Beberapa hari ini Ayas mampir di Titik Nol Surabaya. Persis di depan kantor Gubernur Jawa Timur. Persis di seberang Tugu Pahlawan. Memantau grup kerjaan khawatir ada koreksi, komplain dsb.
Kalau ada masalah bisa balik lagi ke kantor. Tidak terlalu jauh. Monumen Titik Nol sering disambangi penggowes atawa wisatawan lokal. Foto-foto, bikin konten, istirahat sambil ngopi, ngeteh atawa minum air putih nan sehat.
Ayas jadi tidak enak melihat ratusan buruh PT Pakerin berkemah di depan kantor gubernur. Pabrik kertas yang terkenal (dulu) itu rupanya lagi bermasalah. Ratusan buruh sering unjuk rasa di pabriknya dekat Jembatan Prambon itu. Kemudian demo berkali-kali di Surabaya.
Rupanya ada masalah manajemen keluarga. Pecah kongsi. Pabrik jadi macet. Gaji buruh tidak dibayar berbulan-bulan. THR pun tidak dibayar. Kami minta bantuan gubernur, kata seorang buruh.
Di tengah ekonomi yang lesu ini pemerintah daerah tak bisa berbuat banyak. Gubernur Khofifah juga sibuk misi dagang ke Kalimantan dan daerah lain di luar Jawa. Dinas-dinas yang ada tak banyak membantu mengatasi kasus Pakerin alias Pabrik Kertas Indonesia.
Mengapa tidak mengadu ke Jakarta? Langsung ke Menaker atau Wakil Menteri Tenaga Kerja? Oh ya, Wamenaker Noel baru saja ditangkap KPK karena korupsi.
Kami ngadu ke gubernur dan dewan aja dulu, kata seorang karyawan. Dia dan kawan-kawan yakin kasus Pakerin bisa diselesaikan jika pihak bank tidak membekukan rekening perusahaan.
Entah kapan perkemahan di depan kantor Gubernur Jawa Timur ini berakhir. Pakerin bukan satu-satunya perusahaan yang bermasalah.
PT Gudang Garam yang raksasa pun ikut oleng. Banyak buruh yang di-PHK. Gubernur bilang bukan PHK tapi pensiun dini.
Yang pasti, Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Inflasi menggila. Harga semua barang dan jasa naik tajam. Harga diri wakil rakyat di mana-mana yang anjlok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar