Selasa, 04 Januari 2022

Tega larane, ora tega patine

Masih di awal tahun 2022. Ada berita di media online tentang penangkapan oknum pimpinan media di kawasan Surabaya Raya. Awalnya polisi menangkap pengedar sabu di kawasan Tugu Pahlawan, Surabaya.

Setelah interogasi, polisi dapat nama si Fulan di Gresik. Fulan yang bahasa Indonesianya logat Madura medhok itu ditangkap di Gresik. Lengkap dengan barang bukti.

Setelah diperiksa ternyata Fulan ini wartawan. Bukan reporter biasa tapi pimpinan salah satu media online. Fotonya muncul di media online. Sepertinya saya kenal Fulan. Tapi tak percaya karena namanya disamarkan dan mukanya dihitamkan.

Hem.. benar saja. Fulan itu cowas: konco lawas. Pernah satu kantor dengan saya. Sama-sama ikut tes, magang, jadi pekerja anyaran di Karah Agung di awal reformasi. Long time ago. Fulan cukup lama tugas di Jakarta kemudian balik lagi ke Surabaya Raya: Surabaya, Gresik, Sidoarjo.

Di berita online itu disebutkan bahwa Fulan sudah lama ketagihan narkoba jenis sabu. Sekali beli Rp 350 ribuan. Tidak dijelaskan alasan pakai narkoba.

Saya tak pernah menyangka kawan lama itu seorang pengguna narkoba. Selama ini saya hanya tahu ia doyan ngopi. Sama lah dengan hampir semua awak media di Surabaya. Sekali-sekali dugem untuk investigasi dsb.

Karena itu, liputan-liputannya tentang dunia malam sangat menarik. Ada deskripsi yang sangat hidup. Beda dengan wartawan-wartawan yang tidak pernah dugem lalu menulis cerita tentang night life dengan meminjam mata dan mulut narasumber.

''Fulan ini sebelumnya juga hampir kena tapi lolos,'' kata AW, teman lama yang juga atasan si Fulan. 

''Sekarang dia kena batunya. Mudah-mudahan bisa diambil hikmahnya agar ke depan bisa lebih baik,'' teman itu menambahkan.

Pandemi berkepanjangan, ekonomi tidak menentu, ketidakpastian, kegalauan.. membuat orang nekat. Ada yang lari ke narkoba macam si Fulan ini.

 ''Semoga hukumannya tidak terlalu lama,'' kata teman lain lagi.

Tega larane, ora tega patine! Kadang sambil guyonan kita berharap agar si Fulan atau si Waru atau si Kepoh segera ditangkap dan dipenjara biar kapok. Tapi ketika ditangkap beneran kita malah ora tega dicekel. Kalau bisa ada advokasi, lobi, komunikasi, koordinasi dsb agar sang kawan dibebaskan.

''Advokasi opo? Gak iso lek kasus narkoba atau pidana umum kayak begini. Advokasi itu kalau wartawan dianiaya saat menjalankan tugas,'' kata kawan yang biasa advokasi jurnalis.

Iseng-iseng saya buka lama portal online yang biasa dikendalikan si Fulan. Ternyata namanya sudah hilang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar