Misa Kamis Putih baru saja selesai. Perayaan ekaristi awal pekan suci itu dipimpin Uskup Surabaya Mgr Vinventius Sutikno Wisaksono. Didampingi tiga romo. Salah satunya Romo Y. Eko Budi Susilo, Vikjen Keuskupan Surabaya.
Misa Kamis Putih diadakan di Gereja Katedral HKY Surabaya, Jalan Polisi Istimewa. Tidak ada umat layaknya pekan suci normal yang luar biasa meriah itu. Cuma lektor, pemazmur, dan dua atau tiga orang penyanyi.
Suasana prihatin gara-gara Covid-19 sangat terasa. Pembasuhan kaki 12 murid ditiadakan. Begitu juga perarakan sakramen mahakudus di akhir misa.
Umat Katolik di Keuskupan Surabaya cukup ikut misa di rumah masing-masing. Lewat live streaming YouTube. Sudah tiga minggu gereja-gereja di Jawa Timur memang tutup. Begitu juga di daerah lain di tanah air.
Saya ikuti misa Kamis Putih online ini dengan sangat fokus. Kebetulan juga libur. Secara umum sama saja dengan misa di gereja. Cuma sangat tidak meriah.
Lagu-lagu paduan suara yang bagus ala pekan suci tak ada. Aklamasi pun tidak dinyanyikan. Kor cuma menyanyi lagu pembukaan, kyrie, gloria, agnus dei, dan lagu penutup.
Karena itu, misa jadi sangat padat dan singkat. Cuma intinya saja yang dipakai. Tidak heran misa Kamis Putih yang lazimnya berlangsung antara dua sampai tiga jam itu selesai dalam tempo 54 menit. Kurang satu jam.
Pandemi Covid-19 merebak saat teknologi internet dan jaringan data di tanah air sudah bagus. Karena itu, konten-konten liturgi berseliweran dari berbagai keuskupan dan paroki di seluruh Indonesia.
Belum lagi online mass atau misa bahasa Inggris yang jumlahnya jauh lebih banyak. Belum lagi bahasa-bahasa lain di ratusan negara yang juga bikin misa online. Belum lagi live streaming dari Vatikan.
Sulit dibayangkan jika si corona ini datang di era pra-internet. Mudah-mudahan wabah corona ini segera berlalu.
Kyrie eleison!
Christe eleison!
Misa Kamis Putih diadakan di Gereja Katedral HKY Surabaya, Jalan Polisi Istimewa. Tidak ada umat layaknya pekan suci normal yang luar biasa meriah itu. Cuma lektor, pemazmur, dan dua atau tiga orang penyanyi.
Suasana prihatin gara-gara Covid-19 sangat terasa. Pembasuhan kaki 12 murid ditiadakan. Begitu juga perarakan sakramen mahakudus di akhir misa.
Umat Katolik di Keuskupan Surabaya cukup ikut misa di rumah masing-masing. Lewat live streaming YouTube. Sudah tiga minggu gereja-gereja di Jawa Timur memang tutup. Begitu juga di daerah lain di tanah air.
Saya ikuti misa Kamis Putih online ini dengan sangat fokus. Kebetulan juga libur. Secara umum sama saja dengan misa di gereja. Cuma sangat tidak meriah.
Lagu-lagu paduan suara yang bagus ala pekan suci tak ada. Aklamasi pun tidak dinyanyikan. Kor cuma menyanyi lagu pembukaan, kyrie, gloria, agnus dei, dan lagu penutup.
Karena itu, misa jadi sangat padat dan singkat. Cuma intinya saja yang dipakai. Tidak heran misa Kamis Putih yang lazimnya berlangsung antara dua sampai tiga jam itu selesai dalam tempo 54 menit. Kurang satu jam.
Pandemi Covid-19 merebak saat teknologi internet dan jaringan data di tanah air sudah bagus. Karena itu, konten-konten liturgi berseliweran dari berbagai keuskupan dan paroki di seluruh Indonesia.
Belum lagi online mass atau misa bahasa Inggris yang jumlahnya jauh lebih banyak. Belum lagi bahasa-bahasa lain di ratusan negara yang juga bikin misa online. Belum lagi live streaming dari Vatikan.
Sulit dibayangkan jika si corona ini datang di era pra-internet. Mudah-mudahan wabah corona ini segera berlalu.
Kyrie eleison!
Christe eleison!
Agnus Dei, qui tollis peccata mundi, miserere nobis.
BalasHapusAgnus Dei, qui tollis peccata mundi, dona nobis pacem.
iya... agnus dei itu doa pendek yg sangat mendalam. lagu2nya pun minor sesuai kondisi dunia yg lagi dirundung corona.
BalasHapus