Senin, 27 September 2021

Mukjizat Yesti Rambu! PRT Asal Sumba Jadi Sarjana Matematika

Ada berita kecil di media online dan cetak yang sangat menarik. Setidaknya untuk orang NTT baik di bumi Flobamora maupun tanah rantau.

Yesti Rambu Jola Pati diwisuda di Unitomo Surabaya. Lulus S1 FKIP jurusan matematika. IPK 3,49.

Yesti Rambu lulusan terbaik? Tidak juga. Malah hampir DO karena terlalu sibuk kerja di rumah. Yesti bukan siapa-siapa.

Perempuan asal Waibakul, Pulau Sumba, NTT, itu hanyalah seorang pembantu rumah tangga (PRT). Istilah sekarang ART: asisten rumah tangga.

Yesti merantau ke Surabaya tahun 2013. Punya ijazah SMA. Lalu cari kerja ke mana-mana. Akhirnya diterima sebagai pembantu alias ART itu.

Uang hasil kerjanya disimpan sedikit demi sedikit. Lalu Yesti pun punya tekad kuliah. Agar jadi sarjana. Agar tidak terus-terusan jadi pembantu. Agar lebih berguna bagi nusa dan bangsa.

Berbekal uang simpanan Rp 2,7 juta, Yesti Rambu pigi daftar ke Unitomo. Tidak jauh dari rumah majikannya di Nginden. Ouw.. kurang duit. Sebab uang pendaftaran saat itu Rp 4 juta.

Namun, bukan orang Sumba kalau gampang menyerah. Nekatlah dia. Akhirnya bisa kuliah. Banting tulang di rumah sebagai ART dan menyisihkan waktu untuk kuliah, garap tugas, dan sebagainya.

"Saya tidur jam 02.00 dan sudah bangun sebelum pukul 06.00," katanya.

Durasi tidur si Yesti jauh di bawah anjuran dokter yang delapan jam itu. Syukurlah, badannya kuat. Otaknya juga main. Padahal, jurusan matematika atau eksakta tentu tidak sederhana.

Sempat terancam DO karena ada masalah. Lalu tekadnya bulat lagi. Hingga sampai ke garis finis. 

Yesti Rambu menulis:

"Trima Kasih Tuhan Yesus Atas PenyertaanMu, AnugerahMu, Mujizatmu, PertolanganMu Kepdaku Slma Inu Tuhan😭😭.

Trimkasih Engkauh Sudah Membayar Air Mataku, Air KeringatKu Dengan Hasil Yng Memuaskan😭🙏🏻🙏🏻.
Trimksih Kepda BapakKu Umbu Delu D Raba, Mamaku Rambu Dulu Mosa...."

Mukjizat itu nyata!

Begitulah salah satu lagu rohani yang sangat populer di NTT. Yesti sudah merasakan mukjizat itu dalam perjalanan hidupnya sebagai ARTis hingga jatuh bangun pigi kuliah matematika.

Selamat untuk Yesti Rambu!

8 komentar:

  1. Selamat untuk nona manis Yesti Rambu Jola Pati. Semoga mendapat pekerjaan dan gaji yang layak dengan gelar dan perjuangannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu yang kita harapkan.
      Semangat berjuang, kerja keras, tahan banting ala ART, semoga tidak hilang setelah jadi SPd.

      Hapus
  2. Salut kepada Nona Yesti, tidak lupa berterima kasih kepada Tuhan dan Papa-Mama-nya terlebih dahulu.
    Kalau watak orang yang congkak, lupa berterima kasih kepada yang membantunya, tetapi menepuk dada sendiri, meniru monyet.
    Ibu mertua-ku paling suka ber-aphorisma, entah dia belajar darimana.
    Yang masih mengiyang di telinga ku, Tuhan memberi, Tuhan mengambil.
    ( Sudah kasih, kok diminta kembali, kayak anak kecil saja ! )
    Manusia punya usaha, Tuhan punya kuasa.
    Orang Cina juga punya ungkapan yang sejenis:
    Si sheng you ming, fu gui zai tian.(死生有命,富贵在天). Mati hidup tergantung nasib, kekayaan kehormatan ditangan Tuhan.
    Semoga Tuhan selalu membantu dan mendampingi Nona Yesti.
    Dalam kenyataan hidup: engkau diangkat tinggi-tinggi oleh NYA, setelah setinggi awan engkau akan dilepas, tanpa diberi sayap. Nasib itu memang sering kumatan jahil.
    Banyak sarjana yang tetap jadi babu, sopir atau satpam. Si Rinto sudah ngeluh sejak dulu, dia minta sayap, sebab jarang ada keadilan di dunia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagus banget itu peribahasa Tiongkok: mati hidup dsb di tangan Tuhan.

      Rinto mengeluh tiada lagi keadilan di dunia.. untuk apa aku di sini. Itu lagu lama yang dulu sering diputar ulang² di kampung pake pengeras suara Toa.
      Seandainya aku punya sayap...

      Hapus
  3. Aduhai, Sopan-santun nya orang Nusantara. Halus tutur-kata dan budibahasa nya. Kata-kata dimetamorphose, dari babu berubah jadi PRT, dan disempurnakan jadi ART. Dipanggil Mbak Artis !
    Kalau saya seorang babu, saya memilih tetap jadi babu, tetapi gaji-nya dinaikkan minimum jadi 16000000,- Rupiah per bulan, sehari kerja 8 jam, seminggu 5 hari.
    Nasib tak berubah, hanya dapat panggilan Artis. Gawe opo, Bung ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kita orang juga tidak seneng dengen itu istilah ART untuk gantikan PRT. Pembantu dan asisten sama saja artinya. Tapi pembantu dari kata asli. Asisten kata serapan Inggris.

      ARTis itu guyonan saja untuk istilah ART + is. Kayak cerpenis, novelis, onthelis, dsb.

      Sudah lamaaa saya bahas di blog lama tentang pandemi eufemisme yang sangat luas di Indonesia.
      Kuli² atawa babu² atawa perantau² di Malaysia sekarang disebut PMI: pekerja migran Indonesia. Istilah PMI ini menggantikan TKI: tenaga kerja Indonesia.

      Siansen benar.. buat apa pakai istilah² yang kedengaran hebat, keminggris, tapi nasib tak berubah? Gawe opo?

      Hapus
    2. Curahan hati seorang babu (Putzfrau). Kutipan dari majalah Jerman.
      Saya dan teman-teman sejawat, para babu, tidak mempersoalkan istilah yang diberikan kepada kami. Diantara kami sendiri, kami masih tetap memakai istilah babu.
      Pekerjaan seorang babu sangat berat, sangat menguras tenaga, tetapi penghargaan sosial dan imbalan gaji yang diberikan kepada kami, sangatlah tak setimpal dengan pengorbanan yang telah kami berikan.
      Yang hanya kami minta dan harapkan adalah: Hormati kami sebagai sesama manusia, seperti kalian menghormati ibu- atau mbakyu-kalian. Mohon, perlakukan kami dengan RESPEKT !
      Eufemisme Babu-Putzfrau di Jerman :
      Scheuerfrau-Putzfrau-Bedienerin-Raumpflegerin-Gebäudereinigungsfachkraft-..... dst.

      Hapus
  4. Hanya ada dua macam cara, saya menyapa seseorang :
    Teman akrab atau kepada anak2, saya sapa dengan kata: " Servus !"
    Servus dari kata latin, yang artinya budak, hamba, jongos atau pelayan.
    Jadi kalau saya bilang Servus, berarti: Aku jongos mu !

    Kepada orang yang belum akrab, saya sapa dengan kata : Grüss Gott !
    Artinya: Semoga Tuhan Memberkati mu !

    Begitulah cara menyapa di negeri yang mayoritas masyarakat-nya beragama katholik.

    BalasHapus