Buat apa kuliah kalau tidak bisa jadi pegawai negeri?
Buat apa sarjana kalau sulit cari kerja?
Kuliah itu tujuan utamanya jadi PNS! Begitulah faham atau semacam "ajaran" yang berlaku di NTT. Pabrik-pabrik tidak ada. Industri swasta belum jalan.
Maka PNS jadi idaman semua orang NTT. Dapat gaji bulanan, kerja rileks tanpa tekanan, tanpa target omzet, dapat pensiun. Gaji selalu naik karena negara tidak bangkrut.
Rinol si keponakan baru saja lulus tes CPNS. Diterima sebagai pegawai Kemenkumham. Tugasnya nanti jadi penjaga tahanan atau narapidana alias warga binaan di lembaga pemasyarakatan alias penjara.
Rinol anak cerdas. Sebelumnya dia ikut tes masuk kampus kedinasan Kemenhub RI. Masuk 5 peserta terbaik di Provinsi NTT. Tapi NTT hanya dapat jatah 3 taruna alias mahasiswa.
Maka 5 peserta itu dites lagi. Wawancara tatap muka dsb. Kali ini Rinol gagal. Impian jadi mahasiswa yang dibayar negara pun ambyar.
Dasar anak cerdas, Rinol ikut tes masuk PTN. Tidak pakai belajar, bimbingan tes, ia diterima di Universitas Nusa Cendana (Undana Kupang). Fakultas Peternakan. Urusan ternak sapi, kambing, babi, ayam, bebek dsb. Tapi rupanya kurang semangat di kampus negeri itu.
Rinol iseng-iseng ikut tes CPNS Kemenkumham. Cukup pakai ijazah SMA. Ternyata lulus. Alhamdulillah. Impiannya dan orang tuanya akhirnya terkabul.
Sebelumnya Fidel keponakan satu lagi juga pikiran serupa. Buat apa kuliah lama, jadi sarjana tapi tidak ada jaminan jadi PNS? Fidel punya otak cerdas. Lulusan SMA favorit di Kupang.
Ia pun coba-coba tes CPNS Kemenkumhan. Puji Tuhan, lolos! Padahal formasi yang diterima sangat sedikit. Fidel pun kini sangat menikmati pekerjaannya sebagai pegawai negeri urusan penjara. Saban hari ketemu warga binaan.
Lulus SMA atau SMK langsung kerja, diangkat PNS, adalah impian banyak orang. Khususnya rakyat NTT.
Berbahagialah mereka yang jadi PNS! Sebab upahmu dibayar negara!