Wabah corona belum bisa diatasi di Indonesia. Khususnya di Jawa Timur. Lebih khusus lagi di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik. Tapi suasananya sudah new normal. Gak ada bedanya dengan sebelum Covid-19.
PSBB atau lockdown ringan selama 42 hari sudah berlalu. Ekonomi sempat macet cet. Rakyat menjerit minta PSBB dihapus. Pemerintah akhirnya ngalah. Sebab duit negara untuk bansos dsb pun sudah cekak.
''Sekarang ini masa transisi menuju new normal,'' kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Toko-toko, mal, tempat hiburan, warkop... sudah buka. Tempat-tempat ibadah juga mulai dilonggarkan. Masjid-masjid bahkan sejak lama pun tetap buka dengan pembatasan.
Bagaimana dengan gereja-gereja?
Sampai sekarang masih tutup. Misa streaming tiap hari. Bisa berkali-kali ekaristi lewat laptop atau ponsel. Lebih efisien. Cuma tidak bisa komuni suci.
''Keuskupan masih bikin protokol jelang new normal,'' kata seorang romo di Surabaya.
Besar kemungkinan bulan Juli baru bisa misa di gereja. Itu pun tidak akan normal. Jemaat dibatasi 50% atau 60% saja.
Bagaimana cara membatasi umat? Pakai tahun lahir ganjil genap? Pakai nomor HP ganjil genap seperti usulan mantan Wapres Jusuf Kalla untuk masjid?
Belum ada putusan resmi. Aku sih enjoy aja mengikuti misa-misa online yang sangat kaya dan variatif. Mulai misa yang cuma 20 menit hingga misa tridentina Latin ala pra-KV 2 yang bisa sampai dua jam.
Pagi ini aku nggowes sepeda lawas. Mampir ngombe di depan Gereja Bethany Rungkut. Tepatnya di kompleks ruko. Tetangganya toko pakaian anak, apotek, dan BRI.
''Ibadahnya mulai hari Minggu besok. Jemaatnya dibatasi untuk jaga jarak,'' kata ibu pekerja Bethany Successful Family.
Di depan gereja ruko dipasang panduan pelaksanaan ibadah di gereja sesuai protokol kesehatan Covid-19. Banyak banget aturannya. Aku hitung ada 24 aturan.
Di antaranya, bawa masker, jaga jarak selama beribadah, tidak berjabat tangan, jendela dibuka, lama ibadah kurang dari 50 menit.
Aku rasa protokol di Bethany ini kurang lebih sama dengan di gereja-gereja lain. Aku jadi gak semangat pigi gereja. Lebih baik sembahyang di rumah saja sampai corona benar-benar hilang.
Beta jadi ingat ayat suci dalam bahasa Melayu Kupang:
''Kalo bosong sambayang, na, maso pi dalam kamar ko tutu pintu. Ais sambayang diam-diam pi sang bosong pung Bapa. Biar orang laen sonde lia, ma bosong pung Bapa yang lia.''
Kalau mau sembahyang, masuklah ke dalam kamar, tutup pintu, dan sembahyang diam-diam. Tidak usah ramai-ramai.
PSBB atau lockdown ringan selama 42 hari sudah berlalu. Ekonomi sempat macet cet. Rakyat menjerit minta PSBB dihapus. Pemerintah akhirnya ngalah. Sebab duit negara untuk bansos dsb pun sudah cekak.
''Sekarang ini masa transisi menuju new normal,'' kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Toko-toko, mal, tempat hiburan, warkop... sudah buka. Tempat-tempat ibadah juga mulai dilonggarkan. Masjid-masjid bahkan sejak lama pun tetap buka dengan pembatasan.
Bagaimana dengan gereja-gereja?
Sampai sekarang masih tutup. Misa streaming tiap hari. Bisa berkali-kali ekaristi lewat laptop atau ponsel. Lebih efisien. Cuma tidak bisa komuni suci.
''Keuskupan masih bikin protokol jelang new normal,'' kata seorang romo di Surabaya.
Besar kemungkinan bulan Juli baru bisa misa di gereja. Itu pun tidak akan normal. Jemaat dibatasi 50% atau 60% saja.
Bagaimana cara membatasi umat? Pakai tahun lahir ganjil genap? Pakai nomor HP ganjil genap seperti usulan mantan Wapres Jusuf Kalla untuk masjid?
Belum ada putusan resmi. Aku sih enjoy aja mengikuti misa-misa online yang sangat kaya dan variatif. Mulai misa yang cuma 20 menit hingga misa tridentina Latin ala pra-KV 2 yang bisa sampai dua jam.
Pagi ini aku nggowes sepeda lawas. Mampir ngombe di depan Gereja Bethany Rungkut. Tepatnya di kompleks ruko. Tetangganya toko pakaian anak, apotek, dan BRI.
''Ibadahnya mulai hari Minggu besok. Jemaatnya dibatasi untuk jaga jarak,'' kata ibu pekerja Bethany Successful Family.
Di depan gereja ruko dipasang panduan pelaksanaan ibadah di gereja sesuai protokol kesehatan Covid-19. Banyak banget aturannya. Aku hitung ada 24 aturan.
Di antaranya, bawa masker, jaga jarak selama beribadah, tidak berjabat tangan, jendela dibuka, lama ibadah kurang dari 50 menit.
Aku rasa protokol di Bethany ini kurang lebih sama dengan di gereja-gereja lain. Aku jadi gak semangat pigi gereja. Lebih baik sembahyang di rumah saja sampai corona benar-benar hilang.
Beta jadi ingat ayat suci dalam bahasa Melayu Kupang:
''Kalo bosong sambayang, na, maso pi dalam kamar ko tutu pintu. Ais sambayang diam-diam pi sang bosong pung Bapa. Biar orang laen sonde lia, ma bosong pung Bapa yang lia.''
Kalau mau sembahyang, masuklah ke dalam kamar, tutup pintu, dan sembahyang diam-diam. Tidak usah ramai-ramai.