Kampung Pecinan di Kapasan Dalam, Surabaya, bakal mengadakan sedekah bumi atawa ruwatan kampung. Mirip dengan kampung-kampung tradisional Jawa. Bedanya ruwatan di kawasan Pecinan Boen Bio itu tidak dilaksanakan pada bulan Suro.
Sedekah bumi di Kapasan Dalam selalu digelar setiap hari ke-26 bulan ke-8 penanggalan Imlek (Tionghoa). Tepatnya satu hari sebelum hari jadi Nabi Khonghucu. Jadi, ruwatan ini satu rangkaian dengan sembahyangan di Boen Bio sebagai puncak perayaan.
Seperti ruwatan di desa-desa lain, sedekah bumi di belakang Boen Bio ini selalu ada wayang kulit. Biasanya dua kali pertunjukan. Dalang yang paling sering seniman Tionghoa juga. Tee Boen Liong alias Ki Sabdo Sutedjo.
Saya sering nonton wayang kulitnya Boen Liong awalnya karena ditugasi atasan Ibu Nany Wijaya. "Anda perlu mengangkat sisi lain sosial, budaya, religi, hingga interaksi warga Tionghoa yang harmonis dengan etnis Jawa dan Madura. Sangat unik dan menarik," kata NW.
Awalnya kagok dan bingung karena kita orang ini bukan Tionghoa. Juga bukan Jawa. Kemampuan bahasa Jawa masih terbatas. Bahasa krama inggil atau bahasa pewayangan terlalu berat bagi orang NTT yang merantau di Jawa.
Namun, kama-lama saya jadi akrab dengan Ki Boen Liong dan beberapa tokoh Kapasan. Ki Dalang Boen Liong juga kerap ditanggap untuk memeriahkan lustrum paroki-paroki di Keuskupan Surabaya. Juga dekat dengan beberapa tokoh Kapasan Dalam yang ternyata aktivis Paroki Kelsapa, Jalan Kepanjen.
"Boen Liong itu dalang yang unik. Orang Tionghoa tapi bisa mendalang, nguri-uri budaya Jawa," kata Romo Eko Budi Susilo yang juga kawan dekat Boen Liong dan para dalang wayang purwa di Surabaya.
Saat ini Romo Eko yang asli Solo itu jadi Vikaris Jenderal Keuskupan Surabaya. Semacam wakil uskup. Di paroki mana pun ia bertugas, wayang kulit dan kesenian Jawa selalu ditanggap. Romo Eko juga mendorong Boen Liong untuk mengembangkan wayang wahyu.
Setelah absen dua tahun karena pandemi covid, tahun 2022 ini ruwatan kampung pecinan di Kapasan Dalam kembali diadakan. Tepatnya Rabu 21 September 2022. Ruwatan kampung Kapasan Dalam ke-126.
Saya dapat informasi ini langsung dari Ki Sabdo Sutedjo alias Tee Boen Liong. Lakonnya Semar Gedhong Kencana. Cak Dalang ditemani waranggana yang hitam manis Nyi Galuh, Nyi Angelica, dan kawan-kawan.
Ceritanya tentang apa?
"Sampean datang aja lihat langsung biar lebih jelas. Lakon ini sangat menarik," kata Boen Liong.
Rahayu! Rahayu!
Berkah Dalem!
Waktu SD kusuka main di Kadal. Di sana ada lapangan basket. Mengunjungi temanku Entok yg engkoh2nya bernama Si Liong, Si Pek.
BalasHapusItoe betoel ada lapangan basket di belakang Boen Bio. Kadal djoega orang kata kampoeng koengfoe en koenthao kerna ada banjak pendekar di sana.
HapusKampung petjinan Kapasan Boen Bio punya Santo Pelindung, Patron-Pelindung, yaitu Santo Confucius.
BalasHapusDi negeri yang mayoritas nya beragama Katholik, semua provinsi, kota, pekerjaan, binatang, penyakit, tetek bengek punya Schutzpatron atau Schutzpatronin masing2.
Misalnya : Amsterdam punya Schutzpatron Santo Nikolaus.
Pemadam Kebakaran punya Florian. Pekerja pertambangan punya Santa Barbara, Sopir punya Christophorus, Pemburu punya Hubertus, Nelayan punya Petrus, Sapi punya Cornelius, Babi punya Antonius, Anjing punya Rupert, Ayam punya Gallus, bahkan orang sakit mencret pun punya Germanus, sakit kandungan kemih anyang-anyangen punya Blasius,.........dll.
Siapa nama Patron dari Lembata, atau Suku Lamaholot ?
Ini pertanyaan menarik. Lembata punya rasul pelindung namanya Tuan Bode atau Pater Bernard Bode SVD misionaris pertama yg tabur benih sabda Allah di Pulau Lembata.
HapusLembata ini pulau yg terlambat dapat pekabaran Injil. Padahal Pulau Flores khususnya Larantuka yg masih tetangga sudah dapat benih firman sejak zaman Portugis. Bahkan Kerajaan Larantuka jadi kerajaan katolik satu-satunya di Indonesia.
Pater Bernard Bode SVD lahir di Bilshauesen, Jerman, 20 agustus 1885. Tiba di Pulau Lembata 25 september 1920.
HapusTuan dari Jerman ini selalu diingat jasanya. Semua pastor biasa disebut Tuan di Lembata dan Flores Timur.
Tuan Bode tuan kamen: Pater Bode itu kami punya pastor, kata orang kampung.
Kalau patron Kerajaan Larantuka ya jelas Tuan Ma atau Reinha Rosari atau Bunda Maria karena Raja Larantuka dulu menyerahkan kerajaan kepada Bunda Maria.
BalasHapusPatron suku Lamaholot secara resmi tidak ada tapi ikut Larantuka setelah terjadi katolisasi. Tentu Tuan Ma atau Reinha Rosari.
Patron etnis Lamaholot pra Katolik ya Lera Wulan Tanah Ekan: Matahari Bulan Bumi Alam.
Kamsia untuk penjelasan nya. Dulu kita orang percaya kepada journalis. Kalau ada yang tanya: Lu tahunya dari mana ? Ada ditulis di koran ! Khan sudah disiarkan di radio dan TV !
HapusZaman sekarang banyak journalis-journalisan, journalis-dadakan, atau journalis yang bisa dibeli, sehingga beritanya tidak lagi objektif.
Mereka tidak tahu siapa Franz von Seles, yang seharusnya menjadi Patron panutannya.
Dulu saya belajar bahasa jerman setiap hari dari koran, beritanya tentang perang Vietnam. Semua beritanya akurat, apa adanya.
Teman saya si Fethi, orang Turki, belajar bahasa jerman nya dari buku Comics Donald Duck dan Mickey Mouse versi bahasa jerman. Dia bahasa jerman nya sangat lancar, sampai tua pun, dia suka tertawa ter-kekeh2.
Bayangkan si Fethi Turki, nonton Film The Sound of Music yang dibintangi oleh Julie Andrews, sampai 5 kali dan selalu nangis tersedu-sedu. Dia jadi dokter yang sangat disukai di desa nya.