Donald Trump kena Covid-19? Saya tidak kaget. Saya justru kaget presiden USA itu baru kena sekarang. Saat kampanye pilpres. Jelang pemilihan presiden USA bulan depan.
Saya cukup aktif baca cuitan-cuitan Trump di Twitter. Tegas, sederhana, blak-blakan. Presiden USA itu cenderung meremehkan Covid-19. Tidak peduli dengan jaga jarak, pakai masker, lockdown, tutup sekolah, tutup tempat-tempat ibadah dsb.
Trump malah meminta sekolah-sekolah dibuka. Dia seolah anti protokol kesehatan. Nasihat-nasihat dokter terkemuka macam Dr Fauci juga sering dianggap angin lalu.
Di televisi dan media sosial Trump juga tidak pernah menyebut Covid-19 tapi China Virus. Mulutnya dimonyongkan saat bilang China. Ada kesan Presiden Trump ini sangat anti Tiongkok. Baik itu pemerintah dan masyarakatnya.
Saking bencinya pada China Virus dan China, reporter televisi yang bertampang Tionghoa pun jadi bulan-bulanan di Gedung Putih. Bukannya menjawab pertanyaan tentang penanganan covid, Trump malah menghardik wartawati keturunan Tionghoa itu.
"Anda siapa? Anda bekerja untuk siapa?" kejar Trump sengit.
"Don't ask me. Ask China!!!" begitu antara lain serangan Trump di depan para wartawan di Gedung Putih.
Tentu saja Presiden Trump tidak asal memakai istilah China Virus. Trump dan para pendukungnya sejak lama menganggap virus corona atau Covid-19 sebagai buatan China. Partai Komunis Tiongkok dituduh berada di balik pandemi ini.
Selain Tiongkok, WHO pun jadi bulan-bulanan Trump. WHO dianggap sudah dikooptasi Tiongkok. WHO dianggap gagal bertindak sehingga China Virus alias Covid-19 menyebar luas ke seluruh dunia. USA bahkan menjadi negara terbanyak angka pasiennya.
Kini mulut besar Trump yang meremehkan Covid-19 untuk sementara meredup. Setelah Trump dan istrinya dipastikan terpapar Covid-19. Agenda kampanye dan kepresidenan bisa jadi berantakan.
Mudah-mudahan Presiden Trump bisa ambil hikmah saat menjalani isolasi selama 14 hari. Agar bisa berdebat kusir lagi untuk mempertahankan takhtanya di Gedung Putih.
Saya cukup aktif baca cuitan-cuitan Trump di Twitter. Tegas, sederhana, blak-blakan. Presiden USA itu cenderung meremehkan Covid-19. Tidak peduli dengan jaga jarak, pakai masker, lockdown, tutup sekolah, tutup tempat-tempat ibadah dsb.
Trump malah meminta sekolah-sekolah dibuka. Dia seolah anti protokol kesehatan. Nasihat-nasihat dokter terkemuka macam Dr Fauci juga sering dianggap angin lalu.
Di televisi dan media sosial Trump juga tidak pernah menyebut Covid-19 tapi China Virus. Mulutnya dimonyongkan saat bilang China. Ada kesan Presiden Trump ini sangat anti Tiongkok. Baik itu pemerintah dan masyarakatnya.
Saking bencinya pada China Virus dan China, reporter televisi yang bertampang Tionghoa pun jadi bulan-bulanan di Gedung Putih. Bukannya menjawab pertanyaan tentang penanganan covid, Trump malah menghardik wartawati keturunan Tionghoa itu.
"Anda siapa? Anda bekerja untuk siapa?" kejar Trump sengit.
"Don't ask me. Ask China!!!" begitu antara lain serangan Trump di depan para wartawan di Gedung Putih.
Tentu saja Presiden Trump tidak asal memakai istilah China Virus. Trump dan para pendukungnya sejak lama menganggap virus corona atau Covid-19 sebagai buatan China. Partai Komunis Tiongkok dituduh berada di balik pandemi ini.
Selain Tiongkok, WHO pun jadi bulan-bulanan Trump. WHO dianggap sudah dikooptasi Tiongkok. WHO dianggap gagal bertindak sehingga China Virus alias Covid-19 menyebar luas ke seluruh dunia. USA bahkan menjadi negara terbanyak angka pasiennya.
Kini mulut besar Trump yang meremehkan Covid-19 untuk sementara meredup. Setelah Trump dan istrinya dipastikan terpapar Covid-19. Agenda kampanye dan kepresidenan bisa jadi berantakan.
Mudah-mudahan Presiden Trump bisa ambil hikmah saat menjalani isolasi selama 14 hari. Agar bisa berdebat kusir lagi untuk mempertahankan takhtanya di Gedung Putih.