Nostalgia sejenak di Malang atawa Ngalam. Dulu saya biasa mampir ke Frateran Bunda Hati Kudus (BHK) di Celaket 21. Ketemu para frater satu daerah asal Pulau Flores, Lembata, Adonara, Solor, NTT.
Ada guru SD asal Pulau Lembata yang terpanggil jadi frater. Orang ini paling jago melatih drum band di Lomblen City tempo dulu. Tiba-tiba ia "hilang" dan parade drum band di saya punya kecamatan tidak ada lagi.
Eh, ternyata bapa guru itu tersesat di jalan yang benar. Dan saya bertemu dia di Malang. Orangnya ramah seperti orang kampung umumnya.
"Ama, mo menu kopi ki," ajak Frater M. Andreo, BHK. (Mas, minum kopi dulu.)
"Ama Frater, kopi nepi gula take?" (Bapa Frater, kopi ini kok tidak ada gulanya?)
Sejak itulah saya paham bahwa biara-biara macam BHK selalu menyediakan kopi panas tanpa gula. Gula pasir disediakan di situ. Kita tinggal memasukkan gula sesuai selera. Boleh satu sendok, dua sendok, empat sendok dsb.
Model kopi pahit tanpa gula ini belakangan saya temui di hotel-hotel. Pengunjung tinggal menambahkan gula satu saset, dua saset, tiga saset (kemanisan) dsb.
Selain biara Frateran BHK, ada SMPK Mardiwiyata yang diasuh para frater itu. Frater M. Clemens Keban, BHK asal Pulau Solor, pendiri museum zoologi di kawasan Dau, Kabupaten Malang, belum lama ini berpulang. Mendiang Fr Clemens pernah jadi pimpinan tertinggi BHK.
Frater Clemens ini seorang pendidik yang luar biasa. Guru paling top di Larantuka, Flores Timur, dulu. Murid-murid seperti terpukau kalau diajar Fr Clemens. Sebab ia punya kemampuan story telling yang hebat sekali.
Peserta didik selalu merasa kurang kalau pelajaran Fr Clemens selesai. Ingin tambah terus. "Fr Clemens memang guru paling top. Sulit mencari orang seperti beliau," kata Paulus Latera, mantan murid Fr Clemens di SPG Podor, yang kini jadi guru SMA Petra di Kalianyar, Surabaya.
Nostalgia kali ini di BHK hanya dari luar saja. Masih ada protokol kesehatan, jaga jarak, pakai masker, cuci tangan dsb. Saya pun sudah tidak punya kenalan khusus macam Frater Clemens atau Frater Andreo di bangunan kolonial yang perkasa itu.