Tak jauh dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) di kawasan Prigen, Pasuruan, ada Villa Sampoerna. Milik siansen yang dirikan pabrik rokok Sampoerna.
Kondisi vila anno 1930-an tampak kurang kinclong dari luar. "Tapi dalamnya bagus sekali. Mewah banget," kata pater asal NTT yang sering diajak menikmati Villa Sampoerna itu.
Menanjak sedikit, ada juga vila tua. Villa Iboe di Jalan Plembon, Prigen. Ada tulisan tahun 1941. Berarti rumah peristirahatan itu dibangun pada masa penjajahan Belanda.
Villa Iboe sudah lama sekali mangkrak. Tapi masih terasa sisa-sisa keindahan bangunannya. Beberapa patung malaikat-malaikat bersayap bisa disaksikan dari jalan raya. Kusam tak terurus.
Sudah lama saya ingin masuk melihat suasana vila tua itu. Sayang, selalu tertutup pagar besi. Juga tak ada penjaga yang bisa dimintai akses. "Ada penjaganya tapi sekali-sekali aja ke sini," kata warga sekitar.
Akhirnya ada sedikit informasi dari online. "Villa Iboe punya almarhum Opa saya. Liem Sie Bie Gwan," tulis Catherine Eva.
Wanita kelahiran 1977 itu sekarang tinggal di Bogor. Eva sempat blusukan ke Jalan Ngaglik, Surabaya, bekas pabrik Jamu Iboe. Kondisi sekarang mangkrak, telantar, mirip Villa Iboe itu. "Saya akan ngurus itu semua," katanya.
Entah kapan Eva akan mengurus dan memperbaiki vila warisan opanya. Mengapa bukan manajemen Jamu Iboe sekarang yang membiayai?
Bukankah Jamu Iboe punya pabrik besar di Taman, Sidoarjo? Dan, makin maju? Bagaimana status aset tua di Jalan Ngaglik dan Prigen itu? Eva belum kasih penjelasan.
"Vilanya angker di belakangnya ada tempat pemakaman warga Palmbon. Dulu waktu SD banyak patung2 malaikat bersayap sekarang kemana patung2nya," kata Agus, pemuda asli Prigen.
Terima kasih ulasan blognya ya mas. Semoga kalau memang Tuhan masih mengijinkan saya mendapatkan haknya, Tuhan akan kasih jalannya. Kaget ada nama saya disitu. :) . Semoga ada rejeki utk bisa kenal dengan keluarga Alm Opa saya yang putus obor.
BalasHapus