Kue keranjang atawa nian gao sudah dijajakan di sejumlah tempat. Khususnya di kawasan pecinan. Di beberapa minimarket pun ada dodol khas tahun baru Imlek itu.
Lihat kue keranjang mesti ingat Tante Tok. Ibu Tok Swie Giok pembuat kue keranjang yang paling setia di kawasan Raden Fatah, Sidoarjo.
Ia membuat sendiri kue-kue keranjang selama satu bulan. Kita bisa ikuti proses bikin nian gao dari awal sampai jadi dodol.
Awalnya harus sembahyangan dulu. ''Kalau tidak sembahyang biasanya tidak jadi,'' kata Tante Tok. ''Kita orang pake resep asli Hokkian.''
Gara-gara pandemi covid berkepanjangan, saya sudah lama tidak pigi ke rumah Tok Swie Giok. Melewatkan momentum produksi kue keranjang. Sebab, kita orang saban hari diingatkan pemerintah untuk prokes 5M.
Orang tua atawa lansia macam Tante Tok itu lebih rawan kena covid. Teorinya sih gitu.
Apakah prokes 5M itu masih berlaku jelang Tahun Macan? Masih, kata Khofifah gubernur Jawa Timur. Sebab kasus covid naik lagi. Apalagi ada varian Omicron yang katanya lebih cepat menular.
Gara-gara omongan Gubernur Khofifah, Wali Kota Eri Cahyadi, dan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor itulah saya sungkan mampir ke tempat produksi kue keranjang Tante Tok. Tapi beberapa kali lewat di depan rumahnya. Bahkan ngopi-ngopi tak jauh dari situ.
Jumat 28 Januari 2022. Satria Nugraha, teman lama fotografer kawakan di Sidoarjo, mengirim foto Tante Tok lewat WA. Juragan kue keranjang Tjap Hokkian (aslinya sih tanpa merek) itu tampak gembira.
Tante Tok masih setia melakoni ritual bikin kue keranjang untuk Sincia. Bikin kue keranjang itu macam ibadah. Tidak hanya sekadar melestarikan tradisi Imlekan. Tidak sama dengan membeli kue keranjang di toko-toko.
Karena ibadah itulah, Tante Tok tidak kenal lelah atau bosan. ''Sampean dicari sama beliau (Tante Tok). Katanya sudah lama enggak ke rumahnya. Katanya Sampean sudah lupa,'' tulis Satria.
Oh, Tuhan, Tante Tok tampak masih sugeng, semangat, dan ingat saya.
Lama tidak ada komunikasi karena beliau ini tidak pakai telepon seluler. Tidak pakai WA. Sebelum ada WA pun beliau tidak pakai HP biasa. Komunikasi lewat telepon rumah (nomornya hilang). Apalagi di musim pandemi corona yang sekarang bermutasi jadi Omicron. Serba susahlah kita orang.
Kangen kue keranjang Tante Tok. Kangen pula teh asli Tiongkok yang rasanya macam jamu. Tapi yah... ada prokes yang memang sangat penting.
Covid memang telah mengubah begitu banyak kebiasaan kita. Jangankan lihat Tante Tok bikin kue keranjang, pigi sembahyang misa di gereja pun belum bisa. Kita orang hanya bisa misa online lewat laptop atau HP.
Selamat Tahun Baru Imlek! Selamat makan kue keranjang!