Kamis, 06 Juli 2023

Mahathir Mohamad Khawatir Melayu Bakal Hilang Kuasa dan Segalanya di Malaysia

Usia Tun Mahathir Mohamad sebentar lagi 98 tahun. Usia harapan hidup orang Indonesia masih di bawah 70 tahun. Artinya, Mahathir ini cukup tua. Dia pernah jadi perdana menteri tertua di Indonesia selepas koalisi Pakatan Harapan menang Pemilu 2018.

Kakek-kakek di atas 80 tahun biasanya rehat, ngemong cucu, nonton ketoprak, wayang kulit, angon manuk, senam taichi, dsb. Mahathir tidak begitu. Dia aktif terus. Saban hari Tun M bikin pernyataan atau gerakan politik.

Manuver terbarunya adalah Proklamasi Melayu. Mahathir mengingatkan orang Melayu di Malaysia untuk bersatu padu. Agar Melayu tidak hilang. Alasannya, pemerintahan PM Anwar Ibrahim saat ini bukan Kerajaan Melayu, melainkan dominan Tionghoa. Partai Aksi Demokrasi (DAP) memang punya kursi terbanyak dalam Unity Government yang dipimpin PM Anwar Ibrahim.

PM Anwar Ibrahim ketua Partai Keadilan Rakyat. Kursinya tidak sebanyak DAP. Karena itu, Mahathir menuduh DAP mendikte PM Anwar Ibrahim. Termasuk bakal menjadikan Malaysia sebagai negara berbilang kaum. 

Tun Mahathir memang pakar dan praktisi politik paling berpengaruh di Malaysia. Selama 22 tahun ia jadi perdana menteri. Dia tahu betul kartu-kartu apa saja yang bisa dimainkan untuk menjatuhkan seorang PM Malaysia. Terakhir ia sukses menjatuhkan PM Najib Razak dengan isu korupsi 1MDB.

Kemarin, Mahathir bertemu Muhyiddin Yasin. Pimpinan koalisi Perikatan Nasional ini musuh besar PM Anwar Ibrahim. Muhyiddin ngebet banget jadi perdana menteri. Berbagai manuver dilakukan agar PM Anwar segera tumbang. Seru banget!

Saya aktif membaca tulisan-tulisan Dr Mahathir. Bahkan, dulu saya membeli buku karyanya berjudul Dilema Melayu yang diterbitkan PT Sinar Harapan, Jakarta. Isu-isu kaum Melayu, ketakutan dominasi Tionghoa, Islam sebagai agama persekutuan dsb dibahas panjang lebar. Isu-isu lama itu masih diulang Mahathir di era media sosial.

Tulisan-tulisan Dr Mahathir di laman media sosialnya selalu ringkas, padat, langsung ke sasaran. Tidak banyak basa-basi. Kita orang yang bukan Malaysia pun bisa mengikuti jalan pikirannya dengan mudah. Termasuk agenda di balik kata-katanya yang tersurat.


APA DIANYA MULTIRACIALISM, NEGARA BERBAGAI KAUM

Oleh Dr MAHATHIR BIN MOHAMAD

1. Tidak pernah terjadi pendatang asing atau keturunan mereka yang diberi suaka di sesuatu negara menuntut supaya negara yang memberi kerakyatan kepada mereka ditukar supaya dijadikan negara kaum pendatang, iaitu negara berbilang kaum.

2. Itulah maksud Malaysian Malaysia. Negara Melayu hendaklah ditukar menjadi negara berbilang kaum Malaysian Malaysia. Tanah Melayu dihapuskan dan diganti dengan negara berbilang kaum Malaysian Malaysia.

3. Percubaan ini diperkenal kali pertama oleh Malayan Union British. Ia ditolak. Tetapi parti PAP pimpinan Lee Kuan Yew mencadang Malaysian Malaysia juga dengan tujuan yang sama. Ia ditolak dalam PRU 1964.

4. Sekarang DAP dengan disokong oleh Parti Keadilan dan Amanah sekali lagi memperkenal matlamat yang sama iaitu Malaysia bukan negara yang asalnya tanah Melayu tetapi Malaysia adalah negara berbilang bangsa.

5. Dalam negara berbilang kaum tidak ada taraf yang berlainan antara orang Melayu sebagai indigenous (pemastautin asal) dengan pendatang asing dan keturunan mereka. Dengan ini semua kaum mempunyai taraf sama.

6. Sejak sebelum merdeka jentera pentadbiran, polis dan tentera dipimpin dan dipenuhi dengan orang Melayu.

7. Sebagai negara berbilang bangsa pentadbiran kerajaan, polis dan tentera tentulah dipimpin dan dipenuhi dengan berbagai kaum.

8. Di masa yang sama bidang ekonomi (perniagaan dan perusahaan) akan kekal sebagai bidang yang orang Melayu tidak mendapat tempat.

9. Terpulanglah kepada orang Melayu memikir samada keadaan dalam negara berbilang kaum ini menguntung orang Melayu atau tidak.

10. Pihak Proklamasi Orang Melayu bukanlah berhajat untuk rampas hak dan milik orang lain. Pihak Proklamasi hanya ingin mendapat keadilan – iaitu pengiktirafan Semenanjung ini sebagai Tanah Melayu, menerima pendatang dan keturunan mereka sebagai bangsa yang diserap seperti orang keturunan Arab, India, Pakistan, Indonesia dan lain-lain diserap menjadi bangsa Melayu. Menerima bahasa Melayu sebagai bahasa kebangsaan.

11. Bagi pendatang dan keturunan mereka yang ingin kekal identiti mereka dengan negara asal mereka, layanan terhadap mereka tentulah berbeza dengan layanan terhadap penduduk asal serta mereka yang menerima penuh bahasa dan budaya kebangsaan.

12. Perlembagaan Malaysia menyetujui bahawa agama rasmi Malaysia ialah agama Islam. Agama-agama lain boleh dianuti oleh pengikut agama asal mereka.

13. Tetapi desakan dibuat supaya Malaysia tidak lagi dikenali sebagai negara Islam. Malaysia hendaklah dijadikan negara sekular iaitu negara yang tidak ada agama rasmi iaitu tidak Islam.

14. Semua ini akan berlaku semasa tanah orang Melayu terjual kepada kaum lain. Rata-rata orang Melayu miskin. Mereka menjual tanah milik mereka kepada orang yang kaya yang hampir semua terdiri dari keturunan kaum pendatang.

15. Di masa yang sama semua estet besar milik penjajah sudah dibeli oleh orang yang kaya. Estet yang dimiliki oleh Kerajaan dari lain-lain tanah Kerajaan juga dijual kepada pihak yang kaya yang hampir kesemuanya bukan Melayu.    

16. Akhirnya pemerintah Malaysia juga tidak dapat dipengaruhi oleh orang Melayu. Kita sedang lihat di dalam wilayah yang sudah tidak lagi dikuasai oleh orang Melayu nasib orang Melayu amatlah buruk. Biasiswa untuk pelajaran tinggi hampir tidak ada bagi orang Melayu. Bahasa Melayu, walaupun diiktiraf sebagai bahasa rasmi tidak diguna sama sekali. Sebahagian anak Melayu pun tidak lagi faham Bahasa Melayu.

17. Ramai dari orang Melayu yang melihat negara berbilang kaum sebagai agihan sama rata antara semua kaum dalam bidang politik sahaja. Mereka tidak terfikir berkenaan perubahan-perubahan lain.

18. Rencana ini bukan bertujuan menakutkan orang Melayu terhadap desakan supaya Malaysia menjadi negara berbilang bangsa.

19. Kita sudah lihat dan boleh teliti apa yang sudah jadi kepada wilayah tanah Melayu yang sekarang dimiliki oleh bukan Melayu.

20. Lihat dan ambil iktibar.

21. Mereka yang tidak hendak lihat akan jadi mangsa yang sudah pupus.

22. Kata Hang Tuah Melayu tak akan hilang di dunia.

23. Tetapi Melayu sudah hilang banyak wilayah. Aliran sekarang menunjuk Melayu tidak akan kekal sebagai satu bangsa.

24. Melayu akan hilang negara mereka dan akan hilang di dunia.

Rabu, 05 Juli 2023

Lian Gouw: Jangan menggunakan kata serapan!

Dulu benci Indonesia, sekarang cinta setengah mati. Dulu hanya mau berbahasa Belanda, bahasa Inggris, sedikit bahasa Tionghoa. Sekarang cinta mati bahasa Indonesia.

 Saking cintanya sampai mengharamkan kata-kata serapan dari bahasa asing. Khususnya bahasa Inggris.

Itulan Lian Gouw, 85 tahun. Wanita Tionghoa yang puluhan tahun tinggal di Amerika Serikat. Selalu berpikir, bermimpi, melantur... semuanya dalam bahasa Inggris. Kefasihannya berbahasa Inggris mendekati atau sama dengan penutur asli macam Obama, Bush, Clinton, Trump, atau Biden.

Jangan pernah gunakan kata-kata serapan macam transformasi, irigasi, reformasi, ereksi, banalitas, restriksi, produksi, komunikasi, literasi, transmigrasi, ejakulasi, konstruksi, posting, dsb. Lian Gouw bakal marah. 

Lian Gouw bakal tidak bisa tidur bila yang dipakai bukan sekadar kata serapan, tapi kata asing utuh. Misalnya, frontage road, give away, stunting, roof top, topping off, soft launching, grand opening, great sale, open house, slimming....

"Kita punya banyak kata-kata asli. Mengapa harus pinjam dan menyerap kata-kata bahasa Inggris?" kata Lian Gouw dalam berbagai kesempatan.

Lian Gouw pusing saat melintas di jalan raya. Begitu banyak iklan yang menggunakan kata-kata bahasa Inggris. Ada yang bahasa Inggris utuh. Ada yang serapan. Banyak yang kombinasi, eh campuran.

 "Kombinasi" itu contoh kata serapan dari combination yang harus dihindari. Carilah padanannya dalam bahasa Indonesia, kata Lian Gouw.

Lian Gouw bikin penerbitan buku novel, cerita pendek, sastra. Dia membuat panduan untuk para penulis yang ingin karyanya diterbitkan di Penerbit Dalang. Salah satunya, "Jangan menggunakan kata serapan!"

Menurut Lian Gouw, peraturan itu harus diikuti secara tertib. "Pengajuan naskah yang tidak mengikuti  ketentuan tidak akan kami baca," Lian menegaskan prinsipnya, eh keyakinannya.

Tidak mudah memang menulis atau berbicara tanpa kata serapan di Indonesia hari ini. Bukankah bahasa Indonesia itu memang penuh dengan kata-kata serapan? 

Tapi Lian Gouw tidak menyerah. Dia yang puluhan tahun tinggal di Amerika Serikat, bahasa Inggris fasih, lancar, mengalir, tanpa mikir macam Donald Trump sudah membuktikan. Bahwa tanpa kata-kata serapan pun orang bisa berkomunikasi, eh, bertukar pikiran di media sosial.

"Saat kirim WA ke saya pun, Lian tidak mau menggunakan bahasa Indonesia serapan. Bahasa Indonesia Lian murni. Terus terang, inilah untuk kali pertama saya membaca novel yang 100 persen bahasa Indonesianya asli," tulis Dahlan Iskan, wartawan senior.

 Widjati Hartiningtyas dipercaya untuk menerjemahkan novel Only A Girl karya Lian Gouw ke dalam bahasa Indonesia. Saya pernah baca novel berbahasa Inggris itu. Tidak mudah karena kata-kata yang dipakai sama dengan penutur asli. Bukan bahasa Inggris taraf orang Indonesia atau Malaysia atau India yang belepotan itu.

"Beliau sangat keras menentang kata serapan," ujar Widjati.

Tidak boleh ada kata "problem", "solusi", "provokasi", dan sebangsanya. Semua itu disebut kata serapan dari bahasa asing.

 Widjati harus berpikir keras. Kadang memerlukan waktu lama untuk menemukan kata asli dalam bahasa Indonesia. Kadang dia berhasil menemukan kata-kata asli di kamus tapi sudah lama tidak digunakan dalam percakapan sehari-hari di Indonesia saat ini. Hasilnya novel terjemahan berjudul Mengadang Pusaran.

"Sepanjang novel itu saya menemukan banyak kata asli Indonesia, tapi justru terasa sangat "asing" di telinga saya," kata Dahlan Iskan.

Saya pun sudah berusaha tidak menggunakan kata-kata serapan dalam tulisan ini. 

Senin, 03 Juli 2023

Mahathir Mohamad dan Politik Segregasi Ras dan Agama di Malaysia

Tun Mahathir Mohamad kini berusia 97 tahun. Tapi mantan perdana menteri Malaysia ini tak kenal pensiun. Dia hanya pensiun dari gelanggang politik kalau sudah dipanggil Sang Mahakuasa. Ada saja pernyataan dan manuver politik Tun M di Malaysia yang memicu polemik.

Tun M pernah menjabat PM Malaysia selama 22 tahun. Belum ada saingannya. Tapi rupanya Mahathir tidak puas. Dia tetap ikut pemilu tahun lalu. Akhirnya kalah di dapil Langkawi. Hilang deposit pula.

Mahathir kelihatannya menentang Anwar Ibrahim PM Malaysia sekarang. Karena itu, dia bikin gerakan Proklamasi Melayu. Isu rasial, sektarian alias SARA (istilah kita di Indonesia) dimainkan Tun M. 

Seakan-akan orang Melayu terancam. Seakan-akan Islam sebagai agama persekutuan terancam. DAP, partai berbasis Tionghoa yang dapat banyak kursi di parlemen, dianggap Tun M sebagai momok bagi Malaysia. PM Anwar dituduh mengikuti agenda DAP untuk menjadikan Malaysia sebagai negara sekuler.

Ngeri sekali membaca pernyataan-pernyataan Tun M yang usianya mendekati satu abad itu. 

Syukurlah, kita bukan Malaysia versi Tun M. Kita punya Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945. Juga ada Sumpah Pemuda tahun 1928. Berbangsa satu bangsa Indonesia.

Di Malaysia sana tidak ada bangsa Malaysia. Yang ada bangsa Melayu, bangsa Tionghoa, bangsa India, bangsa pribumi di Sabah dan Serawak. 

Berikut pernyataan Tun Mahathir Mohamad yang menjadi bahan diskusi hangat di Malaysia:
 
1. Kata Ketua Penerangan UMNO Bukit Gelugor bekas Perdana Menteri Tun Mahathir (perlu) berhenti daripada memainkan sentimen melibatkan perkauman.
 
2. Kerajaan sekarang mendakwa Malaysia adalah negara demokratik. Kononnya ada kebebasan bersuara.
 
3. Saya hanya menyuarakan peruntukan dalam Perlembagaan Malaysia. Apakah mempertahankan Perlembagaan Malaysia menyalahi undang-undang.
 
4. Sebaliknya bertentangan perlembagaan ialah mempromosi negara berbilang bangsa. Apakah Kerajaan sekarang menolak the Rule of Law, termasuk Perlembagaan Malaysia yang tidak pernah sebut Malaysia sebagai negara berbilang kaum. Sebaliknya Perlembagaan menekankan Ke-Melayuan Malaysia.
 
5. Ya. DAP cuma ada empat Menteri. Tetapi dalam Kerajaan terdapat empat puluh (40) ahli DAP. Jika DAP tarik diri Kerajaan Anwar akan jatuh. Sebab itu Anwar terpaksa turut manifesto DAP, khusus menjadi Tanah Melayu negara berbagai kaum dan agama rasmi Islam diganti dengan negara sekular – negara yang tidak ada agama rasmi.
 
6. Maka tergugurlah keahlian Malaysia dalam OIC.

Sabtu, 01 Juli 2023

Misa di Kayutangan - Cerita Romo Yohanes Bhaha OCarm tentang Bapak Pemabuk

Setelah ngopi dan baca-baca di Toko Oen, Ayas beralih ke bangunan kolonial di depannya. Gereja HKY Kayutangan, Malang. Sebentar lagi misa kudus. Ayas memang lebih sering misa Sabtu petang ketimbang hari Minggu.

Gereja tua di Kayutangan ini selalu ramai. Masih prokes wajib pakai masker meski pandemi covid sudah berubah jadi endemi. Pastornya juga pakai masker. Romo Yohanes Sirilus Bhaha, O.Carm. Nama bernuansa Flores, NTT.

Logat romo memang sulit ditutupi meski sudah lama di Jawa. Kalau bukan Ende ya Ngada atau Nagekeo. Tidak mungkin dari Lembata atau Adonara. ,,Saya berasal dari Ende," kata Romo Yohanes Bhaha menjawab pertanyaanku.

Romo Bhaha lahir di Ende, 14 Agustus 1986. Tahbisan imamat 15 Oktober 2014. Usia pastor masih muda, 37 tahun. Usia tahbisan belum genap 10 tahun. Tapi homilinya cukup menarik.

Pater Bhaha menceritakan pengalaman mahasiswa STFT melakukan live in di sebuah kampung. Ada seorang cewek, mahasiswi, ketakutan lantaran tuan rumahnya seorang pemabuk. Setiap pulang malam mabuk berat. Omongannya jadi tidak karuan.

Mahasiswi itu mengadu ke Romo Bhaha. Minta segera dipindahkan ke rumah lain. Dia takut bapak tukang mabuk itu. Romo lalu bicara hati ke hati dengan bapak itu. ,,Saya tidak bisa lepas dari itu (arak)," kata sang bapak macam mengaku dosa.

Sentuhan pater karmelit rupanya membuat bapak itu agak luluh. Mabuknya masih tapi dia tidak lagi masuk rumah. Tidur di pondok kecil di halaman rumah. Mahasiswi filsafat teologi itu pun tidak lagi stres. Hingga masa KKN selesai.

Bapak itu tampaknya sangat terkesan dengan mahasiswi yang perlahan-lahan mengubah tabiatnya. Dari seorang pemabuk menjadi manusia yang mulai normal perlahan-lahan. 

,,Ada orang yang dari luar kelihatan kasar tapi hatinya baik. Dan sebaliknya,"  itu kira-kira pesan moral yang dibagikan Romo Bhaha.

Pater ini sama sekali tidak menyebut alamat atau lokasi KKN mahasiswa filsafat yang ada bapak pemabuk itu. Ayas curiga di NTT. Khususnya Flores atau Lembata. Sebab pater kasih semacam clue bahwa yang diminum itu miras tradisional. 

Karena itu, setelah misa Ayas mendatangi Romo Yohanes Bhaha untuk salaman. Sekaligus menanyakan cerita saat homili tadi. Apakah cerita tentang bapak yang mabuk itu di Flores?

,,Di Papua," ujarnya seraya tersenyum.

Wkwkwk... Bukan Flores tapi Papua. Tapi kebiasaan ngombenya mirip-mirip alias 11/12. Sayang, Ayas tidak bisa bicara lebih banyak karena tidak sedikit jemaat, khususnya OMK, yang antre untuk salaman dengan pastornya.

Londo Ireng Makan Biefstuk van de Haas di Toko Oen Malang

Suasana di Toko Oen Malang, Jalan Basuki Rahmat Nomor 5, Kayutangan, Kota Malang.


Hampir saban pekan ada anggota grup tempo doeloe yang posting Toko Oen di Malang. Sesekali juga diunggah di grup Malang Djaman Lawas, Indonesia Tempo Doeloe, Jatim Tempo Doeloe dan sebagainya.

,,Toko Oen die sinds 1930 aan de gasten gezelligheid geeft" begitu tulisan besar yang dipasang sejak dulu. 

Orang senang karena ketuaan Toko Oen. Beda dengan wanita atau manusia umumnya yang makin tua makin kedaluwarsa atawa tidak laku. Oen ini makin tua makin laku.

Doeloe Toko Oen dikenal sebagai toko roti dan es krim. Kemudian meluas jadi resto bernuansa kuliner Hollands. Beef salad 50 (Rp 50.000), chicken salad 50, bakmi 45, fuyunghai 60, nasi ayam 45, hotdog 35, hamburger 35, lumpia 20.

Makanan paling mahal 100, yakni Londoner biefstuk met gebakken ei. Bistik daging lapis 95. Paling murah air mineral cup 220 ml cuma Rp 1.000. 

Kopi hitam tubruk 20. Teh panas 10. Kopi susu 25. Kopi Oen 30. Es buah 25. Es apokat 30.

Ayas tidak asing lagi dengan Toko Oen sejak lama. Betapa tidak. Toko legendaris itu persis berhadapan dengan Gereja HKY Kayutangan. Ayas dulu ikut paroki itu. Saban minggu misa di situ. Bahkan sering mampir baca-baca di toko buku dan perpustakaan Paroki Kayungan.

Ayas dulu juga sering ngobrol dengan seorang pastor Karmelit asal Flores yang bertugas di Gereja Kayutangan. Khotbahnya sangat menarik dan bersemangat. Romo itu juga jago musik, pinter bikin lagu, suaranya bagus sekali. Top banget lah!

Persis di samping Toko Oen ada Toko Buku Gramedia. Dulu hampir semua pelajar dan mahasiswa di Malang jujukannya ke Gramedia di Jalan Basuki Rahmat Nomor 5 itu. Toko Oen Jalan Basuki Rahmat Nomor 3.

Meskipun hampir saban hari lewat di depan Toko Oen, Ayas tidak pernah mampir. Sebab kesannya harga makanan dan minuman di situ mahal. Dan, kita orang sebagai pelajar belum punya penghasilan. Uang di kantong pas-pasan. Kiriman weselpos lebih sering terlambat.

Ayas doeloe tidak tertarik dengan gedung-gedung tua eks Belanda. Rasa nasionalisme yang dipompakan lewat pelajaran PMP, sejarah, PSPB, hingga penataran P4 membuat kita orang jadi sangat antikolonialisme Belanda, Jepang dsb.

Karena itu, Ayas sewaktu remaja tidak terkesan dengan arsitektur Toko Oen, Gereja Kayutangan, Gereja Katedral Ijen, GPIB Imanuel, Biara Ursulin dan Sekolah Cor Jesu Jalan Celaket 55, Frateran BHK di Celaket 21 dsb. 

,,Lebih baik mati berkalang tanah ketimbang dijajah Belanda," kata jargon lama.

Baru 10 tahun belakangan Ayas baru mulai mengapresiasi bangunan-bangunan kolonial. Kokoh, kuat, artistik, superlatif lah! Termasuk mengagumi Toko Oen (bangunannya), Gereja Kayutangan, GPIB di dekat Alun-Alun Malang dan sebagainya.

Karena itu, setiap kali ke Malang Ayas biasanya mampir di Toko Oen. Biasanya cuma pesan teh panas atau kopi panas yang Rp 20 ribu itu. Lalu duduk membaca komen-komen anggota grup bangunan kolonial yang terkait dengan Oud Malang alias Malang tempo doeloe.

Kopi tubruk di Toko Oen ini rasanya sama saja dengan kopi tubruk di warkop pinggir jalan yang Rp 3.000 sampai Rp 5.000. Tapi nuansa tempo doeloe ,,die sinds 1930" ini yang mahal.

Sabtu, 1 Juli 2023.

 Ayas mampir di Toko Oen. Pesan teh panas aja 10 ribuan. Ramai sekali sore itu. Ada enam atau tujuh turis bule ngomong cas-cis-cus dalam Hollands spreken. Ik begrijp niet.

Di Toko Oen Malang ini setidaknya kita orang bisa mencicipi sedikit gaya dan selera para meneer en mevrouw tempo doeloe. Belajar jadi Londo Ireng!

Koran Tidak Boleh Mati - 74 Tahun Jawa Pos

The Chung Sen mendirikan koran Java Post pada 1 Juli 1949. Ada resepsi meriah di bekas gedung Bank Taiwan, Jalan Kembang Jepun 166 Surabaya. Bangunan bersejarah itu sudah tak ada lagi.

Kantor administrasinya di NV New China, Jalan Kembang Jepun 167-169 Surabaya. Gedung eks Unie Bank era Hindia Belanda itu masih berdiri kokoh. Jadi salah satu bangunan cagar budaya di Surabaya. Eks kantor Jawa Pos itu kini jadi kantor Radar Surabaya, koran lokal anaknya Jawa Pos.

The Chung Sen bukan wartawan tapi semacam rekanan gedung bioskop. The punya tugas mengantar materi iklan untuk koran-koran di Surabaya. Lama-lama The paham rahasia bikin surat kabar.

The berpikir, lebih baik bikin koran sendiri ketimbang terus-terusan jadi tukang antar materi iklan ke koran-koran. Mentaliteit dan kwaliteit khas orang Tionghoa umumnya memang lebih suka jadi juragan atau laopan ketimbang jadi karyawan atau buruh.

The lalu bikin koran sendiri. Java Post. Koran harian berbahasa Melajoe Tionghoa. Terbit perdana pada 1 Juli 1949. 

Java Post ganti nama jadi Djawa Post. Ganti lagi jadi Djawa Pos. Kemudian Jawa Pos. Sampai hari ini. 

Oom The punya anak sekolah di Inggris. Oom makin tua. Tak ada anak atau keluarga yang meneruskan. Akhirnya Jawa Pos diambil alih manajemen majalah Tempo, PT Grafity Press. Sejak 5 April 1982.

Koresponden Tempo di Jatim Dahlan Iskan ditugaskan sebagai pimpinan Jawa Pos. Kerja keras untuk menghidupkan koran lawas yang hampir mati. Oplahnya cuma sebecak alias di bawah 3.000.

Cerita selanjutnya, Anda sudah tahu, Jawa Pos jadi besar. Punya anak dan cucu di mana-mana. Dan masih hidup sampai sekarang. Di era digital. Ketika banyak media cetak mati.

"Koran tak boleh mati," kata mantan Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra.

Selamat hari jadi ke-74, Jawa Pos!

Jumat, 30 Juni 2023

Bahasa Melayu Larantuka (Nagi) Dibawa Pengungsi dari Melaka Malaysia

Oleh Datin Asima Hj Abd Latiff
Penulis/Satrawan Malaysia

Orang Melayu Konga, Flores, 1915 (foto). Moyang mereka dari Melaka lari sesudah Belanda merebut kota dari Portugis, 1641. 

Menurut Boxer (1947), perjalanan mereka dari Melaka, ke Makassar, lalu menyebar ke tempat² lain di timur. Waktu Portugis datang di Semenanjung Melayu, Portugis melakukan kebijaksanaan kahwin campur dengan orang-orang tempatan. Yakni dengan orang-orang Melayu, Cina peranakan, Chetty peranakan, di Melaka, dengan ketentuan mereka masuk agama Katolik. 

Setelah lebih dari 100 tahun, datanglah Belanda menggempur Melaka, banyak orang² peranakan Portugis ini lari ke berbagai penjuru seperti Goa, Koromandel, Ceylon, Macao, Jepun, Makassar, dan Maluku. 

Saat Belanda menaklukkan Makassar, banyak keturunan Portugis ini melarikan diri ke Flores Timur, yakni ke Larantuka, desa Wureh & desa Konga. 

Selain membawa agama Katolik Roma, mereka juga membawa Bahasa Melayu, yang lalu berkembang menjadi Bahasa Nagi, yaitu Melayu Larantuka. 

Orang Flores Timur sendiri sayangnya sudah pun jarang menyebut Bahasa Melayu Larantuka sebagai bahasa Melayu, lebih sering disebut bahasa Nagi, bahasa orang kota. Disebut bahasa orang kota karena  berkembang di Kota Larantuka, selain desa Wureh & Konga. Di luar daerah itu, bahasa yang dipakai adalah bahasa Lamaholot.