Kuenya sudah habis. Tapi kotaknya masih ada. Kue legit untuk Tasyakuran RT 05 RW 03 merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
Sudah dua tahun ini tak ada acara kumpul-kumpul tasyakuran pada malam 17 Agustus. Surabaya masih PPKM 4 alias level paling tinggi. Lonjakan pasien covid sejak awal Juli lalu masih terasa hingga ulang tahun ke-76 RI.
Karena tidak boleh kumpul-kumpul, jaga jarak, prokes 5M, maka Pak RT mengirim kue tasyakuran ke rumah-rumah penduduk. Lengkap dengan tulisan ini:
"Perjuangan melawan Covid-19 belum usai.
Semoga dengan perayaan Hari Kemerdekaan RI ke-76 nanti masyarakat bisa semakin kuat dan Indonesia semakin jaya!
MERDEKA!"
Kita orang masih simpan kertas berisi tulisan Pak Eko, ketua RT 05, di kawasan Rungkut Barata, Surabaya. Kata-katanya sangat relevan dengan kondisi yang kita orang rasakan akhir-akhir ini.
Dua pekan sebelum Hari Merdeka Nusa dan Bangsa, ada seorang tetangga meninggal dunia. Positif Covid-19. Dimakamkan di atas pukul 01.00. Paginya baru kita dengar beliau sudah tiada.
Dan... masih dalam suasana "dirgahayu Indonesia", Bapak Prof Dr dr Trijono Karmawan, guru besar FK Unair, meninggal dunia. Jenazah tidak pulang ke rumahnya yang megah di RT 5, RW 3.
Dari RSUD dr Soetomo geser ke sebelah di kampus FK Unair untuk penghormatan terakhir dari civitas academica. Lalu langsung ke TPU Keputih. Permakaman khusus para korban Covid-19 di Surabaya.
Saya lagi asyik menikmati lagu-lagu perjuangan tempo doeloe di rumah Bapak Prof Trijono. Tidak dapat informasi dokter spesialias radiologi itu berpulang. Asyik-asyik aja nikmati lagu-lagu Ismail Marzuki macam Selendang Sutra, Sepasang Mata Bola, Bandung Selatan di Waktu Malam, Kopral Djono dll.
Eh.. tak lama kemudian datanglah karangan bunga. Susul menyusul. Oh, Tuhan, Pak Prof Trijono berpulang.
Makin lama makin banyak karangan bunga. Dari kampus, kerabat, rumah sakit, organisasi profesi, dsb. Saya pun harus piket hingga jelang pukul 00.00 untuk menerima dan mengatur posisi karangan-karangan bunga dukacita itu.
Malam itu, seperti biasa, saya sulit tidur. Kita orang punya otak melayang ke mana-mana. Betapa rentannya manusia di hadapan virus yang renik itu. Kita orang masih kewalahan mengatasi pandemi yang sudah berlangsung selama dua tahun itu.
"Perjuangan melawan Covid-19 belum usai," kata Ketua RT Pak Eko.
Masih panjaaaaaaang, Pak Eko!