Tempat-tempat ibadah di Jawa Timur mulai tutup sementara sejak pertengahan Maret 2020. Dimulai Masjid Al Falah Surabaya yang meniadakan salat Jumat. Disusul masjid-masjid milik Muhammadiyah.
Besoknya gereja-gereja katolik di Keuskupan Malang. Pekan depannya gereja-gereja di Surabaya juga tutup. Tidak ada misa mingguan dan misa harian sejak 23 Maret 2020.
Akan tetapi, tidak semua tempat ibadah langsung tutup. Banyak masjid yang tetap buka dengan syarat. Ikut protokol kesehatan. Lama-lama tutup juga karena Covid-19 makin meluas.
Lalu masuk bulan Ramadan. Saya pikir semua masjid di Surabaya Raya sudah tutup. Sebab ada pembatan sosial berskala besar (PSBB) di Surabaya, Sidoarjo, Gresik. Salah satu pasal dalam PSBB adalah ibadah di rumah saja.
Karena itu, saya kaget membaca berita di koran dan online. Ada jamaah salat tarawih di Bluru Kidul Sidoarjo dan Tropodo Waru yang positif corona.
Ada 123 orang yang salat tarawih di Masjid Al Ikhlas Bluru. Setelah diuji cepat, 6 orang positif. Di Masjid Tropodo 29 diuji cepat. Semuanya negatif.
"Aktivitas masjid masih berjalan," tulis Jawa Pos tentang masjid yang di Bluru Kidul.
Pemkab Sidoarjo tak banyak bicara soal umat saleh yang ngotot tarawih di masjid saat PSBB. Kalau sudah menyangkut agama mayoritas memang gamang semua aparat. Perbup soal PSBB pun tak ada artinya.