Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa cukup aktif di media sosial. Dia kerap membagi cerita dan foto ringan yang tak akan ada di media massa.
Pekan lalu Khofifah bagi gambar menu sarapan. "Jangan lupa sarapan, agar lebih berenergi mengejar harapan dan angan-angan setinggi awan. Menu sarapan sampean opo rek?" tulisnya.
Cukup banyak komentar dari warganet. Salah satunya porsi nasi yang sangaat sedikit. Lauknya jauh lebih banyak.
"Bu Gub ini sarapannya iwak penyet, lauknya nasi," tulis seorang komentator.
Kelihatannya menu makanan para pejabat seperti itu. Porsi karbo atau nasi sangat sedikit. Dua atau empat sendok saja. Porsi ikan, daging, sayur lebih banyak. Mungkin pola makan inilah yang membuat Gubernur Khofifah langsing sejak dulu.
Saya jadi ingat ceramah Gubernur NTT Victor Laiskodat menjelang lengser tahun lalu. Pentolan Nasdem itu mengkritik keras pola makan rakyat NTT yang sangat dominan karbo (beras, jagung, singkong). Tidak cukup satu piring nasi, kadang tambah satu piring lagi.
"Itu pola makan orang miskin. Makannya nasi, nasi, nasi.. tidak ada daging, jarang makan ikan. Bagaimana kita mau maju kalau rakyatnya makan macam itu?" ujar Victor.
Gubernur yang kontroversial itu minta agar porsi makanan dibalik. Protein harus lebih banyak daripada karbohidrat.
"Pak Gub lupa kalau sebagian besar rakyat NTT itu kerja di kebun, petani, nelayan, kuli bangunan, buruh tani. Kalau makan nasi sedikit bagaimana bisa kerja? Beda dengan orang kantoran yang kerja di belakang meja," kata Gaby, teman asal Larantuka.
Kalau di Jawa Timur, porsi makanan Gubernur Khofifah bisa diterapkan di era beras mahal ini. Kalau biasanya makan satu piring nasi bisa dikurangi separo. Kalau cuma beberapa sendok ala Khofifah rasanya kok berat.
Selamat makan nasi (sedikit)!
Foto sarapannya sangat mewah. Sarapan macam itu hanya bisa disantap oleh juragan yang feodal dan punya ubab. Porsinya pun terlalu banyak. Kalau saya cukup hanya setengahnya saja, tetapi minumnya kalau boleh saya pilih setengah gelas kopi hitam manis.
BalasHapusBayangkan kalau saya sarapan minta ikan goreng, tumis sayur dan nasi panas, pastilah istri-saya sudah minggat.
Sejak kawin selama 50 tahun, sarapan saya selalu bikin sendiri, sepotong roti tawar toast, diolesi mentega dan marmelade, plus secangkir kopi, itu tok.
Hebat sekali siansen sangat mandiri bikin sarapan. Tidak ngerepoti bojo. Porsi sarapan juga sangat kecil.
HapusItulah bedanya pola makan orang kaya dengan orang miskin, kata Gubernur NTT Laiskodat.
By Khofifah benar. Gaby juga benar.
BalasHapusKita orang ini pokoknya makan sampai kenyang. Kalau belum kenyang tenaga kurang untuk bekerja. Nasihat orang2 tua dulu: makan yang banyak. Beda dengan nasihat Gubernur Laiskodat.
HapusKita yang biasa ngawasi tukang pasti paham porsi makan pekerja otot. Kalau cuma nasi bungkus pasti kurang wareg. Kita harus sediakan nasi putih tambahan agar semangat kerja.
BalasHapusPorsi makanan petani yang dibayar untuk garap kebun juga biasanya 2x lipat makanan orang biasa. Karbonya harus banyaaak.
Bener. Tukang, atlet, itu makan karbohidratnya harus banyak karena pengeluaran energi mereka luar biasa. Protein sebenarnya juga harus banyak untuk pemulihan dan pergantian sel2 sudah yang bekerja keras. Tetapi kita yang pekerja kantoran apalagi yang usia di atas gocap harus hati-hati dan mengurangi drastis porsi karbohidrat, agar tidak terkena penyakit gula, pankreas, dll. bung!
Hapus