Minggu, 09 Juni 2024

Sekolah Kedinasan STMKG Kuliah Gratis, Dapat Gaji Bulanan, Lulus Dijamin Jadi PNS

Kuliah supaya dapat kerja. Jadi pegawai (negeri). Buat apa kuliah kalau akhirnya nganggur? 

Lebih baik merantau saja ke Malaysia. Cepat dapat banyak ringgit!

Itu omongan orang kampung di pelosok NTT masa lalu. Dulu tidak banyak anak yang bisa kuliah. Bisa lanjut ke SMA/SMK pun sedikit.

 Biasanya lulus SD (banyak juga yang tidak lulus) langsung "melarat" ke Malaysia. Biasanya Sabah, negara bagian Malaysia di Pulau Kalimantan bagian utara. 

Karena itu, pagi ini saya terkesan saat membaca informasi sekolah kedinasan terkait Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Kebetulan pagi tadi saya gowes dekat BMKG Juanda. Satu kompleks dengan Bandara Internasional Juanda di kawasan Sedati, Sidoarjo.

 Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) masih membuka pendaftaran taruna baru. Taruna itu istilah untuk mahasiswa di sekolah-sekolah kedinasan. 

Taruna tinggal di asrama, badan tegap, rambut cepak, gagah seperti tentara. Tata cara pergaulan dan sebagainya sudah dibentuk ketika masuk asrama dan kuliah semester awal sampai tamat.

BMKG Juanda menginformasikan bahwa STMKG sedang membuka pendaftaran calon taruna baru mulai tanggal 15 Mei sampai dengan 13 Juni 2024. Pendaftaran dibuka untuk lulusan SMA (sederajat) dengan syarat usia 15 sampai 23 tahun.

Kuliahnya di STMKG gratis. Beda dengan di universitas biasa yang mahal dan UKT-nya dinaikkan beberapa kali lipat meski kabarnya dibatalkan oleh Mas Menteri. Orang tua mana yang tak senang anaknya kuliah gratis dan dijamin jadi pegawai negara?

Mahasiswa STMKG bahkan mendapatkan tunjangan atau gaji setiap bulan. Kampusnya nyaman di Tangerang. "Begitu lulus kamu bisa langsung menjadi calon ASN di BMKG," demikian pengumuman di laman BMKG Juanda.

Persyaratan kuliah di STMKG, selain usia maksimal 23 tahun, adalah belum menikah dan bersedia tidak menikah selama pendidikan di STMKG. Tinggi badan wanita minimal 155 cm dan pria minimal 160 cm.

Selain itu, tidak buta warna, bukan pengguna narkoba, sehat jasmani dan rohani. Ada lagi satu syarat yang perlu dipertimbangkan sebelum mendaftar di STMKG. Yakni, bersedia dan siap ditempatkan di seluruh wilayah NKRI. 

Menggiurkan memang kuliah di STMKG. Namun, formasinya terbatas. Kampusnya cuma satu dan mahasiswanya berasal dari seluruh Indonesia. Tentu persaingan untuk mendapatkan kursi di STMKG sangat ketat.

Kalau bisa lolos seleksi ya.. masa depan cemerlang. Bisa joget gemoy atau joget komando seperti bakal ketua negara. Bukan hanya makan siang gratis, tapi juga makan pagi, makan malam, makan angin juga gratis.

WiFi juga sudah pasti gratis. 

Cawe-Cawe Bung Karno di Pulau Flores, Pentas 12 Sandiwara di Gereja Katolik Ende

Bulan Juni ini bulan Bung Karno. Gebyar bulan BK tahun ini agak kurang. Setidaknya di Surabaya. Bisa jadi karena Jokowi sudah minggat dan menggembosi PDI Perjuangan - partai yang identik dengan BK.

Biasanya padat sekali acara-acara untuk mengisi bulan BK di Surabaya. Kajian-kajian tentang BK sejak lahir di Surabaya, sekolah di Mojokerto, masuk HBS di Surabaya, indekos di Peneleh, jadi mahasiswa di Bandung, jadi pemikir pejuang, diasingkan ke Pulau Flores, hingga jadi proklamator dan presiden sangat menarik.

Tak habis-habisnya bicara tentang BK. Ada banyak sudut yang bisa dikupas. Belum lagi daftar nama istrinya yang lumayan banyak.

"Inggris kita linggis, Amerika kita setrika!" teriak BK sang singa podium.

Minggu pagi ini, 9 Juni 2024, ada grup yang membagi foto BK saat dibuang ke Ende Flores, 1934-1938. Foto diambil dari majalah Hoakiao. Gambar ini sangat langka karena tak banyak orang yang langgan dan simpan majalah Hoakiao.

Saya jadi ingat majalah tua masa Hindia Belanda itu. Kantor redaksi majalah Hoakiao di Tepekongstraat Surabaya. Dekat kelenteng di pojokan Slompretan itu. Sekarang jadi Jalan Coklat, Kelurahan Bongkaran.

Ada satu gedung tua di Jalan Coklat. Pojokan Jalan Teh. Kemungkinan bekas kantor majalah Hoakiao, surat kabar Swara Publiek, dan majalah roman bulanan Penghidoepan. Sangat terkenal Tepekongstraat di zaman Hindia Belanda.

Kembali ke BK yang diasingkan ke Flores, pulau terbelakang pada tahun 1930-an. Sekarang pun kayaknya masih dianggap terbelakang juga. Tidak banyak orang Jawa yang tahu Pulau Flores, Lembata, Solor, Adonara, Alor, Pantar, Rinca, Komodo dan pulau-pulau lain di NTT.

Semasa pembuangan di Flores, BK sering mampir ke pastoran katolik. Ngobrol, diskusi dengan pater-pater SVD asal Belanda. Pater juga menyediakan tempat pertunjukan sandiwara yang ditulis BK sendiri.

BK ini bukan saja politikus, pemikir, pejuang, tapi juga seniman. Jago melukis, ngarang lagu, memimpin paduan suara hingga menulis naskah sandiwara. Naskah-naskahnya selalu ada muatan perjuangan mencapai Indonesia merdeka.

BK membentuk Toneel Kelimutu. Mencari pemain sendiri, melatih para pemain, menyediakan properti, kostum dsb untuk pentas di aula paroki. Ada 12 lakon yang pernah dipentaskan selama masa pengasingan di Flores.

Adapun 12 lakon itu:

1. Rendo
2. Dr. Setan
3. Kut-Kut Bi;
4. Pengaruh Cinta
5. Dr. Djula Gubi

6. Sanghai Rimba;
7. Ero Dinamit (Tukar Jantung tahun 1945)
8. Amuk
9. Rahasia Kelimutu
10. Rahasia Kelimutu II

11. Nggero Ende
12. Maha Iblis

BK telah meramalkan 'tukar jantung' dari Belanda ke Indonesia lewat sandiwara Ero Dinamit.

Cerita tentang Kelimutu, danau tiga warna di Flores - merah, putih, hijau - bakal berubah jadi dua warna saja: merah, putih.

Obsesi BK tentang kemerdekaan Indonesia memang luar biasa. Ibarat ahli nujum yang sangat jitu.

Ketua RI sekarang perlu ngopi dan membaca kembali cerita-cerita tempo doeloe tentang BK dan perjuangannya. Tidak perlu lagi cawe-cawe, blusukan, bagi-bagi bansos, otak-atik aturan main konstitusi.

Merdeka!!!

Sabtu, 08 Juni 2024

TK Katolik Santa Clara Surabaya Lepas 90 Murid - Serahkan STTTK dan Gelar Karya P5




Oleh Indra Wijayanto
Wali Murid TKK Santa Clara Surabaya

Sebanyak 90 murid TK Katolik Santa Clara Surabaya mengikuti perpisahan yang dikemas dalam acara penerimaan Surat Tanda Tamat Taman Kanak Kanak (STTTK) angkatan ke-54 Tahun Pelajaran 2023/2024. Sekaligus Gelar Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Kelompok B bertempat di Balai Paroki Santa Maria Tak Bercela, Jakan Ngagel Madya 1, Surabaya, Sabtu (8/6/2024).

Kepala TK Katolik Santa Clara Surabaya, Sr. Marselina Siu, MC., M.Pd. mendampingi Ketua Yayasan Puspita Kencana, Sr. Maria Lordes Uran, MC menyerahkan STTTK kepada para siswa-siswi yang dilepas untuk menempuh pendidikan ke jenjang selanjutnya.

"Pelepasan murid TK Katolik Santa Clara ini menandakan telah selesai masa pembelajaran, dan mereka bersiap-siap memasuki tahap pembelajaran berikutnya di jenjang pendidikan sekolah dasar (SD)" tutur Sr. Seli, panggilan akrabnya.





Pendidikan usia dini ini merupakan kegiatan proses belajar yang sederhana, meliputi pengetahuan umum dan agama, yang lebih banyak dilakukan dengan bermain maupun bantuan alat peraga, sesuai dengan jiwa dan usia anak-anak.

Mengambil tema "Membumi dengan Budaya dan Karya" acara dihadiri Pimpinan Regional Misionaris Claris indonesia, Sr. Rina Rosalina, MC, komite sekolah serta orang tua dan wali murid ini diisi dengan berbagai tampilan seni yang dimainkan siswa-siswi dari Kelompok B sebagai gelar karya P5.

Di antaranya, penampilan dari ekstrakurikuler menyanyi, English Club, menari (tari semut dan tari tikus pithi), serta tampilan ansamble dan angklung.

Menggemaskan sekaligus membanggakan! Anak-anak bisa tampil dengan percaya diri di hadapan publik. Mereka pun mampu menampilkan yang terbaik di hadapan orang tua.

Sr. Seli menyebut penampilan yang disuguhkan anak-anak ini merupakan hasil dari ekstrakurikuler yang ada di sekolah.

"Kreativitas yang disuguhkan anak-anak ini sangat membanggakan. Mereka bisa tampil percaya diri dan luar biasa" katanya.

Acara ini merupakan momen istimewa yang menandai akhir dari perjalanan para siswa-siswi Kelompok B bersama seluruh suster dan bapak ibu guru di bangku sekolah ini.

"Kami berterima kasih atas kehadiran bapak ibu orang tua dan wali murid yang sudah datang untuk berbagi kenangan bersama dalam momen yang berbahagia ini" pungkasnya. 

Kamis, 06 Juni 2024

Forum Kerukunan Umat Tambang, Suara KWI di Padang Pasir

Sang penguasa lengser kurang empat bulan lagi. Tapi kebijakannya masih seperti biasa. Aneh, ugal-ugalan. Out of the box, kata orang pinter.

IKN sudah dekat deadline. Upacara bendera 17 Agustus 2024 harus di sana. Apa mungkin? Dua petinggi IKN kompak mundur. Kelihatannya tak kuasa menanggung beban dan target yang sangat ambisius.

Belakangan ada lagi gebrakan di luar kotak. Ormas keagamaan diberi jatah untuk mengelola tambang. Ormas yang biasa ngurus masalah keagamaan bisa ngurus tambang batu bara, nikel, emas, dsb?

Sang penguasa biasanya tak peduli dengan masukan atau kritik. Jalan terus. Apa pun yang dilakukannya akan ada pembenaran oleh pakar-pakar dan intelektual tukang. Legislatif, yudikatif, eksekutif tak akan berani bilang tidak. 

Semalam Goenawan Mohamad menulis cuitan di X: "Menarik utk melihat, apakah organisasi Budhis juga akan bergabung."

Itu keterangan gambar atau caption berjudul Forum Kerukunan Umat Tambang.

Pagi ini saya dibagi berita CNN oleh mantan pastor. Isinya: KWI menolak kebijakan ormas diberi kewenangan untuk mengelola tambang. KWI bukan ormas.

KWI berdiri pada 1927 sebagai lembaga keagamaan Katolik. Urusan KWI hanya berkaitan dengan tugas-tugas kerasulan diakonia (pelayanan), kerygma (pewartaan), liturgi (ibadat), martyria (semangat kenabian).

Haleluya! 

KWI masih berani bersikap beda dengan penguasa yang super power. Tapi KWI hanyalah umat minoritas. Cuma 3%. Mungkin kurang. Jauh di bawah Protestan.

 Apalah arti suara KWI yang cuma segelintir itu. Ibarat orang berteriak di padang pasir.

Lagu Bunda Pembantu Abadi Jadi Bunda Penolong Abadi... Lama-Lama Bunda Asisten Abadi

Lagu lama Bunda Pembantu Abadi sangat terkenal di kalangan umat Katolik. Khususnya di NTT. Khususnya lagi di Flores, Lembata, Adonara, Solor, Alor. Diciptakan orang Flores.

 Melodinya manis khas lagu-lagu liturgi dari NTT. Tingkat kesulitannya rendah. Mudah dibawakan kor-kor di stasi atau kampung tanpa perlu latihan berjam-jam.

Lagu Bunda Pembantu Abadi kemudian menyebar ke mana-mana. Di gereja-gereja katolik di Jawa pun sering dinyanyikan paduan suara. Biasanya kor yang dirigennya orang NTT. Lama-lama Bunda Pembantu Abadi tersebar juga ke luar NKRI.

Saya lihat di YouTube lagu Bunda Pembantu Abadi ini juga dibawakan di Italia, Jerman, Belanda dsb. Biasanya dibawa pater-pater atau suster-suster asal Flores NTT yang bertugas di Eropa, Amerika, Afrika dsb.

 Di Tiongkok tidak ada pater atau suster asal Indonesia. Bisa diusir Tuan Si Chin Ping yang agak anti Barat. Katolik Roma dianggap berbau Barat. Maka Tiongkok bikin Gereja Katolik Tiongkok Cinta Tanah Air.

Belakangan ini sering ada diskusi di grup-grup katolik yang saya ikuti. Salah satunya grup lagu misa dan musik liturgi. Polemiknya bukan tentang musik, aransemen, tata suara.. tapi frase "pembantu abadi". Istilah Inggrisnya: perpetual help.

Rupanya banyak orang Katolik keberatan kalau Bunda Maria disebut pembantu abadi. Kesannya kurang sopan. Kasar. "Kata pembantu tidak cocok. Mestinya diganti penolong," kata seorang Katolik dari Jawa Tengah.

Banyak anggota grup yang sepakat bahwa kata "pembantu" kurang cocok. Konotasinya kayak pembantu rumah tangga (PRT). Wong PRT saja sudah lama diganti jadi ART: asisten rumah tangga. ART lebih halus, keren, modern. Pembantu masih ada nuansa baboe macam zaman Hindia Belanda.

Saya akhirnya cek video-video di YouTube. Ternyata banyak padus sudah lama menggunakan penolong abadi, bukan pembantu abadi. Pertimbangannya karena itu tadi.. kesopanan dan kepantasan. Masak, Bunda Maria disamakan dengan ART.

Sebagai penyunting naskah dan mantan dirigen padus, meski cuma level mudika dan lingkungan, saya sendiri tidak keberatan dengan syair asli lagu Bunda Pembantu Abadi. Kata bantu sama artinya dengan tolong. Pembantu = penolong. Sama saja. Sinonim.

Cuma memang ada nuansa kata yang berubah seiring perkembangan zaman. Kata-kata yang tempo doeloe netral mungkin sekarang dianggap tidak sopan. Itu disampaikan Prof Gorys Keraf di buku tata bahasa zaman dulu.

Gorys Keraf yang asli Pulau Lembata, NTT, kampung pemburu ikan paus di Lamalera, menyebut gejala bahasa peyorasi vs ameliorasi. Rupanya kata pembantu dan babu mengalami peyorasi. Kata asisten dianggap lebih sopan dan bermartabat. Jadilah ART.

Yang jadi masalah, komposisi musik paduan suara garapan Frater Albert SVD (tentu sudah lama jadi pater) tidak bisa diubah seenaknya baik satu dua not maupun satu dua kata. 

Revisi lirik harus sepengetahuan komposer aslinya. Lebih bagus lagi kalau sang komponis sendiri yang mengubah syair atas masukan dari sana sini.

Itulah yang dilakukan Komisi Liturgi KWI ketika merevisi syair lagu-lagu Madah Bakti untuk dimuat di buku Puji Syukur. Sebagian besar komposer setuju syair lagu karangannya direvisi sesuai keinginan KWI. Tapi ada juga komposer yang menolak lagu-lagunya dirombak syair dan melodinya. 

"Apa yang sudah kutulis tetap tertulis!"

Kata-kata Pilatus ini jadi prinsip Paul Widyawan komposer asal Jogjakarta. Karena itu, tidak ada satu pun lagu karangan Paul Widyawan yang dimuat di Puji Syukur. Padahal lagu-lagu liturgi inkulturasi karya Paul Widyawan (+) paling banyak mengisi buku Madah Bakti.

Bisa jadi suatu ketika kata penolong pun dianggap tidak sopan di Indonesia. Maka judul lagu itu bisa berubah lagi menjadi Bunda Asisten Abadi.

Selasa, 04 Juni 2024

Makam Kembang Kuning Surabaya Jadi Tempat Mangkal PSK Tua, Prostitusi Online Makin Marak

Semalam Satpol PP merazia Makam Kembang Kuning Surabaya. Puluhan pekerja seks komersial (PSK) semburat melarikan diri. Banyak kupu-kupu malam yang lolos tapi ada juga yang apes.

Para PSK yang terjaring razia lalu dibawa ke Liponsos Surabaya di Keputih untuk menjalani pembinaan dan pendataan. Yang dari luar Surabaya dipulangkan ke daerah asalnya. Mereka juga harus menandatangani pernyataan tidak boleh praktik lagi. 

"Carilah pekerjaan yang halal. Jangan mbalon di atas kuburan. Bahaya Aids, tambah dosa dan sebagainya," pesan petugas.

Wali Kota Bu Risma dulu memang berhasil menutup semua lokalisasi pelacuran di Surabaya. Mulai Gang Dolly, Jarak, Bangunsari, Kremil, Sememi, Klakahrejo dsb pada 2013-2014.

 Luar biasa karena kompleks-kompleks ini terkenal sakti selama puluhan tahun. Diduga ada beking yang sangat kuat melibatkan oknum-oknum. Tapi Bu Risma pantang menyerah. Dolly, Jarak dan kawan-kawan akhirnya tutup.

Kembang Kuning ini yang kelihatannya sulit dihapus meski satpol PP sering menangkap para WTS (wanita tuna susila) - istilah lawas. Ada juga pekerja seks dari kalangan bencong atau waria di Kembang Kuning.

 Bolak-balik dilakukan razia, pembinaan, pemulangan, tapi tetap saja kumat lagi. Para germo dan PSK bahkan seakan tahu kapan ada razia dan kapan aman. Yang kena razia biasanya lupa atau tidak dapat "bocoran" informasi dari atasannya.

Mengapa lokalisasi di Makam Kembang Kuning sulit diberantas? Wong Dolly yang sakti saja bisa ditutup oleh Pemkot Surabaya?

Sebetulnya tidak sulit kalau ada kemauan sangat kuat. Seperti Bu Risma menutup Dolly, Jarak, Sememi, Kremil dsb itu. Apalagi kompleks makam Kristen dan Tionghoa ini mudah dikontrol. Pemainnya juga para PSK senior alias kewut (tuwek) yang itu-itu saja.

Yang sulit dikontrol sekarang adalah prostitusi online. Ratusan hingga ribuan PSK praktik di hotel, losmen, kos-kosan memanfaatkan aplikasi pertemanan. Aplikasi Ijo alias MiChat paling terkenal sebagai ajang transaksi prostitusi modern.

Bulan lalu polisi menangkap 7 tersangka perdagangan anak-anak di hotel kawasan Sukolilo Surabaya. Tujuh orang ini menjual gadis-gadis di bawah umur (18) dari Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, sebagai pekerja seks lewat aplikasi MiChat.

Praktik prostitusi anak ini terungkap karena salah satu cewek kabur. Korban tidak dapat bayaran dari Mami Yeyen. Padahal sehari dia biasa melayani 10 pelanggan. 

Polisi bergerak karena ada TPPO atau trafficking. Bagaimana kalau PSK online itu berusia di atas 18 tahun? 

Bisnis prostitusi modern inilah yang sulit disentuh oleh satpol PP atau kepolisian. Biasanya yang ditangkap hanya joki atau makelar saja. Sementara para PSK cuma dijadikan saksi dan dianggap sebagai korban perdagangan manusia.

Yang lebih susah lagi kalau si PSK online itu tidak pakai joki atau makelar tapi menjual tubuhnya sendiri dengan membuat beberapa akun di MiChat. Kasus begini sangat banyak di era aplikasi ini.

Rupanya Wali Kota Bu Risma dulu tidak menyangka kalau setelah Dolly, Jarak, Kremil dan lokalisasi-lokalisasi konvensional ditutup bakal ada prostitusi online yang kian marak. Bisnis satu ini memang tidak ada matinya. 

Senin, 03 Juni 2024

Kya-Kya Kembang Jepun Surabaya Sudah Tutup Tiga Bulan, Entah Kapan Buka Lagi

Kapan Kya-Kya di Kembang Jepun buka lagi? Apakah tutup seterusnya?

Itu pertanyaan seorang ibu di kawasan Rungkut Surabaya. Ibu itu tahu kalau saban hari saya wira-wiri di Kembang Jepun. Dekat Jembatan Merah, kawasan Kota Lama Surabaya, yang terkenal itu. Juga dekat Pasar Bong, Pasar Pabean, Kelenteng Dukuh hingga kawasan wisata religi Sunan Ampel.

Wisata Pecinan Kya-Kya Reborn memang tutup sejak Maret 2024 lalu. Tepatnya sebelum bulan puasa. Sebab Pemkot Surabaya punya proyek besar box culvert atau gorong-gorong di Kembang Jepun dan sekitarnya.

 Sejak Maret dan April lalu Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menggeber proyek box culvert di mana-mana. Skala pengerjaan di Kembang Jepun, Kalimati, Karet, Songoyudan tergolong besar. Pasti lama selesainya.

Michael Wijaya, pengurus Wisata Pecinan Kya-Kya, awalnya bilang Kya-Kya buka lagi setelah Lebaran pada pertengahan April 2024. Ternyata pengerjaan gorong-gorong belum apa-apa.

"Mungkin bulan Mei baru buka. Saat musim kemarau jadi lebih bagus suasana Kya-Kya," kata Michael yang juga menangani Wisata Kampung Pecinan di Kapasan.

Bulan Mei berlalu. Proyek gorong-gorong di Kembang Jepun belum selesai. Tapi sudah jauh lebih baik kondisinya ketimbang bulan lalu. Hanya tinggal finishing, kata pemkot.

Saya pun tak lagi menghubungi Michael Wijaya karena dia tidak bisa memastikan kapan Kya-Kya buka lagi. Kuncinya ada di Pemkot Surabaya yang punya proyek. Cak Eri geber proyek karena masa jabatannya sebagai wali kota mau selesai.

Sebetulnya Pemkot Surabaya menargetkan proyek revitalisasi kota lama selesai sebelum akhir Mei 2024. Dengan begitu, wisata kota lama Surabaya diresmikan pada 31 Mei 2024. Tepat pada Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-731.

Namun, apa hendak dikata, proyek itu belum selesai juga sampai awal Juni ini. Sekitar 60 pedagang makanan minuman yang biasa jualan di Kya-Kya sepanjang Jalan Kembang Jepun pun terpaksa harus jualan di tempat lain dulu.

Apakah setelah revitalisasi kota lama, konsep Kya-Kya masih sama atau ada modifikasi? 

"Wah, kalau itu saya belum tahu. Nanti kita lihat saja," kata Michael.