita tidak ikut adat orang Tionghoa atau Tiongkok. Kita punya adat sendiri.)
Makin berat tugas pemda dan gereja-gereja di NTT untuk sosialisasi atau edukasi KB. Apalagi pastor-pastor misionaris macam Pater Paul Klein SVD, Pater Van der Leur SVD, Pater Geurtz SVD sudah istirahat dalam damai (RIP) semua. Tinggallah rama-rama praja yang sama-sama asli orang Flobamora alias NTT.
Dan, biasanya kita orang lebih manut omongan "tuan-tuan buraken" alias pater-pater putih ketimbang "tuan-tuan ana titen" (pastor-pastor pribumi).
Kejadian 1 : 28
Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."