Pageblug ini merenggut begitu banyak orang terkenal di tanah air. Pengusaha top, pejabat, akademisi, agamawan, kiai, pastor, dsb. Semuanya narasumber utama di media massa.
Semuanya layak ditulis obituarinya. In Memoriam, begitu nama rubrik orang meninggal di masa lalu. Tapi di musim covid ini terlalu banyak RIP dan obituari. Media massa pun bingung menulis obituari yang mana.
Karena itu, begitu banyak tokoh di Surabaya atau Jawa Timur meninggal dalam sepi. Tidak ada pemberitaan besar layaknya sebelum pandemi covid. Orang-orang hebat itu pun hanya jadi statistik korban Covid-19. Atau korban penyakit lain tapi kebetulan meninggal saat covid.
Salah satu tokoh Tionghoa yang meninggal belum lama ini adalah Bingky Irawan. Poo Soen Bing. Rohaniwan agama Khonghucu. Dulu pimpinan Boen Bio Kapasan yang sangat terkenal.
Tahun 1990-an Bingky Irawan sangat getol berjuang agar negara mengakui Khonghucu sebagai agama resmi. Khonghucu harus dicatat di KTP. Pernikahan Khonghucu harus diakui. Dan seterusnya.
Bingky jadi sangat terkenal saat memperjuangkan pernikahan Budi-Lanny di pengadilan. Waktu itu catatan sipil menolak karena Budi-Lanny menikah secara Khonghucu di Boen Bio Kapasan. Ini dijadikan momentum untuk mengembalikan hak sipil jemaat Khonghucu di Indonesia. Sekaligus warga Tionghoa umumnya.
Kasus itu kian menarik karena ada Gus Dur. KH Abdurrahman Wahid itu jadi saksi ahli di pengadilan. Intinya membela hak-hak sipil Budi-Lanny dan orang Khonghucu. Bingky Irawan sejak itu jadi sangat dekat dengan Gus Dur.
"Sudah kayak keluarga," ujar Bingky kepada saya di tokonya, Wonocolo, Sepanjang, Sidoarjo.
Ujung perjuangan Bingky dkk semua sudah tahu. Orde Baru jatuh. Gus Dur tak dinyana jadi presiden. Hak-hak orang Khonghucu dipulihkan. Sincia jadi hari libur nasional.
Agama Khonghucu juga diajar di sekolah-sekolah untuk pelajar Khonghucu. Tidak perlu lagi nunut Buddha atau Katolik atau Protestan atau agama lain. "Tantangan ke depan lebih berat," ujar Bingky.
Sejak Gus Dur berpulang, Bingky Irawan makin menjauh dari hiruk pikuk sosial politik. Ia lebih mantap menekuni jalan spiritual konfusius. Makin dekat dengan Thian, Sang Pencipta.
Bingky juga kelihatannya makin Njawani alias Kejawen. Saya selalu dikirimi wejangan-wejangan berbahasa Jawa. Biasanya pakai huruf kapital semua.
Pesan terakhir yang saya terima:
AYO DULUR PODO ELINGO
OKE KADANG KANG ISE SENGSORO.
AYO PODO DISENGKUYONG PODO DIREWANGI.
ABOT ENTENG BARENG DILAKONI.
ORA BEDAKNO KULIT RUPO LAN AGOMO.
KABEH WES DADI PINESTEN GUSTI.
BEDO RUPO' SIJI GEGAYUHAN'E.
BHINNEKA TUNGGAL IKA IKU ARANE.
1. PANCASILA KANG DADI JIWO KITO.
2. TANSAH GUYUP RUKUN SAK LAWASE.
Saya pun sempat melayat di Adi Jasa malam hari. Aneh sendiri karena semua pelayat yang Tionghoa berpakaian putih. Saya sendiri yang pakai kaos hitam. Tapi saya diterima dengan baik oleh keluarga mendiang Bingky Irawan.
"Bapak tidak sakit covid tapi ada masalah jantung," kata menantunya.
Saya hanya bisa berdoa di depan peti jenazah Pak Bingky. Doa standar Pater Noster ditambah tiga kali Ave Maria. Putra-putrinya berdiri mengawal sang ayah di dalam peti.
Begitu banyak kenangan bersama Bingky Irawan. Dari beliaulah saya jadi paham Boen Bio, sedekah bumi di Kapasan, tata kebaktian Khonghucu, bedanya kelenteng Tridharna dengan Boen Bio, hingga riwayat orang Tionghoa di Kapasan dengan buaya-buaya Kapasan yang disegani tempo doeloe.
"Beliau (Bingky) itu Kaipang. Temannya banyak, tapi uangnya tidak ada," ujar Ny Bingky Irawan.
Oh, bisa jadi karena kaipang itulah, Bingky tak pernah mentraktir makan kayak narasumber-narasumber Tionghoa lainnya. Cuma sekali aja makan lontong capgomeh di Boen Bio ramai-ramai saat perayaan Cap Go Meh.
Selamat jalan, Pak Bingky Irawan!
AYO PODO DISENGKUYONG PODO DIREWANGI.
ABOT ENTENG BARENG DILAKONI.
ORA BEDAKNO KULIT RUPO LAN AGOMO.
Selamat jalan ketua kaipang dan pejuang hak asasi manusia Bingky Irawan.
BalasHapusJurus2 silat pasukan kaipang memang sulit ditebak dan diantisipasi pendekar2 mainstream. Itu yang diceritakan panjang lebar oleh Asmaraman S. Kho Ping Hoo. Orde Baru tidak menduga kalau Bingky Irawan muncul dengan jurus kaipang yang agak ngawur tapi mematikan.
HapusDitunggu tulisannya untuk Liem Ouyen.
BalasHapusHebat banget Pak Bingky. Di tengah kesulitan dan represi rezim Orde Baru, beliau berjuang untuk mengembalikan hak2 sipil orang Khonghucu dan Tionghoa. Pilihan yang tidak mudah ketika mayoritas Tionghoa lebih memilih bermain aman dan kompromi dengan politik rasial ala Orde Baru.
BalasHapusLebih sulit lagi karena Bingky ini justru lebih banyak menghadapi lawan2 sesama Tionghoa juga. Orde Baru justru dapat masukan atau think tank dari akademisi dan politisi Tionghoa juga.
Perubahan kebijakan tentang Tionghoa di awal reformasi tidak lepas dari perjuangan Bingky Irawan dkk. Angkat topi untuk pimpinan Partai Kaipang.