Romo Eko Budi Susilo meneteskan air mata seusai memimpin misa di kapel Keuskupan Surabaya. Misa yang tidak ada umatnya. Cuma ada beberapa petugas liturgi. Umat Paroki HKY Katedral Surabaya bisa mengikuti online mass ini dari rumah masing-masing.
"Selama 30an tahun jadi imam, baru pertama kali ini memimpin misa tanpa umat. Biasanya umat yang hadir misa seribu sampai 3.000 orang," kata Romo Eko BS yang juga Vikjen Keuskupan Surabaya.
Begitulah. Sudah dua minggu ini semua gereja katolik di Keuskupan Surabaya tutup. Gara-gara coronavirus. Uskup Surabaya Mgr Sutikno Wisaksono memutuskan untuk menghentikan semua kegiatan yang melibatkan banyak umat di wilayah Keuskupan Surabaya. Termasuk misa mingguan dan misa harian.
Minggu 5 April 2020 sudah masuk Minggu Palma. Awal pekan suci. Liturgi paling meriah di lingkungan Gereja Katolik.
Ada pawai, arak-arakan umat membawa daun palma. Mengenang Yesus masuk ke Yerusalem naik keledai. Ratusan bahkan ribuan umat Katolik di Flores biasanya jalan kaki cukup jauh. Sambil menyanyi Hosanna... Putra Daud!
Tapi besok tidak akan ada arak-arakan itu. Misa Minggu Palma sederhana saja. Bapa Uskup atau Romo Eko (dan romo-romo lain) memimpin ekaristi dari gereja yang kosong. Umat cukup di rumah saja. Mengikuti online mass.
Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci, Minggu Paskah?
Sama saja. Tidak ada misa raya di gereja-gereja. Cukup misa live streaming. Di rumah saja. Jangan ke mana-mana agar Covid-19 ini segera berakhir.
Barusan ada informasi dari Ama Paul, tokoh Lamaholot, Flores Timur, di Sidoarjo. Katanya misa pekan suci akan disiarkan TVRI dan Kompas TV. Mulai
Lumayan, bisa hemat data! Tidak perlu beli pulsa internet. "Tite misa te lango onen," katanya. Kita misa di dalam rumah saja. Begitu arti kalimat dalam bahasa Lamaholot.
Mungkin sepanjang sejarah baru kali ini perayaan ekaristi pekan suci Paskah tidak diadakan di gereja. Mungkin baru tahun 2020 ini gereja-gereja ditutup di (hampir) seluruh dunia.
Sampai kapan?
Hanya Tuhan yang tahu!
"Selama 30an tahun jadi imam, baru pertama kali ini memimpin misa tanpa umat. Biasanya umat yang hadir misa seribu sampai 3.000 orang," kata Romo Eko BS yang juga Vikjen Keuskupan Surabaya.
Begitulah. Sudah dua minggu ini semua gereja katolik di Keuskupan Surabaya tutup. Gara-gara coronavirus. Uskup Surabaya Mgr Sutikno Wisaksono memutuskan untuk menghentikan semua kegiatan yang melibatkan banyak umat di wilayah Keuskupan Surabaya. Termasuk misa mingguan dan misa harian.
Minggu 5 April 2020 sudah masuk Minggu Palma. Awal pekan suci. Liturgi paling meriah di lingkungan Gereja Katolik.
Ada pawai, arak-arakan umat membawa daun palma. Mengenang Yesus masuk ke Yerusalem naik keledai. Ratusan bahkan ribuan umat Katolik di Flores biasanya jalan kaki cukup jauh. Sambil menyanyi Hosanna... Putra Daud!
Tapi besok tidak akan ada arak-arakan itu. Misa Minggu Palma sederhana saja. Bapa Uskup atau Romo Eko (dan romo-romo lain) memimpin ekaristi dari gereja yang kosong. Umat cukup di rumah saja. Mengikuti online mass.
Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci, Minggu Paskah?
Sama saja. Tidak ada misa raya di gereja-gereja. Cukup misa live streaming. Di rumah saja. Jangan ke mana-mana agar Covid-19 ini segera berakhir.
Barusan ada informasi dari Ama Paul, tokoh Lamaholot, Flores Timur, di Sidoarjo. Katanya misa pekan suci akan disiarkan TVRI dan Kompas TV. Mulai
Lumayan, bisa hemat data! Tidak perlu beli pulsa internet. "Tite misa te lango onen," katanya. Kita misa di dalam rumah saja. Begitu arti kalimat dalam bahasa Lamaholot.
Mungkin sepanjang sejarah baru kali ini perayaan ekaristi pekan suci Paskah tidak diadakan di gereja. Mungkin baru tahun 2020 ini gereja-gereja ditutup di (hampir) seluruh dunia.
Sampai kapan?
Hanya Tuhan yang tahu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar