Minggu, 19 Januari 2025

Awak Media Ngobrol Santai dengan Uskup Surabaya Terpilih Monsinyur Didik

Modik, Romo Didik, segera menjadi Monsinyur Didik. Uskup Surabaya Monsinyur Agustinus Tri Budi Utomo. Tahbisan diadakan pada Rabu 22 Januari 2025 di Widya Mandala Hall, Pakuwon City, Surabaya.

Sabtu 18 Januari 2025, Gereja Katedral HKY sudah diterop seluruhnya. Persiapan Vesper Agung. Pemberkatan semua busana, tongkat, atribut yang akan dikenakan bapa uskup yang baru. Para uskup se-Indonesia diundang hadir dalam prosesi penting dan langka itu.

Empat hari sebelum tahbisan, Uskup Didik alias Monsinyur Agustinus mengundang awak media di Surabaya untuk ngobrol santai. Baru kali ini ada seorang uskup terpilih mengajak wartawan untuk diskusi santai.

Obrolan bebas. Tidak pakai moderator meski si Adrian dari Surya sebagai koordinator. Ada Eta dari Kompas, Ambro Kompas, Andreas CNN, Disway, Jawa Pos dan sebagainya. Banyak wartawan lawas macam Eta yang saya kenal baik, suaminya kebetulan orang Flores, tapi banyak yang belum kenal.

Tidak ada doa pembukaan. Langsung ngomong ngalor ngidul. Soal makan siang gratis, laut di pagar, PSN di Surabaya, aset keuskupan, tren panggilan atau seminaris, hingga sulitnya menghubungi orang keuskupan untuk membahas isu-isu aktual di media massa.

"Kita akan buat media center. Nanti Komsos akan kita benahi sesuai tuntutan zaman. Zaman sekarang tidak bisa lagi ditutup-tutupi," kata bapa uskup asal Ngawi itu.

Wartawan juga meminta agar para awak media di Surabaya yang bukan Katolik diajak retret atau gathering agar memahami sejumlah istilah khas gerejawi. Sebab saat konferensi pers beberapa waktu lalu ada wartawan yang menanyakan beda "tahbisan" dan "pelantikan", uskup itu apa, tugasnya apa, mengapa tidak segera "dilantik" tapi harus  menunggu tiga bulan setelah diumumkan Vatikan.

Semua pertanyaan, keluhan, curhat para awak media direspons dengan baik oleh Uskup Didik. Ternyata ia sudah melakukan berbagai persiapan terkait media center di Keuskupan Surabaya. Ruang itu bakal terbuka untuk siapa saja. Bukan hanya bagi wartawan yang beragama Katolik.

"Silakan mampir, ngopi, mengetik berita dsb," kata uskup yang pernah jadi pastor kepala Paroki Sidoarjo itu.

Lantas, kapan "kabinet" baru akan diumumkan?

"Tanggal 23 Januari," kata Uskup Didik.

 Artinya sehari setelah ditahbiskan oleh Dubes Vatikan Monsinyur Piero Pieppo, nama-nama kuria sudah bisa diketahui rakyat di seluruh dunia. Sebab Misa Tahbisan Uskup Surabaya, Misa Pontifikal, dan Vesper Agung disiarkan secara live streaming lewat YouTube dan media sosial.

Tak terasa obrolan di ruang tengah Wisma Keuskupan Surabaya sudah berlangsung selama dua jam. Adrianus minta Uskup Didik memimpin doa sekaligus memberkati para wartawan di Surabaya.

Deo gratias!

Selamat bertugas, Uskup Didik!

1 komentar:

  1. Bertugas saja tidak cukup, pada hari akhir jabatan, neraca-kerjaan harus positiv, alias cuan. Kalau neracanya negativ, itu namanya makan gaji buta.
    Kami punya seorang Uskup Agung, seorang Kardinal, sangat disayang oleh ummat, orangnya sympatik, tak tercela.
    Menjabat sebagai Uskup-Agung sejak tahun 1995 sampai Januari 2025. Beliau barusan diizinkan pension oleh Paus.
    Beliau pernah ikut Konklave Habemus Papam, tahun 2005 yang menghasilkan Paus Benedikt XVI dan Konklave tahun 2013 yang menghasilkan Franziskus.
    Di Pidato perpisahan, Beliau menyesalkan, mosok selama 30 tahun dia menjabat, ummat katoliknya tambah lama tambah sedikit. Dalam 30 tahun ini justru jumlah ummat muslim membludak. Kristen yang bertambah bukan katolik, tetapi nasrani orthodox dari timur tengah dan eropa timur.
    Beliau bilang bohwat, perempuan katolik tidak mau punya anak, sedangkan para pengungsi dari Tim-Teng manak kayak terwelu.

    BalasHapus