Tak ada acara khusus menyambut tahun baru di Surabaya. Wali Kota Risma seminggu sebelumnya melarang warga ramai-ramai di jalan raya. Tidak boleh konvoi. Tidak perlu pesta kembang api. Tidak usah trompet-trompetan dsb.
Maka malam tahun baru di Surabaya terasa biasa. Sama saja dengan malam-malam biasa. Cuma ada pengajian bersama di Jalan Kembang Jepun. Baguslah... tahun baru diisi doa bersama.
Saat melintas di Taman Bungkul suasana sangat ramai. Puluhan polisi, tentara, satpol PP, apel siaga. Meskipun mendukung, warga Surabaya tetap menikmati malam pergantian tahun di tengah kota. Tanpa pertunjukan musik atau atraksi kesenian lainnya.
Beda banget dengan beberapa tahun lalu. Old and New diisi dengan pesta rakyat. Ada car free night di Tunjungan hingga Taman Bungkul. Rupanya Pemkot Surabaya, khususnya Bu Risma, kapok dengan efek negatif macam kemacetan, ugal-ugalan dsb.
"Saya imbau warga Surabaya tahun baruan di bersama keluarga di rumah," kata Bu Risma.
Syukurlah, Sidoarjo masih punya tradisi pesta kembang api di alun-alun. Ada hiburan musik, bazar produk UKM, hingga pesta rakyat. Kuliner khas Sidoarjo bisa dinikmati di kawasan alun-alun.
Saya selalu terkesan dengan suasana tahun baru di Sidoarjo. Ingin meluncur ke kawasan selatan Surabaya itu untuk melihat gebyar kembang api dan kemeriahan di Alun-Alun Sidoarjo itu.
Sayang, semalam badanku tak kuat. Ngantuk poll. Saya pun memutar musik jazz ringan sambil tiduran di atas karpet. Enak banget karena kawasan Surabaya Selatan semalam tidak sumuk.
Eh, kebablasan hingga pukul 04.00 pagi. Sudah tahun baru. 1 Januari 2020.
Selamat Tahun Baru!