Tentu saja bukan gowes ngebut ala pembalap atawa komunitas cycling yang serius. Tapi juga bukan fun bike atawa sepeda santai. Sedang-sedang saja lah.
Ayas mulai B2W sejak Juni 2025. Awalnya cuma iseng. Niru Benjamin dan Sanaa, pasangan penggowes asal Swedia, yang keliling dunia untuk gerakan pembebasan Sahara Barat.
Ayas wawancara khusus sambil makan malam di Hotel Kokoon, Jalan Slompretan, Surabaya, dekat kelenteng tua. Ayas heran dan kagum dua orang bule itu bisa asyik-asyik aja gowes di begitu banyak negara.
"Kamu juga bisa kalau mau. Mulai dari dalam kota dulu. Lama-lama biasa dan tidak terasa berat," kata Ben dan Sanaa.
Ayas pernah ikut komunitas sepeda tua. Iseng saja. Tidak serius. Sesekali gowes santai untuk meramaikan CFD di Alun-Alun Sidoarjo. Tidak pernah terpikir B2W saban hari.
Mengapa tidak dicoba? Awalnya memang berat. Apalagi Juni, Juli, Agustus.. Surabaya lagi panas-panasnya. Tapi karena sudah niat kendala itu bisa diatasi. Lama-lama terbiasa seperti kata-kata motivasi dua aktivis HAM dari Eropa itu.
Hari berganti, bulan bersilih. Lima bulan tidak terasa. Ajaibnya, ban tidak pernah bocor sama sekali. Cuma nambah angin sesekali. Pedal dan rantai yang beberapa kali dikencangkan.
Syukur kepada Tuhan! Alleluia!
Lumayan jauh bung gowesnya untuk ukuran Surabaya. Salut
BalasHapusItu artinya kebugaran jantungmu makin bagus. Kekuatan otot2 kakimu makin bertambah. Puji Tuhan, Alleluia
BalasHapusHaleluyaaaa.
HapusSaya nanya AI rupanya ada hormon atau dopamin yang bikin kita happy dan ketagihan gowes kalau dilakukan terus-menerus. Awalnya gowes jarak jauh kita anggap berat, siksaan, lama2 jadi kesenangan.
Tidak lagi terasa berat. Kalau tidak gowes malah gak enak.
Kamsia atas Siansen punya tanggapan.