Minggu, 11 Juli 2021

Isolasi mandiri malah mati sendiri

Makin banyak orang yang memutuskan isolasi mandiri (isoman). Ada juga isoman di hotel, motel, penginapan, hingga kos harian. Orang terpaksa isoman karena ditolak pihak rumah sakit.

Sudah lama memang rumah-rumah sakit di Jawa Timur penuh. BOR di atas 100 persen. Tenaga kesehatan pun banyak yang kena Covid-19. Karena itu, apa boleh buat, isoman jadi pilihan.

Sayangnya, isoman ini benar-benar mandiri. Tanpa konsultasi dan pengawasan dokter atau setidaknya nakes. Sang isoman beli obat sendiri sesuai petunjuk di media sosialnya.

Hasilnya? Banyak yang baik-baik saja setelah isoman di rumah. Tidak ada gejala yang menakutkan. Tidak panik beli oksigen, ventilator dsb. Tahu-tahu sudah sehat lagi.

Namun, di sisi lain, isoman yang gagal juga banyak. Minggu lalu ada sedikitnya tiga kasus isoman yang jadi mayat. Jenazahnya baru diketahui setelah petugas hotel curiga karena tamunya tidak keluar-keluar. Lalu menyeruak bau bangkai manusia.

Tragis memang derita nestapa yang dialami bangsa ini. Mayat-mayat bergelimpangan dan makin lama makin kehilangan kontrol. Terutama para isoman yang tidak punya rujukan dan konsultasi itu.

Dulu saya membayangkan isoman itu pasti ada pengawasan intensif dari nakes. Ada kontrol harian. Minimal panggilan video atau kontak via WA. Bukan orang isoman sendiri layaknya sakit malaria, flu biasa, atau sakit kepala.

Mudah-mudahan pandemi korona ini cepat berlalu. Negara sepertinya sudah babak belur. Rumah sakit sudah angkat tangan. Dokter, tenaga kesehatan, IGD dsb sudah kehabisan energi setelah berjuang selama 1,5 tahun.

2 komentar:

  1. Satu keluarga ISOMAN (ibu dan 3 anak) di Jakarta Utara, kehabisan makanan dan obat, tidak dibantu oleh para tetangganya, malah sebaliknya dicacimaki dan diintimidasi !
    Koq sangat berbeda dengan situasi ketika Wuhan dan Hubei di-lockdown, berbondong-bondong para relawan dari provinsi lainnya, dari Anhui sampai Zhejiang, datang membantu.
    Nation & Character Building Indonesia hanya teori, belum dipraktekkan.
    Pancasila & Gotong Royong ternyata hanya Isapan-Jempol.
    Ingat nasehat orang Djawa kepada kita : Ngoco o ! Berkacalah !
    Kacanya orang padang-gurun adalah Fata-Morgana.
    Menurut filosofi-fatamorgana yang terinfeksi Copiet adalah orang jahat yang tidak takut kepada "Thian", jadi patut dimaki bukannya ditolong.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dui dui.. situasi makin ngeri dengan kondisi isoman2 yang di luar pengawasan tanpa pertolongan. Ibarat kapal mau tenggelam, orang tjari selamat sendiri2. Borong oksigen, simpan obat macam2, alat bantu pernapasan dsb. Namanya juga usaha.

      Hapus